Novel Baswedan (ist)

JAKARTA | duta.co – Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan masih gelap. Meski sudah ada beberapa orang yang diamankan, nyatanya mereka kembali dilepaskan karena disebut bukan pelaku.

Namun, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan akan ada kejutan besar dalam kasus ini. Menurutnya, aktor di balik penyerangan itu akan terungkap.

“Akan ada kejutan lagi (di kasus Novel) seperti di kasus Daan Mogot. Semua kan bisa terjadi seperti itu. Kami belum dapatkan (aktor intelektual), nanti kalau sudah ketangkap pelakunya baru kita tahu (aktor intelektualnya),” ujar Argo, Selasa (4/7/2017).

Kejutan yang dimaksud Argo yakni seperti di kasus perampokan disertai penembakan Davidson di SPBU Daan Mogot beberapa waktu lalu. Saat itu, disebut pelaku cuma berjumlah dua orang. Nyatanya setelah terungkap pelaku berjumlah 11 orang.

“Di Daan Mogot (Davidson) kan awalnya cuma dua yang melakukan perampokan. Ternyata banyak kan. Bisa juga terjadi seperti itu (di kasus Novel),” kata Argo.

Menurutnya, di kasus penyiraman Novel ini pelaku diduga sudah menganalisa semuanya, termasuk mensurvei lokasi dan lain-lain. “Kan ada yang mensurvei dan lainnya,” tandasnya.

Seperti diketahui, Novel diserang dua pria tidak dikenal pada 11 April lalu. Saat itu Novel usai menunaikan ibadah salat subuh di Masjid Jami Ah-Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Saat ini Novel masih menjalankan perawatan medis di Singapura.

 

Keterlibatan Jenderal Polisi

Sebelunnya, Novel menyebut diduga ada keterlibatan  jenderal polisi dalam penyerangan dirinya. Novel mengaku sudah menyampaikan nama jenderal dimaksud kepada pihak kepolisian. Namun Novel, yang kini dirawat di Singapore General Hospital, merasa polisi tak tertarik mengusut keterlibatan jenderal tersebut.

Dikutip dari Kumparan, Kamis (22/7/2017) bahwa Novel mengaku mendengar info keterlibatan jenderal polisi dalam penyerangan dirinya sudah lama dan dia tidak mempercayainya.

“Tapi waktu berlalu dan saya melihat fakta-fakta yang semakin membuat saya berpikir, jangan-jangan info itu benar? Saya tidak punya bukti, saya justru ingin melihat bukti itu dari temuan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang membentuk Tim Pencari Fakta,” kata Novel.

Ditanya soal kabar adanya anggota Densus 88 yang membantunya, Novel menjelaskan, itu  terjadi sepekan setelah dirinya bertemu Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

“Kan, Kapolri berjanji akan menemukan pelakunya. Beberapa hari kemudian, mereka (Densus) ke rumah.  Awalnya, keluarga saya di rumah tidak mempercayai mereka, tapi mereka memberikan nomor telepon atasannya, yang orangnya saya tahu, mungkin sekarang berpangkat Komisaris Besar karena banyak angkatannya sudah Kombes. Saya bertanya bagaimana metodologi pencarian pelaku, dan ia menjelaskan hal-hal teknis yang lazim digunakan untuk memburu terduga teroris. Saya menilai metodologi itu sudah benar. Kemudian, dia mengirim foto pelaku,” ujar Novel panjang lebar. hud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry