Tampak Ustadz Buhadi (paling kiri). (FT/IST)

SIDOARJO | duta.co – Coblosan Pilgub Jawa Timur, Rabu 27 Juni 2018, menjadi tantangan terberat bagi PDI-P, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri. Betapa tidak, diam-diam banyak pemilih Jawa Timur justru menjadikan Pilgub ini sebagai momen pembelajaran bagi partai Banteng yang sering dicap sebagai partai ‘sombong’.

Kini, memori lama kembali muncul. “Saya dengar katanya tidak butuh suara muslim? Kalau tidak butuh, lalu kita coblos menjadi muspro alias mubadzir. Apalagi kenyataannya ada calon yang jauh lebih baik darinya. Saya kira ini yang menjadi alasan kiai, sehingga mewajibkan pilih Khofifah-Emil,” tegas Ustadz Buhadi, jamaah Mahadi (Majelis Ahad Pagi), Krian, Sidoarjo kepada duta.co, Kamis (21/6/2018) malam.

Geger PDI-P tidak butuh suara muslim, ini memang sempat viral melalui baliho raksasa hasil editan. PDI-P, melalui Sekjennya Hasto Kristiyanto sudah membantah dan menyatakan hoax, tetapi banyak publik yang masih percaya, apalagi setelah melihat seringnya kontroversi PDI-P dengan umat Islam.

Bahkan sejumlah netizen sebagaimana dikutip harianumum.com telah mencibir pernyataan ini sombong karena menyebut tidak khawatir ditinggal pendukungannya yang beragama Islam. “Sombong!! Ente jual kita beli, sobat.. mari sama2 tenggelamkan moncong putih !!” ujar pemilik akun @FBR_AlBetawie, seperti dikutip harianumum.com.

Di tempat terpisah, Achmad Yani Albanis, Sekretaris Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), juga mantan pengurus GP Ansor ini , bisa memahami ketika banyak orang benci dengan kesombongan politisi. Menurut Yani, rakyat baru bisa membalas pada saat coblosan seperti ini.

Selain dianggap sombong, pidato Megawati pada HUT ke-44 PDIP di Jakarta Convention Center (JCC) tentang ideologi tertutup, juga menjadi catatan tebal umat Islam. Dikatakan Mega (saat itu), para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan dirinya sebagai pembawa ‘self fulfilling prophecy’, para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, yang notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya.

“Kalimat Mega ini begitu melekat di hati umat Islam. Sampai-sampai dibathsulmasailkan oleh kiai-kiai Jawa dan Madura di Ploso, Kediri. Hasil bathsul masail itu, pernyataan tersebut haram. Kalau bahasa Cak Nun, dia itu ‘Resminya sudah kafir’. Karenanya, tidak heran kalau sekarang umat Islam akan memberikan pembelajaran, tidak perlu demo, cukup tidak memilih jagonya dalam coblosan,” tegas Yani.

Achmad yani Albanis dan KH Asep Saefuddin Chalim. (FT/IST)

Belum lagi cacian ‘bangsat’ yang dilontarkan politisi PDI-P (anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan) kepada Kemenag RI. Ini sangat menyakitkan.”Bukankah Kementerian Agama itu banyak diisi orang-orang Islam. Dia dengan enaknya menuding bangsat, kata yang sangat buruk untuk kita dengar,” tambah Yani.

Masih menurut Yani, umat Islam memang harus solid dan mengerti dalam politik. Jawa Timur, lanjutnya, menjadi barometer politik nasional. Siapa menguasai Jawa Timur kemungkinan besar menguasai Indonesia. “Itulah politik (PKI) DN Aidit. Dia akan malu kalau tidak bisa menang di Jawa Timur. Karenanya, kita lawan politik DN Aidit ini,” tegasnya.

Macam-macam, memang, alasan orang memilih Khofifah-Emil. Denny Siregar, nama yang sudah tidak asing lagi bagi mereka yang rajin membuka Facebook, Twitter, Instagram dan media sosial lainnya, juga punya alasan tersendiri. Melalui pernyataannya yang viral di medsos sampai Jumat (22/6/2018), Denny punya alasan simpel.

Tampak Gus Ipul dan PKS sebagai pengusungnya. (FT/IST)

“Dua-duanya bagus. Dua-duanya mendukung Jokowi. Lalu saya harus pilih yang mana? Ya terserah..,” kata saya (Denny). “Memilih itu hak, dan pilih yang sesuai dengan nurani..”

“Kalau Bang Denny ?” temanku melirik. Haha, pertanyaan menjebak. Tapi okelah. “Patokan saya cuman satu saja. Dimana PKS berpihak, saya akan pilih lawannya. Itu sudah jawaban..” kata dengan kalimat sederhana, tetapi mak jleb ini. (zal)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry