ISTIRAHAT: Para nelayan pantura memilih menambatkan perahu saat cuaca ekstrem. (FT/duta.co/habib)

PAMEKASAN | duta.co – Cuaca buruk disertai tingginya gelombang laut di seputar perairan Madura membuat banyak nelayan di pesisir pantai Kabupaten Pamekasan, utamanya yang menggunakan perahu berkapasitas kecil memilih tak melaut.

Buruknya cuaca ini mengakibatkan sering turun hujan deras yang disertai angin kencang dan pertir serta tingginya gelombang air laut. “Keadaan ini telah berlangsung selama seminggu lebih,” kata Zainal Abidin, nelayan pesisir laut utara pamekasan, Rabu (33/1/2018).

Ditambahkan, saat ini tangkapan ikan dipastikan sangat minim dan bisa mengancam keselamatan jiwa para nelayan. Para nelayan menunggu perkembangan cuaca menjadi lebih baik.

Para nelayan yang tidak melaut, kebanyakan waktu mereka diisi dengan memperbaiki perahu maupun peralatannya seperti jaring yang rusak.

“Namun terkadang masih ada yang nekat untuk melaut karena tuntutan kebutuhan yang cukup tinggi. Rata-rata nelayan yang menggunakan perahu besar yang berani melaut,” terang Zainil diamini nelayan lainya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, nelayan yang tidak melaut dan tidak memiliki tabungan yang cukup, mereka mencari pinjamam.

Berdasar informasi Badan meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak Surabaya, melalui supervisor Pusdalops BPBD Pamekasan Budi Cahyono melaporkan, Kecepatan angin maksimum di Laut Jawa bagian timur 26 knots (48 km/jam) dan di Samudera Hindia selatan Jatim 35 knots (63 km/jam).

“Sedangkan tinggi gelombang di Laut Jawa bagian timur mencapai 1.3-3 meter, dan di Samudra Hindia selatan Jawa Timur antara 2-6 meter, jadi kami mohon untuk lebih berhati-hati dan waspada,” pungkasnya. (bib)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry