Tumini (tengah) bersama anak pertamanya Ringga dan menantunya Agus serta cucunya Nizam memagang foto Rendi usai prosesi wisuda di Untag Surabaya, Sabtu (23/3/2024). DUTA/ist
SURABAYA | duta.co – Air mata Tumini tak terbendung saat menerima ijazah dari Rektor Untag Surabaya, Prof Mulyanto Nugroho dalam wisuda yang digelar di halaman Kampus Semolowaru itu, Sabtu (2/3/2024).
Turun dari panggung, Tumini harus dipapah anak perempuannya, Ringga Ika karena tampak tak kuat berjalan. Keduanya hadir untuk mewakili Rendi Dwi Hermawan (22), yang meninggal karena gagal ginjal sebelum diwisuda. Rendi adalah anak kedua Tumini dan Jumali. Rendi adalah mahasiswa Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Untag Surabaya.
Rendi meninggal dunia ketika proses penyelesaian skripsinya pada 29 Oktober 2023 lalu. Rendi tiba-tiba drop setelah sidang kedua skripsinya. Dia dilarikan ke rumah sakit terdekat di Mojokerto. Tanpa gejala apapun, Rendi divonis gagal ginjal.
Saat itu Rendi dirujuk ke RS Citra Medika untuk cuci darah, namun kondisinya memburuk dan harus masuk ICU. Tak berapa lama di ICU, Rendi meninggal dunia.
Tumini dengan mata memerah mengaku belum yakin dengan kejadian ini. Dia berharap bisa menjadi pendamping Rendi saat wisuda. Apalagi Rendi sudah menyuruhnya mempersiapkan kebaya kembaran dengan Ringga kakak Rendi, serta kemeja batik warna senada dengan Agus Subianto suami Ringga serta Nizam anak Ringga dan Agus.
“Saya nangis bukan sedih. Saya Insya Alloh ikhlas. Saya menangis karena terharu, saya senang Rendi sudah sarjana. Dia sudah lulus kuliah, sesuai dengan keinginannya,” tuturnya.
Ditambahkan Ringga, adik semata wayangnya itu selalu berkeinginan bisa wisuda cepat. Bahkan ketika drop dan harus dilarikan ke rumah sakit, dia sempat berkata ingin sekali ikut wisuda. “Ini kami wakili agar dia juga tenang,” kata Ringga.
Keinginan Rendi menjadi sarjana yang ahli bidang teknologi informasi sudah bisa terwujud. Tumini dan keluarga berharap Rendi bisa hidup tenang. Dan kasus Rendi ini bisa menjadi pelajaran berarti bagi siapapun.
“Menjaga kesehatan itu penting. Rendi memang tidak terdeteksi penyakit sebelumnya. Tapi dari gaya hidupnya sudah kurang sehat, suka makan fast food, kurang olahraga dan kurang mengonsumsi air putih. Padahal kerjaannya duduk dan menghadap laptop dan komputer,” tutur Ringga.
Wisuda ke-128 digelar dengan tema Untukmu Indonesiaku. Sebanyak 1.209 wisudawan yang terdiri dari 1.003 Wisudawan Sarjana Strata-1 dari 16 Program Studi, 125 wisudawan Strata-2 dari 6 Program Studi, 32 Wisudawan dengan Gelar Psikologi Profesi, dan 49 Wisudawan Doktor Strata-3 dari 3 Program Studi.
Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, M.M., CMA., CPA secara resmi mengukuhkan dan menyampaikan rasa bangga kepada para wisudawan atas berhasilnya menyelesaikan studi di Kampus Merah Putih.
“Sesuai dengan tema wisuda ini, dengan bangga Untag Surabaya melepas wisudawan untuk menjadi asset negara yang mampu berkontribusi untuk Indonesia yang didasarkan pada tujuan NKRI. Yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mencetak patriot Merah Putih yang mampu memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa Indonesia melalui keilmuan masing-masing,” ujar Prof. Nugroho. ril/end