JAKARTA | duta.co – PDIP menyambut gembira kehadiran La Nyalla M. Mattalitti. Namun banyak yang meragukan komitmen La Nyalla kepada Jokowi. Bahkan ada yang menyebut La Nyalla justru blunder bagi Jokowi, seperti yang dulu dialami Prabowo. Kampanye suka menyebar hoax ala La Nyalla tidak efektif. Sekarang hal itu bisa terjadi pada Jokowi.
Karena itu Tim BPN Prabowo-Sandiaga menyebut dengan pindahnya Nyalla ke kubu Jokowi-Ma’ruf tidak akan berpengaruh dengan suara Prabowo-Sandi. “Kalaupun ada pengaruhnya, kami yakin tidak besarlah. Tidak sampai bisa mengalahkan suara Pak Prabowo,” ujar Direktur Pencapresan PKS Suhud Alynudin kepada wartawan, Rabu (12/12).
Suhud meyakini La Nyalla tidak akan bisa mempengaruhi suara pemilih di Madura.
“Masyarakat Madura itu terkenal independen, tidak mudah berubah haluan dengan iming-iming apa pun,” katanya. Dia tak percaya omongan Timses Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang menyebut ada efek dari La Nyalla Mattalitti pada Pilpres 2019.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tetap yakin jagoan mereka tetap menguasai Madura, Jawa Timur. “Kami optimistis bahwa Pak Prabowo akan tetap unggul di Madura,” kata jubir Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, saat dihubungi, Rabu (12/12/2018).
Andre lalu berbicara tentang survei internalnya. Menurut dia, di daerah Madura, Prabowo memang masih unggul seperti saat Pilpres 2014. Ini yang membuat Jokowi ketar-ketir hingga menggratiskan tol Suramadu. Tapi kiat itu dinilai tidak mempan merayu orang Madura.
“Sampai saat ini, menurut survei internal kami, Pak Prabowo masih unggul di Madura. Apalagi sampai saat ini, masyarakat Madura tidak merasakan dampak positif dari pemerintahan Pak Jokowi,” jelas Andre.
Politikus Partai Gerindra itu lalu berbicara tentang fenomena stunting di Madura. Menurut Andre, anak-anak Madura masih banyak yang mengalami stunting.
“Bahkan stunting atau gagal tumbuh di Madura yang paling tinggi di Jatim sehingga tawaran perubahan Pak Prabowo dan Bang Sandi mengenai pertumbuhan ekonomi, terbukanya lapangan pekerjaan, serta jaminan harga-harga bahan kebutuhan pokok yang terjangkau benar-benar sangat mendapat respons yang positif dari masyarakat Madura,” imbuhnya.
Semua itu tak akan bisa diselesaikan hanya dengan kehadiran seorang La Nyalla. Apalagi La Nyalla juga dikenal suka sesumbar seperti politisi lain yang semua tidak terbukti.
Sejumlah politisi juga pernah melakukan sesumbar yang sama tapi tidak terbukti. Berikut sebagian di antara mereka seperti dikutip dari detik.com.
Gantung Anas di Monas
Pada tahun 2012 silam, Anas Urbaningrum (kala itu menjabat Ketua Umum Partai Demokrat) terlilit kasus korupsi proyek Hambalang di Bogor. Anas merasa dirinya tak terkait dan terucaplah kata-kata ngeri ini.
“Satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas,” jelas Anas di Kantor DPP PD di Jl Kramat Raya, Jakarta, Jumat (9/3/2012).
Anas akhirnya divonis 8 tahun penjara. Pernyataan yang sama diucapkan Anas usai sidang PK di Pengadilan NEgeri Jakarta Pusat, Kamis (26/7/2018) lalu.
Potong Kuping Saya’ Ala Ruhut Sitompul
Ruhut Sitompul adalah politisi yang melintas partai. Ia pernah menjadi Jubir Partai Demokrat, ia pun sering melontarkan janji potong kuping sejak kasus Bank Century merebak. Pernyataan potong kuping sering dipakai Ruhut untuk membela pimpinan partainya kala itu.
Ruhut juga pernah melontarkan potong kuping saat dirinya jadi pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI. Ia pernah sesumbar potong kuping jika Ahok kalah. Pernyataan Ruhuti ini sempat ditagih netizen dan kini disinggung lagi oleh elite Gerindra.
“Ruhut dulu beberapa hari lalu saya ketemu Ruhut kupingnya masih ada dua tuh, nggak dipotong,” singgung Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/12/2018). Ia menyinggung Ruhut saat ditanya soal pernyataan ‘potong leher’ La Nyalla.
Potong Kuping dan Hidung’ ala Lulung
Rabu 16 November 2016 silam ramai video di youtube berisi rekaman Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana bicara soal potong organ tubuh. Rupanya Lulung juga bicara soal potong hidung di tengah panasnya isu Pilgub DKI 2017.
Dalam video, Lulung yang mengenakan kemeja warna putih dan peci warna hitam terlihat optimistis menyampaikan pernyataannya. “Sekarang saya katakan, Ahok pasti kalah,” ujarnya.
“Kalau Ahok menang, saya berani potong kuping dua-duanya dan potong hidung saya. Karena kenapa? dia pasti kalah,” sambung Lulung.
Terjun dari Monas’ Ala Habiburokhman
Politikus Gerindra Habiburokhman juga pernah sesumbar untuk berani terjun dari Monas jika Teman Ahok bisa mengumpulkan KTP dukungan maju independen. Nah rupanya KTP yang dikumpulkan oleh Teman Ahok untuk mendukung Basuki T Purnama (Ahok) jadi Cagub DKI Jakarta tembus sejuta dan memenuhi syarat untuk mengajukan Ahok lewat jalur independen. Namun Ahok mengabaikan itu dan memilih lewat PDIP. (det/hud)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry