SURABAYA | duta.co – Dr KH Romadhon Chotib, Katib Syuriah PWNU Jatim, menjelaskan, bahwa, Konferensi Wilayah (Konferwil) XVIII Nahdlatul Ulama Jawa Timur yang diawali hari Jumat 2 Agustus 2024 sampai Ahad 4 gustus 2024 nanti di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, memilki makna strategis.
Peserta konferensi bukan saja bisa menghayati misi besar didirikan jamiyah Nahdlatul Ulama (NU), tetapi mereka juga bisa ngalap berkah, berziarah ke makam muassis (pendiri) NU, almaghfurlah Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari di kompleks Tebuireng, Jombang. “Kita bisa bersama-sama ziarah ke makam beliau,” tegas Dr KH Romadhon Chotib, Katib Syuriah PWNU Jatim menjawab pertanyaan duta.co.
Yusuf Hidayat, mantan Ketua LazisNU PCNU Surabaya memberikan apresiai kepada panitia Konferwil XVIII NU Jatim. Menurutnya, pilihan Pondok Pesantren Tebuireng sebagai tuan rumah, memiliki makna yang mendalam.
“Ribuan pengasuh pondok pesantren – baik dari Jombang mau pun luar Jombang — sudah konfirmasi hadir. Ini mengingatkan kita pada tema Harlah 1 Abad NU, bahwa, pesantren menjadi ruh kebangkitan kembali NU saat memasuki (usia) abad kedua ini,” tegas Gus Yusuf panggilan akrabnya.
Menurut alumni PP Tebuireng, Jombang ini, sosok KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin adalah perekat kuat jamiyah NU Jawa Timur. “Soliditas NU sangat dibutuhkan. Karena itu, tepat pilihan tema panitia Konferwil XVII NU Jatim, adalah ‘Merajut Ukhuwah dan Mengokohkan Jamiyah dalam Pendampingan Umat’. Inilah harapan kita ke depan,” tegasnya.
Sosok Gus Kikin, jelas Gus Yusuf, sudah waktunya untuk memajukan NU sebagaimana visi-misi besar jamiyah. Putra pasangan KH Mahfudz Anwar dan Nyai Hj Abidah Ma’shum (putri sulung Hasyim Asy’ari, Nyai Hj Khoiriyah Hasyim) ini, tidak melibatkan diri dalam politik praktis. “Ini skenario Allah SWT. Semoga kebangkitan kedua di usia satu abad lebih, NU ini benar-benar bermanfaat untuk umat,” punkasnya.
Lebih Dekat dengan Gus Kikin
KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin adalah putra almarhum KH Mahfudz Anwar dan Nyai Hj Abidah Ma’shum. Dari Jalur ibu, nasab beliau bersambung kepada Nyai Hj Khoiriyah Hasyim, putri sulung KH M Hasyim Asy’ari yang diperistri KH Ma’shum Ali, ahli falak asal Gresik dan pengarang kitab Amtsilah Tasrifiyah, atau kakak kandung KH Adlan Ali Cukir.
Dari jalur ayah, nasab beliau bersambung kepada KH Anwar bin Alwi, pendiri Pondok Pesantren Tarbiyatul Nasyi’in Paculgowang, Jombang. Gus Kikin terhitung masih adik sepupu KH Anwar Mansur, pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Lirboyo.
Gus Kikin dikenal sebagai ulama yang tawadhu dan rendah hati. Sikap kerendahan hati itu ditunjukkan jika bergaul dengan orang-orang menengah ke bawah dan menengah ke atas. Gus Kikin saat ini memimpin pesantren Tebuireng setelah KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) wafat Februari 2020 lalu.
Gus Kikin sendiri sudah diminta membantu Gus Solah mengurus Tebuireng sekaligus bersiap menjadi pengganti. Sejak saat itu, ia banyak belajar dari adik kandung Presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut.
Pemilihan Gus Kikin sebagai pengasuh Tebuireng dilakukan melalui musyawarah keluarga, yakni melibatkan semua dzurriyah KH Hasyim Asy’ari selaku pendiri pesantren. Sebanyak 200 lebih anggota keluarga pesantren saat itu berkumpul. Meski melalui berbagai tahapan selayaknya dalam pemilihan, Gus Kikin akhirnya terpilih menjadi penerus Gus Solah.
Gus Kikin merupakan seorang pengusaha di bidang minyak dan gas bumi. Ia tercatat sebagai pemilik PT Energi Mineral Langgeng (EML), sebuah perusahaan migas nasional yang diberi amanat mengelola South East Madura Block. Wilayah kerja yang dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) ini meliputi Sumenep dan Situbondo.
PT EML telah melakukan pengeboran dua sumur eksplorasi. Dua sumur itu berada di Desa Tanjung, Saronggi, Sumenep, Jawa Timur. Gus Kikin menobatkan Sumur Eksplorasi ENC-01 sebagai sumur migas pertama di Indonesia yang dimiliki oleh santri pada 3 April 2012 lalu.
Pada 9 September 2018, PT EML kembali melanjutkan pengeboran Sumur Eksplorasi ENC-02. Target kedalaman sumur eksplorasi ini direncanakan mencapai sekitar 9.800 kaki dan akan menembus beberapa jenis lapisan batuan.
Kegiatan pengeboran yang berlangsung selama 210 hari dan berakhir 6 April 2019 itu berhasil menemukan potensi hidrokarbon. Status sumur itu berhasil menembus kedalaman 7.289 kaki dan dinyatakan sebagai sumur minyak serta gas (oil and gas discovery). Sosok yang dikenal sebagai ulama tawadhu dan rendah hati itu, saatnya mewakafkah diri memimpin PWNU Jatim. (mky)