Rizka Rohmawati, S.Kep.Ns., M.Tr. Kep – Dosen Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK)

DIABETES Mellitus (DM) saat ini menjadi salah satu masalah kesehatan yang terus meningkat di Indonesia. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) 2021, Untuk penderita usia dewasa (20–79 tahun), diperkirakan sebanyak 20,4 juta orang pada tahun 2024, setara dengan prevalensi sekitar 11,3% dari total populasi dewasa. Angka ini diprediksi akan terus bertambah apabila tidak dilakukan pencegahan dan pengendalian yang tepat.

Bagi penderita diabetes, mengatur pola makan adalah kunci utama agar kadar gula darah tetap terkendali. Namun, menjalankan pola makan sehat bukanlah perkara mudah. Sering kali penderita merasa tertekan dengan banyaknya aturan diet, bahkan sampai menyerah karena merasa hidupnya terlalu dibatasi.

Di tengah tantangan itu, ada satu pendekatan sederhana yang bisa membantu, yaitu mindful eating. Pendekatan ini tidak hanya menekankan pada apa yang dimakan, tetapi juga bagaimana sesemasyarakat makan dengan penuh kesadaran. Menariknya, keberhasilan mindful eating pada penderita diabetes ternyata sangat dipengaruhi oleh dukungan keluarga. Inilah yang membuat keluarga memiliki peran sentral: ketika keluarga peduli, diabetes pun lebih terkendali.

Mengapa Dukungan Keluarga Begitu Penting?

Banyak penderita diabetes merasa terbebani karena harus mengubah gaya hidup semasyarakat diri. Padahal, perubahan gaya hidup akan lebih mudah jika dilakukan bersama keluarga. Keluarga adalah lingkungan terdekat yang setiap hari berinteraksi dengan penderita.

Ada beberapa alasan mengapa keluarga memegang peranan penting:

  1. Kebiasaan makan dibentuk di rumah. Penderita diabetes akan lebih mudah menjalani pola makan sehat jika rumah menyediakan pilihan makanan yang tepat.
  2. Kesehatan emosional berpengaruh pada kesehatan fisik. Dukungan keluarga membuat penderita merasa dihargai dan tidak sendirian, sehingga stres bisa berkurang. Stres yang rendah terbukti membantu mengendalikan gula darah.
  3. Keluarga bisa menjadi pengingat alami. Alih-alih dianggap sebagai “polisi makanan”, keluarga bisa menjadi pengingat yang penuh kasih sayang, misalnya dengan kalimat, “Yuk, kita coba kunyah pelan-pelan biar lebih terasa nikmatnya.”

Peran Keluarga dalam Penerapan Mindful Eating

Lalu, apa saja yang bisa dilakukan keluarga untuk membantu penderita diabetes menerapkan mindful eating? Berikut beberapa langkah sederhana namun berdampak besar:

  1. Menciptakan Suasana Makan yang Tenang. Hindari kebiasaan makan sambil menonton televisi atau bermain ponsel. Ciptakan suasana makan yang nyaman agar setiap masyarakat bisa fokus pada makanan yang ada di hadapannya.
  2. Menjadi Teladan. Keluarga sebaiknya ikut serta dalam praktik mindful eating. Misalnya dengan mengunyah makanan lebih lama, meletakkan sendok setelah beberapa suapan, atau memberi jeda sebelum menambah porsi.
  3. Menyediakan Pilihan Makanan Sehat. Tanpa perlu memisahkan menu, keluarga bisa menyiapkan makanan sehat yang bisa dinikmati bersama. Misalnya mengganti camilan manis dengan buah segar, menyediakan lauk yang dipanggang daripada digoreng, serta memperbanyak sayur di meja makan.
  4. Memberi Dukungan Emosional. Kadang penderita merasa lelah dengan aturan yang harus dijalani. Di saat seperti ini, keluarga bisa menjadi tempat berbagi perasaan. Kalimat dukungan sederhana seperti, “Tidak apa-apa kalau kadang ingin makan manis, yang penting kita belajar mengontrol bersama-sama,” dapat membuat penderita lebih tenang.
  5. Mengajak Aktivitas Bersama. Mindful eating akan lebih efektif jika diiringi gaya hidup aktif. Keluarga bisa mengajak berjalan kaki bersama, bersepeda santai, atau sekadar bercocok tanam di halaman. Aktivitas ini membuat tubuh lebih sehat sekaligus mempererat ikatan emosional.

Manfaat Mindful Eating dengan Dukungan Keluarga

Ketika keluarga terlibat aktif, penderita diabetes bisa merasakan manfaat yang nyata:

  1. Kadar gula darah lebih stabil karena pola makan lebih terkontrol.
  2. Mengurangi stres karena penderita merasa tidak sendirian.
  3. Meningkatkan kualitas hubungan keluarga, sebab proses makan bersama menjadi momen kebersamaan.
  4. Meningkatkan kepatuhan terhadap pola hidup sehat, karena penderita merasa didukung, bukan dihakimi. *
Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry