Wakil Ketua ISNU Jatim, Dr. Ahmad Zainul Hamdi. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Politik dalam bentuk apa pun tidak boleh masuk ke organisasi Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU). Karenanya, Ketua ISNU Jawa Timur yang nantinya terpilih dalam Konferensi Wilayah Luar Biasa (Konferlub) Sabtu (21/7), dilarang keras berpolitik praktis apalagi ditunggangi partai politik, apa pun partainya.

Wakil Ketua ISNU Jatim, Dr. Ahmad Zainul Hamdi mengatakan, berpolitik memang tidak salah bagi seorang anggota ISNU. Namun, seorang Ketua ISNU harus bisa membawa kepentingan NU di atas segala-galanya. Tidak boleh mengutamakan kepentingan yang lain di luar NU untuk masuk ke dalam tubuh ISNU.

“Selain yang utama itu, Ketua ISNU haruslah seorang sarjana,” ujar Zainul kepada duta.co, Jumat (20/7).

Selama ini diakui Zainul, Ketua ISNU Jatim sudah memasukkan kepentingan politik. Sehingga ISNU Jatim terbawa-bawa. Ada aroma politik. “Sehingga ISNU Jatim seperti sekarang ini,” tandasnya sedikit kecewa.

Karenanya, saat Konferwilub nanti, Zainul berharap semua pihak bisa melakukan proses pemilihan seperti aturan yang berlaku. “Hormati proses pemilihan. ISNU daerah yang memiliki hak suara. Biarkan mereka yang menentukan siapa yang berhak memimpin ISNU sesuai prosedur dan proses,” tuturnya.

Peluang ASN

Karenanya, anggota ISNU yang memiliki kualifikasi dan bisa membawa ISNU Jatim menjadi lebih baik, bisa mengajukan diri untuk menjadi calon.  “Banyak sarjana NU yang memiliki kualitas. Biarkan mereka mencalonkan diri untuk dipilih secara prosedural,” tukasnya.

Di sini, Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peluang kuat. Karena sulit memang mengerem laju politik. Tetapi, setidaknya, jika pengurus atau Ketua ISNU diambil dari Aparatur Sipil Negara (ASN), maka, kemungkinan kecil bisa bermain politik. Karena aturan ASN dilarang berpolitik. (end)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry