Pemeriksaan kondisi mata sebelum dilakukan operasi bagi penderita katarak di Pulau Bawean Gresik. DUTA/ist

GRESIK | duta.co – Puluhan personal dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) hadir dalam menyukseskan program Pulau Bawean bebas penyakit katarak. Bekerjasama dengan Eyelink Foundation, pengabdian masyarakat ini untuk memperingati satu abad Nahdlatul Ulama (NU).

Tim pengabdian kepada masyarakat Unusa, dr. Fifin Kombih mengungkapkan, bahwa tim Unusa dan Eyelink Foundation telah melakukan observasi dan pemeriksaan awal yang menunjukkan bahwa terdapat 296 orang menderita Katarak, 90 orang menderita Pterigium dan 135 penderita Kelainan Refraksi.

“Ratusan orang ini mendapatkan operasi sejak 6 – 11 Februari, kemarin. Dan terdapat satu keluarga yang mengalami Katarak,” ungkapnya di ruang kerjanya Klinik Pratama Unusa Kampus A, Jumat (17/2).

Fifin menambahkan, relawan Unusa yang berangkat ke Bawean, yakni dari dosen Unusa, dokter muda FK Unusa, dan mahasiswa keperawatan Unusa. Para dosen dan dokter yang berangkat sekaligus untuk melakukan pengabdian masyarakat, demikian juga dengan para mahasiswanya. Unusa mengirimkan 2 tim dalam 2 tahap bakti sosial.

“Adanya kegiatan ini sebagai bentuk kerjasama Unusa sebagai perguruan tinggi NU dalam memperingati satu abad NU. Kami bersyukur dapat bersama-sama asosiasi dan lembaga terkait serta Eyelink Foundation dapat berkontribusi untuk masyarakat yang memang masih dapat disembuhkan atas kebutaan mereka diderita,” katanya.

Rektor Unusa, Prof  Achmad Jazidie mengungkapkan kegiatan ini merupakan kelanjutan bentuk kerja sama antara Unusa dengan Eyelink Foundation. MoU yang ditandatangani itu tidak hanya untuk Bawean, Gresik, tapi akan dilakukan di daerah-daerah di Jatim.

“Unusa akan mensuport kegiatan dalam kegiatan ‘Indonesia Bebas Kebutaan’ yang diinisiasi oleh Eyelink Foundation. Unusa akan menerjunkan mahasiswa perawat dan para dokter muda dan dosen sebagai bagian dari proses pembelajaran,” katanya.

Jazidie, menambahkan, kerja sama ini bagian dari keikustertaan Unusa sebagai perguruan tinggi NU dalam memperingati satu abad NU. “Kami bersyukur dapat bersama-sama asosiasi dan lembaga terkait serta Eyelink Foundation dapat berkontribusi untuk masyarakat yang memang masih dapat disembuhkan atas kebutaan mereka diderita,” katanya.

Sekretaris Kecamatan Tambak Sipadi menyampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya atas hadirnya program baksos kesehatan mata di Tambak, Bawean.

Dia berharap program ini dapat dirasakan seluruh warga Tambak, khususnya yang menderita gangguan penglihatan. Apresiasi ini juga diungkapkan oleh Kepala Puskesmas Sangkapura, dr. Diki Syaiful Umami.

“Semoga program ini dapat terus berlanjut mengingat sulitnya akses masyarakat Bawean untuk dapat berobat ke daratan Gresik,” katanya menanggapi satu keluarga di Bawean yang terkena katarak akhirnya mendapat perawatan.

Salah satu keluarga yang bersyukur mendapatkan sentuhan dari Unusa dan Eyelink Foundation adalah keluarga Bahar. Warga Kecamatan Tambak itu diketahui menderita katarak. Sedihnya, dua anaknya yakni Nurim (13) dan adiknya yang berusia lima tahun juga terkena. Begitupun sang istri.

Kedua anaknya menderita katarak karena faktor keturunan. “Nurin menjadi pasien termuda yang kami tangani. Sedangkan adiknya butuh penanganan di rumah sakit karena harus dibius total,” kata tim dokter mata Eyelink Foundation, dr Fitri Romadhiana.

Awalnya kondisi keluarga ini tidak diketahui jika tidak dilakukan skrining sebelumnya. “Kita ingin memutus mata rantai ini dengan deteksi dini dan pengobatan,” kata dr Fitri.

Bahar pun mengaku senang akhirnya kondisi penglihatannya bisa ditangani. Sehingga dia dan keluarganya bisa melihat kembali. “Alhamdulillah, semua mau operasi. Istri saya yang awalnya tidak mau operasi akhirnya mau,” tukas Bahar.

Tidak hanya katarak, penderita pterigium dan kelainan refraksi juga ditangani dengan baik agar bisa sembuh dari keluhannya.

Unusa ikut serta dalam pengabdian masyarakat untuk membantu masyarakat Bawean bisa melihat dengan normal kembali. DUTA/ist

Founder Eyelink Foundation dr Uyik Unari, menyampaikan pasca operasi tajam penglihatan atau visus dari warga Bawean sangat bagus. Mereka yang sebelumnya tidak bisa melihat sekarang bisa beraktivitas sendiri tanpa bantuan dari orang lain.

Baksos ini akan diadakan sepanjang 2023 dan telah dimulai untuk tahap awal pada 6-11 Februari. Masyarakat Bawean menunjukkan antusiasme yang luar biasa terhadap hadirnya program ini bahkan puas dengan pelayanan dari tim Eyelink Foundation.

Cuaca buruk dan perbedaan bahasa tidak menghalangi semangat tim Eyelink Foundation untuk memberikan pelayanan kesehatan mata yang prima.

Dari skrining awal yang dilakukan tim Eyelink Foundation, dari dua kecamatan yakni Tambak dan Sangkapura, ada  296 orang menderita katarak, 90 orang menderita pterigium dan 135 penderita kelainan refraksi.  ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry