
JOMBANG | duta.co – Udara sore di Asrama Arrisalah, Pondok Pesantren Darul Ulum (DU) Peterongan, Kamis (19/6) mendadak terasa lebih sejuk dari biasanya. Sekitar pukul 15.00 WIB, derap langkah dan suara motor dinas Kepolisian mengundang perhatian para santri. Bukan karena ada penangkapan atau penggerebekan, bukan pula karena ada perkara hukum. Namun, karena sesuatu yang lebih dalam; sebuah permohonan doa.
Rombongan Kepolisian Sektor (Polsek) Peterongan yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Iptu S Budi sowan ke Gus H. R. Akbar Rifai, ST, salah satu pengasuh Majelis Pimpinan Ponoes DU, pondok yang juga menjabat sebagai Koordinator Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) serta Bendahara PCNU Jombang.
Kunjungan tersebut dilandasi niat tulus dalam memohon doa dan nasehat menyambut Hari Bhayangkara ke-79, sekaligus memohon restu atas penyelenggaraan pengesahan warga baru Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Kabupaten Jombang.
“Polisi tidak selalu identik dengan penangkapan. Kami pun manusia biasa, yang juga butuh bimbingan dan doa agar tugas kami tetap dalam keberkahan,” kata Kapolsek dengan suara lirih penuh haru. Kamis (19/6)
Dalam suasana penuh kehangatan, Gus Bang, panggilan akrabnya, menyambut para Polisi dengan tangan terbuka. Mereka duduk bersila layaknya santri, mendengarkan nasihat dari sang kiai muda yang dikenal bijak dan rendah hati. Tidak ada sekat antara penegak hukum dan pengasuh pesantren. Yang ada hanyalah ruang hening untuk merenung dan menguatkan niat.
‘Menjaga keamanan adalah ibadah, jika diniatkan untuk maslahat umat,” tutur Gus Bang. “Tapi jangan lupa, kekuatan sejati polisi bukan pada senjata, melainkan pada akhlak dan kejujuran.” ujarnya.
Kepada para aparat yang hadir, Gus Bang juga berpesan agar pengesahan warga PSHT dilandasi niat luhur, bukan diliputi ego atau emosi.
“Silat adalah jalan kehormatan. Jangan sampai kehilangan ruhnya hanya karena ingin terlihat hebat,” pesannya tegas namun bersahaja.
Bagi para santri yang menyaksikan momen itu, kunjungan tersebut menjadi pelajaran tersendiri. Bahwa para penegak hukum pun butuh petunjuk. Dan bahwa pesantren bukan sekadar tempat mencari ilmu, tetapi tempat kembali bahkan bagi mereka yang sehari-hari menjaga hukum di jalanan.
Hari itu, doa mengalir dari seorang guru untuk para penjaga negeri. Sebuah perjumpaan singkat, namun sarat makna. Mengingatkan kita bahwa keamanan tidak lahir dari kekuatan semata, melainkan dari niat yang suci dan hati yang bersih. (din)