Ketua Persi Pusat Dr kuncoro Mkes (dua dari kiri) menyerahkan penghargaan kepada delapan RS di Jawa Timur atas kinerjanya, Rabu (24/4) didampingi Ketua Persi Jawa Timur, dr Dodo Anando (kiri). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co  –  Teknologi terus berkembang dan tidak bisa dihindari. Semua pihak harus memanfaatkan itu jika tidak ingin ketinggalan. Termasuk rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien.

Hal itu yang dibahas dalam acara pertemuan tahunan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jawa Timur di Surabaya, Rabu (24/4) dengan tema Kiat- Kiat Menuju Digital dan Lean Hospital di Era Jaminan Kesehatan Nasional.

Ketua Persi Jawa Timur, dr Dodo Anando mengatakan di zaman yang serba teknologi, rumah sakit memang tidak boleh ketinggalan zaman.

“Kalau bisa nantinya, begitu pasien ditidurkan di ranjang rumah sakit, semua tentang dia bisa terekam. Tensinya terekam, denyut nadinya terekam dan semuanya bisa terekam,” ujar Dodo.

Memang untuk saat ini, dari 300 rumah sakit yang tergabung dalam Persi Jawa Timur, masih belum semua memanfaatkan hal itu. Hanya rumah-rumah sakit besar yang sudah memanfaatkan itu.

“Kalau tipe A jelas sudah memanfaatkan. Di Jawa Timur ini rumah sakit tipe A ada tiga, RSU dr Soetomo, RSAL dr Ramelan dan RS Syaiful Anwar. Tapi ada pula yang tipeB sudah mulai memanfaatkan digitalisasi itu,” jelasnya.

Salah satu yang mulai dikembangkan rumah sakit kata Dodo adalah tidak adanya lagi antrean pasien sehingga terjadi penumpukan.

Apalagi di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di mana akses masyarakat untuk berobat ke rumah sakit semakin terbuka lebar.

“Daftar sudah melalui online. Tidak perlu nunggu antre ambil nomor. Setelah daftar bisa diketahui nomor antreannya berapa sehingga tidak perlu berlama-lama nunggu,” tuturnya.

Selain itu, pelayanan lainnya juga banyak yang menggunakan komputer.  Pembelian obat, penulisan resep dan sebagainya.

“Bahkan sekarang rumah sakit harus menyediakan layar besar tentang ketersediaan tempat tidur yang bisa diakses semua pihak. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir tidak kebagian ranjang,” jelasnya.

Sementara untuk lean hospital, Dodo menyebutkan rumah sakit harus memikirkan aspek efisiensi. Pelayanan yang bagus pada pasien, dengan mengutamakan keselamatan merupakan salah satu langkah menuju efisiensi itu.

“Kita sosialisasikan itu kepada seluruh rumah sakit yang ada dan menjadi anggota Persi,” tuturnya.

Karenanya di tahun ke-15 pertemuan tahunan ini, Persi Jawa Timur memberikan penghargaan kepada delapan rumah sakit atas kinerjanya selama ini.

Penghargaan ini untuk pertama kalinya diberikan sebagai bentuk apresiasi agar rumah sakit lain bisa mencontohnya.

Salah satu yang mendapatkan penghargaan itu adalah Rumah Sakit Islam Surabaya Ahmad Yani. Direktur RSI Surabaya Ahmad Yani, dr Samsul Arifin, MARS mengatakan penghargaan ini adalah sebuah apresiasi yang luar biasa.

“Kita akan tularkan ini ke rumah sakit lain. Terutama tentang tata kelola kami menjalankan program JKN, di mana RSI Surabaya Ahmad Yani menjadi rumah sakit mitra BPJS Kesehatan yang sukses menjalankan program ini,” tandas dr Samsul yang menjabat sebagai Wakil Ketua Persi Jawa Timur sekaligus ketua panitia pertemuan tahunan ini. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry