JAKARTA | duta.co – Membaca taktik politik lawan, jangan grusu-grusu. Jika tidak, kecele. Belakangan banyak orang ‘tepuk tangan’ karena Partai Demokrat (PD) yang dibesut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerapkan politik ‘dua kaki’. Ini diterjemahkan sebagai kebijakan bebas, mau gabung Prabowo atau Jokowi, padahal PD menjadi salah satu partai pengusung Prabowo-Sandi.

Rabu (12/9) malam, PD mulai membuka taktik tersebut. Saat bakal capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga menyambangi SBY di kediaman pribadinya kawasan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan, Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membeber makna taktik dua kaki.

Prabowo pun plong! Dalam pertemuan 1,5 jam itu banyak poin penting untuk memenangkan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 mendatang. “Kita tadi membahas langkah bersama ke depan bagaimana sinergi kita, kemudian membahas penyusunan Timses, tema kampanye, narasi dan rencana akan datang. Saya kira intinya itu,” kata Prabowo usai melakukan pertemuan tertutup.

Prabowo mengaku, mendapatkan langsung arahan dari SBY. Tak lupa, kata Prabowo, dalam pertemuan tersebut, ia bersama Sandi mendapat penjelasan langsung dari Presiden keenam RI itu soal konsep atau strategi politik dua kaki partai Demokrat. “Beliau menjelaskan langkah-langkah yang harus seimbang antara perjuangan di pilpres dan pileg,” jelas Prabowo.

AHY pun kepada wartawan menjelaskan, bahwa, strategi dua kaki yang dipakai Demokrat adalah kaki satu untuk memenangkan pemilu legislatif (pileg), satunya untuk pilpres, memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

“Yang jelas, kalau ada yang bicara dua kaki, ya kalau berjalan dua kaki. Kalau satu,  pincang dong,” demikian canda AHY.

Dia menjelaskan bahwa pemilu yang digelar di tahun 2019 memiliki karakter yang berbeda dengan pemilu sebelumnya. Sebab, pemilu mendatang digelar secara serentak. Sehingga, dibutuhkan strategi dua kaki untuk bisa menang di pileg dan pilpres. (rmol)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry