Keterangan foto (kanan) detik.com.

SIDOARJO | duta.co – Lagi, Sabtu (25/10/25) santri Pondok Pesantren (Ponpes) Manba’ul Hikam, Tanggulangin, Sidoarjo mengajak Banser dan GP Ansor serta anggota polisi dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Sidoarjo untuk turun jalan.

Masih dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) ke-10, mereka menggelar acara unik dan keren, ‘Motoran Klasik’ keliling Sidoarjo. Mereka konvoi mengambil rute dari Ponpes Manba’ul Hikam menuju Gedung Serbaguna Mapolresta Sidoarjo.

“Hari ini tasyakuran Hari Santri ke-10. Kami bersinergi dengan Polresta, Banser dan teman-teman Ansor untuk menunjukkan bahwa santri siap tampil di permukaan, menjadi bagian dari solusi bangsa,” kata KH Abdul Wachid, pengasuh Ponpes Manba’ul Hikam kepada duta.co.

Menurut Gus Wahid, panggilan akrabnya, di tengah problem yang mendera kalangan pesantren, maka, santri harus tampil prima, menjelaskan ke publik bahwa santri adalah bagian untuk menyelesaikan urusan bangsa. “Kalau tidak kita, siapa? Banyak kalangan yang belum paham tentang santri,” tegasnya

Kritik terhadap pesatren, katanya, itu sah-sah saja, sepanjang rasional demi perbaikan. “Pesantren itu mengedepankan adab. Dan adab itu lebih tinggi dari ilmu. Meski ilmunya ‘sundul langit’, kalau tanpa adab, tidak ada gunanya. Hari ini, kita tunjukkan bahwa santri itu santun, termasuk dalam berkendaraan,” tambahnya.

Kasat Lantas Polresta Sidoarjo, Kompol Jodi Indrawan, mengatakan kegiatan ini menjadi wujud kolaborasi dan sinergi antara kepolisian, kalangan santri, dan masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran tertib berlalu lintas. “Alhamdulillah, kegiatan ini menjadi momentum positif bahwa santri dan Polri tidak bisa dipisahkan. Kami bersyukur antusiasme peserta luar biasa, sampai kursinya tidak cukup,” ujar Kompol Jodi di sela-sela kegiatan.

Ia menambahkan, hampir seluruh peserta menunjukkan kedisiplinan dengan mengenakan helm selama perjalanan. Dari laporan anggota di lapangan, 99,99 persen peserta hari ini memakai helm. Ini menunjukkan kesadaran santri terhadap keselamatan di jalan sudah tinggi,” tambahnya.

Masih menurut Jodi, kegiatan Motoran Klasik tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga sarana edukasi keselamatan berkendara bagi para santri dan masyarakat. “Kami ingin pesan keselamatan di jalan raya bisa disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan bermakna. Santri adalah bagian penting bangsa yang juga harus menjadi pelopor tertib lalu lintas,” ujarnya.

Santri akan menunjukkan tetap tertib dalam menjaga keselamatan. “Kami minta agar semua tertib lalu lintas, jangan nyerondol atau salip sembarangan. Patwal di depan, Banser menyusul, lalu jip dan peserta lainnya. Kita tunjukkan bahwa santri juga bisa tertib,” ujar Gus Wahid sambil menegaskan, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa santri tidak hanya fokus pada pendidikan agama. (lut)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry