SURABAYA | duta.co – Mukhlas Syarkun, tokoh muda NU menilai, bahwa, hasil Musyawarah  Rais Aam PBNU dan dua Wakil Rais Aam yang memutuskan agar Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (harus) mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PBNU, sangatlah lemah.

“Tidak bisa ujug-ujug Rais Aam memecat Ketum PBNU. Rais Aam itu domainnya soal keagamaan. Kalau Ketum PBNU ada kesalahan serius, harus dengan Surat Peringatan (SP), itu pun berjenjang,” tegas Kang Mukhlas, panggilan akrabnya kepada duta.co, Jumat (21/11/25).

Ditanya soal background pemecatan tersebut, Kang Mukhlas melihat masih sangat lemah. Ia memang mendengar latarbelakang keputusan tersebut, tetapi, menurutnya hal itu butuh penjelasan rigit. “Budaya kita itu tabayun,” jelasnya.

“Kalau soal kehadiran tokoh pro Israel Peter Berkowitz di Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU), rasanya kok tidak. Di samping Ketum PBNU sudah minta maaf, di sana juga ada sejumlah Rais yang hadir,” tegasnya.

Sumber duta.co juga menjelaskan, bahwa, hari-hari ini, di Surabaya tengah dilakukan rencana eksekusi hasil Musyawarah Rais Aam dan Wakilnya yang memecat Gus Yahya dari jabatan Ketum PBNU. “Kita belum tahu hasilnya, semoga NU selalu dijaga Allah SWT dari perpecahan internal, tegasnya.

Seperti diberitakan duta.co, bahwa, Gus Yahya diminta segera mundur dari jabatan Ketum PBNU dalam waktu 3 (tiga) hari. Ini terhitung sejak diterimanya keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU.

Sementara, point b, lebih keras lagi. “Jika dalam waktu 3 (tiga) hari tidak mengundurkan diri, Rapat Harian Syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,” demikian potongan surat keputusan tertanggal 20 November 2025 yang terbaca duta.co, Jumat (21/11/25).

Potongan surat keputusan itu, diteken Pimpinan Rapat, Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar. “Saya juga heran. Ada apa di PBNU? Bukankah Rais Aam dan Ketum PBNU itu sama-sama mandataris muktamar. Masak Rais Aam bisa membuat musyawarah sendiri memecat Ketua Umum PBNU?” demikian disampaikan Dr M Sholeh Basyari, Direktur Eksuktif CSIIS (Center for Strategic on Islamic and International Studies) yang dikenal sebagai tokoh muda NU kepada duta.co.

Bila ada deadline 3 (tiga) hari, maka, Ahad 23 Nov 2025 besok, menjadi penentuan. “Kalau benar, ini memprihatinkan. Dan sejumlah sumber sudah membenarkan hal tersebut (keputusan masyarakah Rais Aam dan dua wakilnya red.),” tambah Dr Sholeh.

Apakah ini terkait kehadiran tokoh pro Israel Peter Berkowitz ke acara Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) konon atas undangan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya? “Kalau soal ini, Ketum PBNU sudah minta maaf,” jelas Dr Sholeh.

Menurut sumber duta.co di lingkungan NU, posisi Gus Yahya sebagai Ketum PBNU kini memang ada yang tengah mengincarnya. “Ada juga yan berpikir tunggu muktamar saja, toh waktunya tidak lama. Memang yang saya dengar Ketum PBNU kita itu sedikit sembrono, ini membuat marah orangtua,” tegasnya. (mky)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry