Gus Makki, Ketua PCNU Banyuwangi ketiban 'awu hangat'. (FT/JAMHARI)

BANYUWANGI | duta.co – Namanya orang jahat, asal sebut orang, agar kejahatannya berjalan mulus. Itulah yang dilakukan Agus Siswanto, untuk bisa menguasai harta Bu Lurah Wilujeng dengan cara membunuhnya.

Tetapi, aksi Agus ini membuat nama Ketua PCNU Banyuwangi, KH Ali Makki (Gus Makki) ikut disebut dalam berita. Gus Makki membantah keras atas pencatutan namanya yang dikait-kaitkan dengan dugaan percobaan pembunuhan terhadap Lurah Penataban, Kecamatan Giri, Wilujeng, Selasa (31 Juli 2018).

Dengan merebaknya kabar percobaan pembunuhan terhadap Lurah Penataban,  Sri Wilujeng melalui grup WA, yang mencatut nama Gus Makki. “Saya, H Muhamad Ali Makki tidak pernah kenal dengan nama Agus Siswanto, Sri wilujeng dan Jion atau Sujiono dan nama nama yang disebutkan dalam perkara tersebut,” begitu penjelasan Gus Makki.

“Apalagi dalam kronologis peristiwa disebutkan jika alamat saya berada di Blokagung, Kecamatan Tegalsari, sementara alamat rumah saya di Dusun Rayud, Desa Parijatah Kulon, Kecamatan Srono. Bisa jadi nama Gus Makki yang disebutkan dalam perkara tersebut bukan Saya, melainkan ada  Gus Makki lain,” ujarnya, Rabu (1/8/2018).

Di sisi lain, Selasa (31/7) dirinya menghadiri undangan acara pengajian Halal Bihalal bersama dengan guru-guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Kecamatan Bangorejo. Sehingga dengan beredarnya kabar yang mencatut namanya membuat amat kaget.

“Saya tegaskan, jika yang dicatut bukan nama H M Ali Makki (Ketua PCNU Banyuwangi). Saya bilang, siapapun orang yang mengatasnamakan saya untuk minta proyek dan minta-minta yang lainya, itu tidak benar,” papar Gus Maki di Kantor PCNU Banyuwangi.

Kepada aparat kepolisian dan pihak berwajib silakan tetap melaksanakan tugas sebagaimana mestinya sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku. Yang lebih khusus, kepada seluruh warga jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU)  untuk tetap tenang dan jangan sampai terprovokasi hingga melakukan hal-hal yang tidak patut.

“Pasrahkan tugas dan wewenang sepenuhnya kepada aparat penegak hukum. Yang jelas, itu fitnah,” tegas Gus Maki.

Awalnya Tidak Mengaku

Sementara Kapolres Banyuwangi, AKBP Donny Adityawarman secara tegas menyatakan kalau Agus,  sudah dilakukan penahanan di sel Mapolres. “Sementara ini tersangka Agus mengaku melakukan hal tersebut sendirian,” tegas Kapolres Donny di Mapolres Banyuwangi, Rabu (1/8/2018).

Baca: MasyaAllah! Mau Bunuh Lurah Catut Nama Ketua PCNU

Menurut Kapolres, yang dialami Bu Wilujeng, Lurah Penataban tersebut ada perjanjian dengan seseorang yang dikenal bernama Agus Siswanto. Keduanya pergi berdua dengan alasan Agus mengatasnamakan Gus Makki, salah satu ulama yang ada di Banyuwangi  akan meminjam sejumlah uang. Jumlah uang itu disepakati Bu Wilujeng dan lurah  dijemput di kantornya.

Kapolres Banyuwangi, AKBP Donny Adityawarman. (FT.JAMHARI)

“Menurutnya, keduanya menuju ke Blokagung membawa uang yang disiapkan oleh bu lurah. Sesampai di daerah Tegalsari, ternyata tidak langsung ke Tegalsari, melainkan mengarah ke Gumitir. Sampai Gumitir dan lain sebagainya, dalam perjalanan Bu Lurah dianiaya dan dipukul dengan palu maupun ditodong pistol (seperti pistol, tapi mainan),” ujarnya.

Namun, masih diperjalanan, Bu Lurah dipaksa untuk melempar uangnya dijok belakang sambil dipukuli dengan tangan kosong. Saat dipinggir sungai di daerah Bangorejo, lurah dikeluarkan dari mobil dalam kondisi badanya diikat, kemudian tubuhnya dibuang ke aliran sungai.

“Alhamdulilah ibu lurah bisa bertahan dalam kondisi badannya terikat dan itu hampir satu jam berhasil diselamatkan warga dan anggota polisi yang ada di Bangorejo. Dari hasil tersebut kita lakukan tindak lanjut untuk terduga tersangka maupun untuk penyelesaian masalah ini. Tadi subuh tidak sampai dua jam kita sudah bisa mengamankan orang yang diduga bernama Agus tersebut dan potonya tersebut kita sampaikan ke bu lurah,” papar Kapolres.

Awalnya, kata Kapolres, Agus tidak mengaku. Tapi berdasarkan keterangan-keterangan orang yang ada dikelurahan pada waktu itu, kalau Bu Lurah keluar dari kantor. Kemudian pembantu rumah tangga yang ada di rumah Agus sendiri memang betul itu mobil milik Agus. Jadi, semuanya jelas.

“Dari hasil keterangan tersebut kita lakukan pengembangan ternyata benar bahwa uang Rp60 juta masih ada dengan bungkusnya dari Bank Mandiri ditemukan di rumah pengasuh anaknya yang ada Desa Kebaman, Kecamatan Srono. Sedangkan tas rangsel yang digunakan Bu Lurah dibuang di daerah Tegalsari. Sementara HP masih kita cari,” bebernya.

Lurah Penataban, Wilujeng ketika dikonfirmasi wartawan di Mapolres Banyuwangi masih enggan berkomentar. “Maaf, kepala saya lagi pusing, tidak bisa komentar,” ujarnya singkat. (jam)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry