PORKOT : Juara 3 bulutangkis tunggal putra tingkat SD, Ravi Aditya Putra Setyawan saat menerima penghargaan dari Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar (duta.co/Nanang Priyo)

KEDIRI| duta.co -Menciderai prestasi atlet muda potensial. Itulah kata dilontarkan pasangan Fitriani dan Sulistyawan, warga Jl. Semeru Kelurahan Campurejo, saat anaknya, Ravi Aditya Putra Setyawan (9) Siswa SDN Sukorame II Kota Kediri dinyatakan tidak lolos dalam ajang Pekan Olahraga (POR) SD Tingkat Jawa Timur digelar di Kabupaten Lumajang pada bulan depan.

Begitu girangnya Ravi Aditya saat dirinya berhasil lolos proses seleksi digelar tim Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Tingkat Kota Kediri dengan mengalahkan lawannya. Namun permasalahan kemudian muncul, saat dirinya harus kembali bertanding melawan Titi, Juara I O2SN Tingkat Kota Kediri dan akhirnya kalah. Sontak saja, mendengar pengumuman jika dirinya tidak lolos POR SD, menangis sesengukkan.

Sesampainya di rumah, Ravi memilih mengurung diri di kamar dan hingga hari ini, tidak mau sekolah dan mengaku ingin menggantungkan raket.

“Awalnya dia seneng, karena meraih Juara III saat menerima uang 100 ribu dan piala dari Mas Abu (Wali Kota Kediri, red). Mungkin karena kecapekan, saat malam badannya demam. Akhirnya saya bawa ke RS. Bhayangkara,” jelas Fitri, saat dikonfirmasi Selasa (24/10).

Kemudian dapat kabar, Ravi harus menjalani tanding ulang melawan sesama Juara III, akhirnya setelah digelar di GOR Jayabaya, Ravi pun berhasil menang.

“Kemudian harus main lagi lawan Titi dari SDK Santa Maria. Alasannya latih tanding saja, karena dia Juara O2SN,” ternag Fitri.

Namun begitu Ravi kalah, karena memang saat itu dalam konfisi tubuh tidak fit, pihak penyelenggara kemudian memutuskan dia tidak lolos dalam POR SD.

“Sesuai kesepakatan, bahwa atlet peserta POR SD se – Jatim ini diambilkan dari Juara O2SN. Kemudian muncul kegiatan Porkot tanpa koordinasi atau pemberitahuan dari kami. Namun akhirnya, ada konsesus, bahwa juara sejati yang diberangkatkan ke POR SD, adalah Juara Porkot melawan Juara O2SN,” jelas Herlin, staf Disbuparpora Pemerintah Kota Kediri, merupakan Penanggung Jawab Tim POR SD se – Jatim.

Padahal, jelas Fitri, bahwa Titi yang lolos tersebut juga turut Porkot dan hanya lolos di Babak 8 Besar saja. Penjelasan ini juga dibenarkan, bahwa seharusnya keberadaan Porkot digelar KONI merupakan induk olahraga di Kota Kediri menjadi ajang untuk seleksi atlet berprestasi.

“Kesannya ada seleksi di dalam seleksi, bukannya seleksi O2SN harusnya di bawah KONI. Kok malah tim O2SN mengaku tidak tahu jika KONI memiliki agenda resmi berupa Porkot,” jelas Iwan Teguh Siswanto, pelatih Ravi di Klub Duta Wijaya.

Menyikapi kejadian ini, Ketua KONI Kota Kediri, I Gde Heru Marwanto menjelaskan bahwa kewenangan yang memberangkatan tim ke POR SD bukan kewenangan KONI.

“Jika dalam kegiatan Porkot memang ada Juara 3 bersama kemudian diseleksi untuk diloloskan ke POR SD. Namun kewenangan yang memberangkat tim bukan kewenangan KONI,” jelas Heru Marwanto saat dikonfirmasi. (nng)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry