Mohammad Ghofirin, M.Pd.
Dosen FEBTD
Bulan Ramadan identik dengan meningkatnya kebutuhan rumah tangga. Mulai dari persiapan sahur dan berbuka, belanja kebutuhan pokok, hingga pengeluaran tambahan untuk Hari Raya.
Tak jarang, kondisi ini membuat sebagian orang tergoda untuk mengambil pinjaman online (pinjol) sebagai solusi cepat dalam menutup kebutuhan finansial. Namun, apakah berhutang ke pinjol benar-benar pilihan yang tepat? Mari kita cermati beberapa hal berikut ini.
Salah satu godaan yang sering muncul di era digital saat ini adalah kemudahan mengakses pinjaman online (pinjol). Kemudahan ini sering kali menjebak banyak orang dalam lingkaran utang yang sulit diselesaikan. Bahkan tidak sedikit berujung pada perceraian dan bunuh diri.
Di beberapa daerah di Indonesia, angka perceraian dan bunuh diri yang disebabkan oleh Pinjol cenderung mengalami kenaikan. Karena itu, Ramadhan seharusnya menjadi momentum yang tepat untuk menahan diri dari kebiasaan buruk tersebut.
Platform pinjaman online semakin gencar menawarkan layanan mereka dengan iklan yang menggiurkan, seperti pencairan dana cepat, syarat mudah, dan bunga rendah. Sayangnya, banyak dari pinjaman ini yang memiliki bunga yang sangat tinggi, dan berbagai biaya tambahan yang tersembunyi.
Sehingga justru menjerumuskan peminjam ke dalam kondisi keuangan yang lebih buruk. Masyarakat yang kurang memahami risiko pinjaman online bisa terjebak dalam utang yang terus menumpuk, bahkan hingga mengalami tekanan finansial dan psikologis.
Platform pinjaman online juga melakukan proses penagihan yang agresif. Banyak layanan pinjol menggunakan metode penagihan yang sangat agresif dan intimidatif. Pengguna yang terlambat membayar seringkali diancam dengan berbagai cara, termasuk ancaman fisik dan psikologis.
Selain itu, beberapa Perusahaan Pinjol tidak menjamin keamanan data pribadi penggunanya, sehingga Perusahaan Pinjol dapat menyalahgunakan data tersebut untuk kepentingan mereka sendiri, yang dapat menambah beban psikologis bagi pengguna.
Sebaran Pinjaman Online di Indonesia
Berdasarkan Datanesia.id, pada Juli 2024 diketahui bahwa  Jawa Barat menduduki peringkat pertama provinsi dengan pinjaman online terbesar. Jumlah pinjaman warga Jabar mencapai Rp18 triliun (25% total pinjol nasional), atau setara dengan total outstanding seluruh wilayah luar Pulau Jawa yang besarnya Rp18,5 triliun.
Dari sisi besarnya nilai pinjaman per rekening pada Juli 2024, Jawa Barat ada urutan ke-11, dengan rata-rata pinjaman Rp3,5 juta per rekening. Untuk urusan besar pinjaman per rekening DKI Jakarta berada di urutan pertama, dengan rata-rata pinjaman Rp5,2 juta per rekening, diikuti Sulawesi Tenggara (Rp4,7 juta), Sulawesi Barat (Rp4,1 juta), dan Banten (Rp4,1 juta). Dari sisi pertumbuhan pinjaman, wilayah di luar Pulau Jawa rata-rata tumbuh lebih cepat ketimbang Pulau Jawa.
Nusa Tenggara Timur berada di ranking pertama dengan pertumbuhan mencapai 198%, disusul Sulawesi Tenggara dengan 126%. Secara nasional, rata-rata  ertumbuhan outstanding pinjaman per daerah secara tahunan pada Juli 2024 mencapai 53%
Waktu yang Tepat untuk Berbenah Finansial
Salah satu hikmah dari berpuasa di bulan Ramadan adalah melatih diri untuk mengendalikan hawa nafsu, termasuk nafsu konsumtif yang berlebihan. Dengan memahami nilai kesederhanaan dan kebijaksanaan dalam mengelola keuangan, seseorang bisa lebih bijak dalam mengatur pengeluaran tanpa harus bergantung pada utang.
Ramadan bisa dijadikan sebagai momen refleksi terhadap kondisi keuangan pribadi. Dengan menahan diri dari perilaku konsumtif yang tidak perlu, seseorang dapat belajar untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. Beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk menghindari pinjaman online di bulan Ramadan antara lain:
Membuat Anggaran Keuangan
Sebelum Ramadan dimulai, sebaiknya setiap individu membuat anggaran yang jelas mengenai pemasukan dan pengeluaran. Dengan adanya perencanaan keuangan yang matang, seseorang bisa mengetahui batas kemampuan finansialnya dan menghindari godaan pinjaman online.
Menabung dan Mempersiapkan Dana Darurat
Jika memungkinkan, seseorang bisa mulai menabung sejak jauh-jauh hari sebelum Ramadhan tiba. Dengan memiliki tabungan atau dana darurat, seseorang tidak akan mudah tergoda untuk meminjam uang saat menghadapi kebutuhan mendadak.
Mengutamakan Kebutuhan, Bukan Keinginan
Dalam mengelola keuangan, penting untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Sebisa mungkin, belilah hanya barang-barang yang benar-benar diperlukan dan hindari pengeluaran yang tidak penting.
Memanfaatkan Sumber Dana Halal
Jika memang dalam kondisi mendesak, sebaiknya mencari sumber dana yang lebih aman dan halal, seperti meminta bantuan keluarga atau mengikuti program bantuan sosial dari masjid atau lembaga amal.
Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya yang juga Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA. Menyatakan bahwa Pinjol hukumnya Haram. Pernyataan ini sejalan dengan fatwa Ijtima’ Ulama Majelis Ulama Indonesia, yang dengan tegas  mengharamkan segala jenis bentuk pengambilan keuntungan secara tidak syar’i dari akad pinjam meminjam baik secara online maupun offline.
Ramadan sebagai Awal Perubahan Perilaku Finansial
Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, dan ini adalah waktu yang tepat untuk mulai mengubah kebiasaan buruk dalam mengelola keuangan. Dengan belajar mengelola uang secara bijak, seseorang tidak hanya terhindar dari jeratan utang tetapi juga bisa menata masa depan finansial yang lebih baik.
Ramadhan bukan hanya bulan untuk memperbaiki kualitas ibadah, tetapi juga waktu yang sangat baik untuk merenung dan memperbaiki kebiasaan finansial. Dengan disiplin, kesadaran, dan niat yang baik, bulan suci ini bisa menjadi titik awal untuk mengubah pola pikir dan perilaku keuangan, menjadikannya lebih sehat dan berkelanjutan.
Mengendalikan diri dari pinjaman online di bulan Ramadan bukan hanya soal menjaga kondisi finansial, tetapi juga bagian dari latihan menahan diri dari godaan duniawi. Dengan menanamkan kebiasaan keuangan yang sehat selama Ramadan, seseorang bisa terus melanjutkan kebiasaan baik ini bahkan setelah bulan suci berakhir.
Sebagai umat muslim, kita diajarkan untuk hidup sederhana dan tidak berlebihan. Prinsip ini sejalan dengan upaya untuk menghindari pinjaman online yang tidak perlu. Dengan memperbaiki kebiasaan keuangan sejak Ramadan, kita bisa menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dan lebih siap menghadapi tantangan finansial di masa depan.
Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry