WISUDA :  Drs. Zulfikar, Ph.D Wakil Rektor I Universitas Jember melantik 68 insinyur lulusan Program Studi Program Profesi Insinyur  periode II dan III tahun 2019 di Gedung Soetardjo Universitas Jember, (11/11). (duta/dik)

JEMBER | duta.co – Universitas Jember (unej) melantik 68 insinyur baru lulusan Program Studi Program Profesi Insinyur  Unej periode II dan III tahun 2019 di Gedung Soetardjo Universitas Jember, (11/11). Pelantikan ini dilakukan Drs. Zulfikar, Ph.D Wakil Rektor I Universitas Jember. Sampai saat ini jumlah insinyur yang telah diluluskan oleh Universitas Jember sebanyak 82 orang.

“Saya harap para insinyur baru dapat mengisi kebutuhan profesi insinyur yang semakin meningkat di Indonesia. Karena berdasarkan data statistik kebutuhan insinyur di Indonesia sangat tinggi,” ujar Zulfikar dalam sambutan singkatnya.

Menurut Zulfikar setiap tahun sedikitnya ada 60 ribu orang lulusan sarjana teknik. Padahal seluruh perguruan tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan Program Profesi Insinyur hanya mampu menampung kurang lebih 4000 orang.

“Jadi setiap tahunnya ada 56 ribu orang yang mengantri untuk bisa melanjutnya pendidikan profesi insinyur. Tentu anda semua hari ini yang telah dilantik menjadi insinyur patut bersyukur karena sudah berhasil menyandang gelar insinyur,” imbuh Zulfikar.

Zulfikar meminta kepada para insinyur yang baru saja dilantik untuk terus mengembangkan kompetensi mereka. Karena menurutnya, di era revolusi industri 4.0 ini bukan hal yang mustahil peran seorang insinyur akan digantikan oleh mesin.

“Misalnya saja untuk berkonsultasi, bisa jadi masyarakat tidak perlu lagi datang langsung pada insinyur, namun mereka cukup dengan memainkan HP dan mencari kebutuhan keteknikan mereka melalui aplikasi-aplikasi penunjang,” pungkas Zulfikar.

Sementara itu Ir. Faizal Safa Direktur Eksekutif Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dalam kesempatan yang sama mengatakan, peran seorang insinyur di Indonesia sangatlah berat. Jauh lebih berat jika dibandingkan dengan tugas dan tanggung jawab insinyur di negara manapun.

“Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar. Garis katulistiwanya pun yang terpanjang. Jadi wajar jika para insinyur di Indonesia menghadapi tantangan yang begitu berat karena mereka harus menyatukan 17.500 lebih pulau-pulau di Indonesia,” ujar Faizal.

Namun walaupun demikian, tantangan tersebut mampu dijawab oleh para insinyur di Indonesia. Karena melalui beragam program pemerintah mereka telah mampu membangun sejumlah infrastruktur sehingga bisa menopang pertumbuhan ekonomi nasional untuk membangun kesejahteraan masyarakat.

“Melalui pembangunan sarana transportasi darat, laut maupun udara, para insinyur telah mampu menghubungkan ribuan pulau di nusantara. Demikian pula jaringan internet yang dibangun telah menghubungkan lebih dari 260 juta manusia, dan mempersatukan ribuan suku bangsa di nusantara. Tentunya itu semua juga didukung dengan jaringan listrik yang baik dan merata,” pungkas Faizal. (dik)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry