PERKUAT NKRI: Tampak Pengurus Cabang GP Ansor Sidoarjo sedang melakukan audensi dengan pejabat TNI demi tegaknya NKRI. (FT/NUO)

SIDOARJO | duta.co – Ketua PC GP Ansor Sidoarjo, H Riza Ali Faizin, minta agar semua pihak memahami aksi Banser dan GP Ansor Sidoarjo yang menolak dai wahabi Khalid Basalamah secara  utuh, jangan sampai sepotong-potong, apalagi berdasarkan kabar yang tidak jelas sumbernya.

“Akhirnya seperti Pak Mahfud MD, yang hanya mendengar atau membaca beberapa media online yang mengabarkan kalau kita (GP Ansor red.) telah melakukan pembubaran. Padahal secara jelas Kapolresta menyatakan tidak ada namanya pembubaran,” demikian pernyataan pers H Riza Ali Faizin, Selasa (07/03/2016) menganggapi pernyataan Mantan Ketua MK Mahfud MD yang menyayangkan sikap GP Ansor dan Banser Sidoarjo saat penceramah Khalid Basalamah di Masjid Salahuddin Perumahan Puri Surya jaya Gedangan, Sidoarjo.

Masih menurut Riza Ali, karena masalah ini sensitif, maka, hendaknya semua pihak memperoleh berita yang benar, apalagi kalau kemudian hendak disuguhkan ke publik. “Pasalnya pernyataan Pak Mahfudz melalui Twitter pribadinya (@mohmahfudmd), itu kemudian dijadikan rujukan beberapa media massa online yang selama ini kerjanya mendiskreditkan Ansor. Mereka selalu mengatakan kalau Ansor anarkis dan tidak manusiawi kepada sesama muslim. Ini berbahaya,” tambah Riza.

Riza yakin, Mahfud MD tidak mendapatkan informasi secara benar dan utuh. Karena itu, harapnya, sebagai tokoh NU, apalagi kalau ingin membuat pernyataan ke publik, sebaiknya melakukan klarifikasi dan memastikan terlebih dahulu kejadian yang sebenarnya. “Kami siap menjelaskan apa sesungguhnya yang terjadi di Sidoarjo,” jelasnya.

Klarifikasi atau tabayun, kata Riza, ini menjadi sangat penting di tengah maraknya berita hoax. Belum lagi menghadapi manuver mereka yang selalu menyebarkan berita bohong, menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya, mendramatisir untuk mengambil simpati orang.

“Gaya mereka yang suka adu domba ini, harus diantisipasi. Ini di antaranya yang menjadi dasar kenapa kita harus menolak dan mewaspadai karena hal ini akan mengganggu kondusifitas serta mengancam kerukunan umat beragama,” ujarnya.

Untuk itu, masih dalam harapan Riza, agar polisi bertindak tegas kepada siapa saja yang menyebarkan berita bohong, penebar kebencian dan hoax. “Bayangkan orang selevel Pak Mahfudz saja menjadi korban hoax, apalagi mahasiswa dan kita masyarakat awan,” katanya.

“Mudah-mudahan ke depan masyarakat, terutama para tokoh yang menjadi rujukan publik lebih hati-hati dalam berkomentar, terutama di media sosial karena ada kemungkinan pernyataan tersebut dijadikan alat untuk mendiskriditkan kelompok lain dan lebih parahnya dijadikan alat untuk mengadu domba serta memecah persatuan bangsa,” demikian Riza menutup pres releasenya. (yan)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry