WARGA desa antre air bersih saat mulai mengalami kekeringan di musim kemarau. (foto duta.co: abdul)

PASURUAN | duta.co – Sedikitnya 15 desa di empat kecamatan di Kabupaten Pasuruan, hingga saat ini mulai mengalami krisis air akibat musim kemarau. Selain penanganan tanggap darurat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan telah berupaya mengatasinya secara permanen melalui program Pengadaan Pipanisasi Air Bersih (PPAB) dan difokuskan pada pemanfaatan mata air secara optimal.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mulai melakukan distribusi terhadap desa- desa yang mengalami krisis air bersih tersebut. “Saat ini, sebanyak 15 desa di empat kecamatan, mengalami krisis air. Bukan hanya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Air baku yang dibutuhkan untuk lahan pertanian juga krisis, “ujar Kepala BPBD, Kabupaten Pasuruan, Bakti Jati Purnama, Rabu (11/10/2017).

Menurut dia, untuk krisis air bersih, BPBD telah melakukan upaya tanggap darurat dengan mengirimkan pasokan air ke desa-desa itu dengan mobil tanki sesuai dengan kebutuhan. Bahkan sebelumnya secara rutin pihaknya juga telah mendistribusikan pasokan air ke 11 desa di tiga kecamatan yakni Lumbang, Winongan dan Lekok. “Namun atas permintaan, ada empat desa lagi di Kecamatan Pasrepan yang meminta kiriman air bersih, “paparnya.

Dikatakannya, sesuai kebutuhan dan permintaan memang sejak bulan Agustus lalu mengalami peningkatan akan permintaan di desa desa yang membutuhkan dengan berkoordinasi melalui kecamatan. “Memang beberapa desa yang urgen akan kebutuhan air, yang kami utamakan. Sedangkan untuk kebutuhan air baku, upaya penanganan permanen juga terus dilakukan hingga saat ini, ”ungkap Bakti Jati Permana.

Sementara, Manajer Area USAID (United States Agency for International Development ) Iwins Kabupaten Pasuruan, M Dardiri, berharap agar Pemkab Pasuruan, menghindari aksi pengeboran secara meluas. Lantaran Kabupaten Pasuruan dikenal sebagai daerah cekungan air dengan banyak mata air. “Tinjauan di lapangan, banyak mata air yang belum dimanfaatkan secara optimal, “ucap Dardiri.

Menurut dia, pemanfaatan mata air secara optimal, akan mengubah dan menarik minat warga untuk melakukan konservasi lingkungan, agar mata air tidak mati atau mengecil. Pengadaan air bersih di Kabupaten Pasuruan pada tahun-tahun sebelumnya, dinilai mubadzir. Lantaran lebih banyak dilakukan dengan pengeboran dan justru tidak mengucurkan air karena titik koordinatnya kurang tepat.

Disisi lain, Kepala Bidang Sanitasi dan Air Bersih Dinas Permukiman Kabupaten Pasuruan, Ikhwan Adi, menyampaikan pihaknya konsentrasi pada pemanfaatan mata air. “Kami prioritaskan pada pemanfaatan mata air secara maksimal. Juga upaya penyadaran terhadap masyarakat untuk menjaga dan melakukan konservasi lingkungan. Kami berharap bantuan banyak pihak untuk mendampingi warga, ”tandasnya.

Pada 2017 ini, ada puluhan lokasi pengadaan air bersih di Kabupaten Pasuruan. Selain anggaran alokasi APBD, Kabupaten Pasuruan juga mendapatkan suntikan dana dari dari pemerintah pusat sebesar Rp 40 miliar untuk beberapa desa yang berada di atas Umbulan, Kecamatan Winongan, sebagai wujud kompensasi proyek SPAM Umbulan yang mana airnya akan didistribusi kelima daerah di Jatim. (dul)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry