Pertemuan tim Pengmas Ubhara dan UKWMS untuk bantu petani dan masyarakat Desa Kesamben Wetan, Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik. DUTA/ist
GRESIK | duta.co – Desa Kesamben Wetan, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik dikenal sebagai penghasil kunyit yang melimpah.

Kunyit yang dihasilkan itu hanya dijual mentah dan jika diolah  hanya diiris lalu dijemur  setelahnya diserahkan ke tengkulak.

Karena itu, dosen dari Universitas Bhayangkara yakni Saidah dan Hasti (prodi Teknik Elektro Ubhara), Endang Siswati (prodi Manajemen Ubhara) dan Srianta (prodi Teknologi Pangan, Universitas Widya Mandala Surabaya/UKWMS) membantu  agar hasil unggulan desa bisa dimanfaatkan secara maksimal dan bisa menyejahterakan seluruh warga.

Empat dosen itu pun mengajukan proposal program Pemberdayaan Mitra Usaha Produk Unggulan Daerah (PM-UPUD) yang berjudul Penerapan Ipteks Pada Olahan Tanaman Kunyit untuk Meningkatkan Kualitas Dan Pemasaran Di Desa Kesamben Wetan Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik Jawa-Timur .

“Dan alhamdulillah pada tahun ini setelah melewati tahap seleksi terhadap ribuan proposal dari dosen PTN/PTS se-Indonesia oleh DRTPM, proposal PM-UPUD kami masuk dalam salah satu dari 18 judul proposal PM-UPUD yang disetujui dan lolos didanai,” ujar Saidah selaku ketua tim.

Pelaksanan pengabdian ini dilakukan di Desa Kesamben Wetan selama tiga tahun.
Untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh mitra yang dimulai 2024 ini.

Dikatakan Saidah,  kegiatan yang dilaksanakan di tahun pertama ini yaitu membuatkan Teknologi Tepat Guna (TTG) mesin pencuci kunyit dan mesin pengukus kunyit  pada UD. Asrifa Jaya sebagai mitra 1 dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Kesamben Wetan sebagai mitra 2.

“Kedua mitra ini sebagai penerima hibah dari program PM-UPUD kami yang berguna untuk meningkatkan kualitas dari tanaman kunyit,” ungkap Saidah.n

Dikatakan Saidah, mesin pencuci kunyit ini dibuatmaksimal kapasitasnya 50 kilogram. Sekali penggunaan yang berlangsung dalam beberapa menit kunyit sudah  bersih. Pada mesin pencuci kunyit ini juga terpasang softstater sebagai alat untuk mengurangi lonjakan beban daya listrik selama  fase penyalaan daya motor karena mesin yang dibuat berskala 750 watt dengan menggunakan motor 1 fasa. Mesin pencuci kunyit dilengkapi set timer yang otomatis mati jika sudah mencapai waktu yang diatur. Mesin ini menggunakan LPG sebagai bahan bakar pemanasnya.

Untuk  mesin penggukus kunyit  dibuatkan untuk  kapasitas  50 kg  sekali penggunaan yang berlangsung selama 30 menit dengan suhu 80˚C, dan langsung matang.

Dikatakan Bambang selaku perwakilan BPP Kecamatan Driyorejo, pihaknya sangat membutuhkan teknologi semacam ini. Karena di Kecamatan Driyorejo belum ada satupun Gapoktan kunyit yang  memiliki mesin pencuci dan pengukus.

“Kami tidak mungkin sendirian untuk memikirkan masalah kunyit ini. Memikirkan nasib petani  kunyit pasca pandemi ini saja sudah berat,” jelas Bambang.

Dengan adanya alat-alat ini, Bisa sebagai modal awal dari ide olahan yang bisa dikembangkan ke depannya, bisa diolah sebagai minuman ataupun makanan.

Menurut Billy, mahasiswa yang tergabung dalam PM-UPUD ini, ada tujuh alat yang akan dihibahkan kepada Gapoktan Desa kesamben Wetan. Ditahun pertama yaitu mesin pencuci kunyit dan mesin pengukus kunyit, untuk tahun kedua ada mesin perajang kunyit dan mesin pengerin. Di tahun ketiga ada tiga alat yang diberikan yaitu mesin penghalus kunyit, timbangan untuk skala besar dan kecil serta siler untuk pengemasan.

Secara khusus Billy juga menjelaskan selain kegiatan utama ada dua kegiatan penunjang PM-UPUD di tahun pertama atau 2024, yakni pelatihan sistem manajemen administrasi usaha dan pemberian software aplikasi manajemen administrasi usaha, pelatihan dan pendampingan yang berguna untuk mengetahui rugi dan laba yang diperoleh dalam tiap bulan serta kondisi stok kunyit. ril/lis

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry