JAKARTA | duta.co – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menemui jajaran pengurus Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/5). Ini sebagai langkah sinergi antara KLHK dengan organisasi keagamaan untuk mensukseskan program Pemerintah Pusat.

Menurut Siti, dukungan organisasi keagamaan dibutuhkan karena mempunyai jaringan hingga ke tingkat paling bawah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu, ia ingin adanya sinergi program-program KLHK yang sebagian besar berhubungan langsung dengan masyarakat.

“Kami melihat bahwa pendekatan keumatan itu menjadi sangat strategis. Karena teladan dan bimbingan dari tokoh agama kepada umatnya menjadi sangat penting,” ujarnya.

Siti menjelaskan secara spesifik, saat ini ada dua program KLHK yang membutuhkan dukungan KWI di lapangan. Pertama adalah percepatan realisasi target Perhutanan Sosial dan Reforma Agraria di daerah, kemudian program lainnya adalah mengenai pengelolaan sampah di tingkat masyarakat.

Telah diketahui bahwa Perhutanan Sosial menargetkan 12,7 juta hektar lahan di kawasan hutan untuk diberikan akses kelola kepada masyarakat. Tahun 2019 target yang diharapkan adalah  memberikan hak kelola kawasan hutan kepada masyarakat sebanyak empat juta hektar. Hingga saat ini realisasinya telah mencapai 1,6 juta hektar untuk kurang lebih 337.000 Kepala Keluarga di seluruh Indonesia.

Siti menuturkan bahwa Perhutanan Sosial ini menjadi program yang penting untuk pemerataan keadilan ekonomi. Tercatat ada 25.000 desa diantara 80.000 desa yang penduduknya ada di tepi dan di dalam kawasan hutan. “Dan diantara penduduk itu terdapat kira-kira hampir 10 juta kategorinya miskin,” tuturnya.

Dalam hal pengelolaan sampah, tambah Siti, sudah saatnya waktunya untuk Indonesia untuk berperilaku baik terhadap sampah. Tentu saja para Uskup dalam kesehariannya atau dalam fatwa menjadi sangat penting untuk membimbing masyarakat.

“Tentu saja dari pemerintah terus melakukan kontrol, tapi juga membutuhkan KWI untuk membina masyarakat secara bersama-sama,” katanya.

Data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), KLHK menerangkan bahwa rata-rata tiap orang menyumbang 0,7 Kg sampah perhari. Diharapkan kerjasama dengan KWI dapat menggerakkan para Pastur di Paroki untuk mengajak umat mengelola sampah dengan lebih baik. Sebagai contoh adalah mengelola sampah di Gereja dan membuat bank sampah. KLHK tentunya akan membantu dalam hal pengelolaan sampah tersebut.

Terkait hal ini KWI sangat mendukung apa yang dijelaskan oleh Menteri Siti. Dan hal-hal praktis dapat dilaksanakan secara bersama dengan komisi-komisi yang terdapat di KWI.

Ketua Umum KWI, Mgr. Ignatius Suharyo mengharapkan dari kerjasama yang dilakukan nanti jelas langkah dan arahnya. “Tentu semua yang baik, semua yang akan dilakukan membutuhkan komitmen yang kuat dan perjuangan yang besar, kami semua tentu mendukung dan mendoakan,” tandasnya.

Sebelumnya, Siti telah berkunjung ke Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Persaudaraan Muslimin Indonesia (PARMUSI), Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI). (bdr)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry