Novianto Eko Nugroho, S.E., M.PSDM, Kepala Pusat Pengembangan Karier dan Penelusuran Alumni STIESIA Surabaya. (duta.co/dok)

Oleh : Novianto Eko Nugroho, S.E., M.PSDM, Kepala Pusat Pengembangan Karier dan Penelusuran Alumni STIESIA Surabaya

Deras dan cepatnya arus informasi di era digitalisasi saat ini menutut setiap individu generasi milenial Indonesia harus segera beradaptasi dengan kondisi perkembangan dunia bisnis digital. Karena generasi millenial memiliki pengetahuan teknologi digital melebihi generasi sebelumnya (generasi X dan baby boomers), maka pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan adaptasi ke media baru membutuhkan tenaga generasi millenial. Keterampilan generasi millenial bisa terekam pada semua perguruan tinggi atau universitas di Indonesia. Kominfo pun memastikan bahwa generasi milenial akan memainkan peran penting (Kominfo, 2016).

Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bahwa generasi milenial merupakan kelompok orang yang lahir pada awal tahun 1980-an hingga awal 2000-an. Selain itu usia milenial lainnya yang merajai posisi teratas lainnya soal pengguna internet RI ini, yaitu 20-24 tahun dengan penetrasi 88,5%. Kemudian di bawahnya ada kelompok umur 25-29 tahun dengan penetrasi 82,7%, kelompok umur 30-34 tahun dengan penetrasi 76,5%, dan kelompok umur 35-39 tahun dengan penetrasi 68,5%. Rentang usia diatas merupakan usia produktif kerja.

Potensi dan kesiapan generasi millenial dalam memasuki era digitalisasi dan industri 4.0 harus dimaksimalkan. Sebab, menurut Soesatyo (2018), dalam fungsinya sebagai pekerja, generasi millenial dituntut untuk meningkatkan kapasitas. Tidak cukup hanya dengan penguasaan teknologi, tetapi harus dilengkapi penguasaan sejumlah bahasa asing agar bisa komunikatif pada tingkat global. Peningkatan kapasitas pekerja millenial itu bisa diwujudkan melalui pelatihan, kursus dan sertifikasi. Industri dan institusi pendidikan pun harus peduli pada isu tentang peningkatan kapasitas pekerja di era Industri 4.0 ini.

Kondisi di atas perlu adanya peran kongkrit pemerintah Indonesia dalam dalam bidang pendidikan, teknologi, dan sosial budaya untuk menghadapi transisi menuju revolusi industri dunia keempat dimana teknologi informasi (TI) akan menjadi dasar manusia dalam menyelesaikan segala aktivitas kehidupan bahkan menjadi solusi dalam setiap permasalahan. Revolusi industri 4.0 akan memberikan perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia khususnya life style. Pesatnya perkembangan revolusi industri dengan melahirkan teknologi digital yang memberikan dampak masif terhadap kehidupan, sehingga dapat menghubungkan semua manusia di seluruh dunia serta menjadi basis transaksi perdagangan dan transportasi. Empowering human talent adalah kunci kemajuan Indonesia selain program strategis pemerintah dalam pembangunan infrastruktur kita akan melanjutkan pada pengembangan sumber daya manusia. Indonesia membutuhkan sekitar 17 juta tenaga kerja yang melek teknologi digital pada tahun 2030. (Airlangga Hartarto, Menteri Perindustria RI dan inisiator Indonesia 4.0).

Perkembangan revolusi industri yang sangat pesat membawa perubahan dengan segala konsekuensinya yang menyebabkan industri akan semakin kompetitif. Apabila masyarakat Indonesia tidak segera menyikapi perkembangan ini dengan baik, maka akan timbul berbagai masalah, mulai dari masalah pendidikan, sosial budaya, hingga teknologi. Sebagai generasi milenial, tentunya kita harus menjadi agent of change bagi masyarakat untuk segera beradaptasi dengan perubahan ini.

Konsep Industri 4.0/Tekonologi Digital

Menurut Soesatyo (2018), dalam konteks industri dan produksi, industri 4.0 dipahami sebagai komputerisasi pabrik, atau otomasi dan rekonsiliasi data guna mewujudkan pabrik yang cerdas (smart factories). Indonesia sudah menapaki era Industri 4.0, yang antara lain ditandai dengan serba digitalisasi dan otomasi. Kembali lagi, generasi masyarakat yang “menuju” siap untuk menghadapi era ini adalah generasi millenial.

Perkembangan era industri 4.0 sudah dirasakan oleh seluruh generasi. Misalnya, e-banking dan pesatnya perkembangan sistem pembayaran yang menuju cashless society atau masyarakat dengan uang elektronik seperti kemunculan GO-Pay, OVO, T-Cash, Dana, dan uang elektronik bank. Industri media juga harus beradaptasi ke ranah digital. Media yang semulanya hanya cetak seperti koran dan majalah serta elektronik (televisi dan radio) harus beralih ke platform situs web dan media sosial. Seperti contoh Kompas yang semula beritanya di koran harus diunggah di situs webnya agar pembaca dapat mengaksesnya kapan saja tanpa harus membeli koran karena kebiasaan membeli koran sudah menurun secara drastis terutama pembeli generasi millenial ke bawah (Fahrudin, 2018).

Perkembangan Revolusi Industri

Menurut Martin (2017), dunia telah mengalami proses perubahan yang signifikan sebanyak tiga kali. Pada era pra-revolusi industri, proses produksi dilakukan secara sederhana, manual, dan tradisional oleh para produsen sehingga proses produksi memakan waktu yang cukup lama dan perekonomian dunia yang juga terhambat.

Revolusi industri dimulai ketika ditemukannya mesin tenaga uap pertama oleh James Watt pada abad ke-18. Revolusi ini sering disebut sebagai revolusi industri 1.0. Mesin tersebut membantu manusia dalam meningkatkan proses produksi. Selain itu, perubahan juga terjadi dalam bidang lainnya, misalnya bidang pertanian, transportasi, dan teknologi. Revolusi 1.0 menandakan awal perkembangan dunia dalam berbagai aspek, mulai dari ekonomi, sosial, hingga budaya.

Revolusi industri kedua, yaitu revolusi industri 2.0, terjadi pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Pada masa ini, ditemukan listrik oleh Michael Faraday. Adanya listrik mempermudah mesin bekerja. Selain listrik, juga ditemukan motor pembakaran dalam, sehingga ditemukan mesin-mesin seperti mobil, pesawat terbang, kereta api, dan lain-lain. Mesin tersebut memicu perkembangan pengetahuan tentang efisiensi dan efektivitas proses industri sehingga hasil produksi meningkat.

Revolusi industri ketiga, yaitu revolusi industri 3.0, dimulai dengan munculnya teknologi digital dan internet pada akhir abad ke-20. Teknologi ini memicu terciptanya perangkat elektronik sehingga mesin dapat diatur secara otomatis melalui perangkat tersebut. Tenaga mesin menjadi lebih dipilih dibandingkan tenaga manusia karena produksi dapat dilakukan dalam skala yang lebih besar oleh mesin daripada oleh manusia. Pada era ini pola komunikasi masyarakat juga mengalami peningkatan. Proses bisnis dapat dilakukan dalam jarak jauh. Ekonomi dunia mengalami peningkatan yang sangat pesat.

Memasuki era revolusi industri keempat, atau dikenal juga sebagai revolusi industri 4.0, penggunaan internet semakin mendunia. Hal ini menyebabkan ditemukannya Artificial Intelligence (AI) dan otomatisasi produksi menggunakan internet of things. Proses produksi dapat dikendalikan dari jauh melalui internet sehingga efisiensi dalam produksi akan jauh lebih meningkat. Selain itu, proses pemasaran menjadi lebih mudah. Transaksi dapat dilakukan tanpa perlu bertatap muka.

Perkembangan revolusi industri dalam era digitalisasi saat ini telah merambah semua lini kehidupan masyarakat Indonesia khususnya generasi milenial. Peranan perguruan tinggi sebagai pencetak calon generasi milenial yang siap kerja dan bersaing perlu dilengkapi kemampuan softskill diluar proses belajar mengajar di lingkungan kampus tapi pembelajaran dunia kerja di luar kampus melalui program magang /praktik kerja di perusahaan sebagai wujud nyata implementasi peningkatan sumber daya manusia unggul, berdedikasi tinggi, kreatif dan inovatif.

Terdapat beberapa profesi idaman para generasi milenal dalam meraih sukses dalam karir di era revolusi industri yaitu pertama, web developer merupakan seseorang yang berhubungan dengan pembuatan suatu website dengan menggunakan bahasa pemrograman yang memiliki tanggung jawab menjadi penghubung dari seluruh sumber daya yang dibutuhkan ketika pembuatan website sedang berlangsung, antara lain database, mengatur domain, tampilan web dan lainnya.

Profesi web developer ini juga memiliki penghasilan yang lumayan. Dikutip dari myjobstreet.jobstreet.co.id, penghasilan fresh graduate untuk web developer mulai dari Rp. 3,5 juta – Rp4 juta. Bila keahlian semakin bertambah, maka kemungkinan besar bisa memperoleh gaji hingga Rp13 juta, kedua, Software Engineer menjadi salah satu pekerjaan IT yang juga memiliki penghasilan tinggi.

Menurut data yang diperoleh dari myjobstreet.jobstreet.co.id gaji staff software engineer adalah Rp. 5 juta – Rp. 7 juta. Sementara bagi yang sudah profesional bisa mencapai belasan juta rupiah, profesi ini menugaskan seseorang untuk melakukan semua aktivitas yang bersangkutan dengan engineering (analisa, rekayasa, spesifikasi, implementasi dan validasi. Rangkaian tugas ini demi mencapai tujuan yaitu menghasilkan sebuah produk berupa perangkat lunak yang digunakan untuk memecahkan masalah pada berbagai bidang, ketiga staf perbankan, untuk bekerja di bank, baik itu menjadi teller hingga analis perbankan yang tugasnya menganalisa, merencanakan dan mengevaluasi sistem yang dijalankan.

Selain lebih terlihat mengagumkan, sebagai pekerja bank di Indonesia juga memiliki gaji yang lumayan. Menurut sepulsa.com gaji fresh graduate di bank berkisar antara Rp. 3,5 juta – Rp 7,5 juta tergantung dari posisinya. keempat desainer grafis, sebagai perancang grafis ini memiliki tugas untuk membuat sebuah ilustrasi, tipografis, fotografi atau grafis motion yang dibutuhkan perusahaan untuk menunjang tampilan di website atau media sosial yang digunakan. Data yang diperoleh dari myjobstreet.jobstreet.co.id gaji fresh graduate untuk desainer grafis mulai dari Rp. 3 juta – Rp3,5 juta, sedangkan bagi yang sudah profsional bisa mencapai Rp. 7 juta. kelima blogger, selebgram dan youtuber, yaitu mempromosikan produk yang dijual klien.

Adapun perbedaannya, yaitu hanya dalam penyajiannya saja, blogger dalam bentuk tulisan, selebgram berupa foto/video singkat dan youtuber berupa video dengan durasi panjang. Beberapa bisnis seperti kuliner, destinasi wisata, perhotelan, fashion, kosmetik dan lainnya memanfaatkan jasa mereka untuk mempromosikan bisnisnya. Sekarang ini banyak bermunculan fashion dan beauty blogger atau vlogger (youtuber) dan masih banyak lagi.

Jangan salah, walau hanya mengulas produk saja, harga jasa ketiga profesi ini sangat beragam, yaitu mulai dari ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah per ulasan tergantung dari kreativitas yang dimiliki. Belum lagi penghasilan dari adsanse atau iklan yang terpasang di bloggnya dan youtubenya. keenam dagang online, untuk memulai dagang baju, kosmetik, hijab dan sebagainya tidak perlu lagi membutuhkan modal untuk menyewa tempat yang nantinya dijadikan toko. Sebab, kebanyakan orang sudah lebih suka membeli suatu barang lewat online, baik itu dari media sosial (Facebook dan Instagram) atau e-commerce (Tokopedia, Bukalapak, Shopee dan lainnya). Tak perlu khawatir tidak ada modal untuk membeli stok barang, kamu bisa memulainya jadi dropshiper terlebih dahulu yang sama sekali tidak butuh modal.

Tantangan era digitalisasi dalam revolusi industri 4.0 yang dihadapi generasi milenial harus bisa bersiap dan memanfaatkan kondisi tersebut karena masa depan industri dan manufaktur Indonesia berada di tangan mereka. Menurut Simamora (2019), generasi milenial harus memiliki kemampuan softskill untuk menghadapi persaingan dunia kerja di revolusi industri 4.0 yaitu pertama kemampuan berbahasa asing merupakan kemampuan yang wajib dikuasai agar dapat berkomunikasi dengan masyarakat tingkat global, kedua kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan dari kebiasaan membaca dan berdiskusi secara intensif isu-isu terupdate dalam forum, ketiga kemampuan dalam kreativitas merupakan kemampuan untuk menemukan sesuatu yang unik dan out of the box serta mampu menciptakan inovasi-inovasi baru atau mengembangkan yang sudah ada, keempat, people management merupakan kemampuan untuk mengatur atau leadership untuk mahasiswa, hal ini dapat dikembangkan saat mereka mengikuti organisasi kemahasiswaan ataupun ekstrakulikuler/ unit kegiatan mahasiswa, kelima emotional intelligence atau kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, serta memanfaatkan emosi. (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry