“Slogan “Haji Ramah Lansia” tahun ini benar-benar efektif. Berbeda dengan musim Haji sebelumnya. Pelaksanaan haji 2024 ini, semua Lansia dan Disabel sudah bisa dipastikan memiliki pendamping.”
Oleh Syarif Thayib – Dosen UINSA, PPIH Kloter 95 Surabaya

PAGI ini, waktu Arab Saudi, lebih lambat 4 jam dari WIB (waktu Indonesia barat), 8 Dzulhijjah 1445, seluruh Jemaah haji mulai bergerak menuju Arofah untuk melakukan Wuquf (berkumpul).

Haji itu Wuquf, maka tidak sah hajinya kalau berhalangan wuquf. Seluruh Jemaah haji (tanpa kecuali) wajib kumpul di Arofah, walaupun hanya lewat/ mampir, atau safari sebentar bagi mereka yang sakit berat.

Sedangkan bagi mereka yang benar-benar tidak memungkinkan secara medis untuk di-safariwuqufkan, maka diberlakukan Badal Haji atau hajinya diwakilkan orang lain. Kementerian Agama menggratiskan biaya Badal Haji tersebut.

Prosesi Haji tahun ini mengalami “ujian” tambahan. Dimana seluruh Jemaah haji wajib memiliki kartu Nusuk yang merupakan bagian dari upaya digitalisasi dan peningkatan pelayanan haji yang berfungsi sebagai identitas Jemaah dengan mencakup berbagai informasi penting.

Kartu Nusuk dibuat oleh Maktab (pengelola hotel yang ditempati Jemaah haji). Kebijakan ini murni keinginan pemerintah Arab Saudi, setelah diketahui banyaknya “penyusup” yang menggunakan visa non Haji untuk berhaji, dan lain-lain.

Karena mendadak, maka petugas haji Kloter seperti saya, harus mondar-mandir ke PPIH (panitia penyelenggara ibadah haji) di Makkah untuk menanyakan pemberlakuan kartu Nusuk sebagai syarat memasuki Armuzna (Arofah Muzdalifah Mina) itu.

Alhamdulillah, walaupun sampai beberapa menit lagi pergeseran Jemaah ke Arofah akan dimulai, belum semua Jemaah haji Indonesia memiliki kartu Nusuk, tetapi Menteri Agama RI melalui Tim PPIH yang sudah berkumpul lengkap di Makkah menjamin bahwa seluruh Jemaah haji pasti lolos ke Armuzna.

Alternatif pengganti kartu Nusuk-nya jika sampai jadwal keberangkatan belum kelar adalah Surat Keterangan melalui Aplikasi Tawakkalna di HP Jemaah, maupun printout-an atau hard copy yang disiapkan, bahwa nama-nama yang belum memiliki kartu Nusuk (terlampir) adalah Jemaah haji dengan nomor visa haji sekian-sekian dan seterusnya.

Jemaah Lansia, Disabilitas Nyaman

Slogan “Haji Ramah Lansia” tahun ini benar-benar efektif. Berbeda dengan musim Haji sebelumnya. Pelaksanaan haji 2024 ini, semua Lansia dan Disabel sudah bisa dipastikan memiliki pendamping. Baik dari keluarganya sendiri, melalui kebijakan percepatan nomor Porsi, maupun dari kelompok bimbingan ibadah yang secara sukarela mencarikan pendamping dari sesama Jemaah.

Dalam banyak kesempatan saya melihat langsung, bagaimana antrian di lift, kamar mandi, maupun saat naik ke Bus dan lain-lain, Jemaah Lansia benar-benar jadi prioritas. Mereka selalu didahulukan.

Para petugas haji di setiap Kloter sukses memberi teladan untuk selalu sigap membantu jemaah. Apalagi setiap petugas haji wajib mengenakan seragam kemanapun. Hanya ke kamar mandi saja mereka bebas tak berseragam. Sehingga Jemaah haji merasa nyaman karena selalu ada layanan petugas haji.

Kami para petugas haji mendapat “doktrin” bahwa tugasku adalah ibadahku. Kami semua rela untuk jarang ke Masjidil Haram Makkah maupun ke Masjid Nabawi Madinah, demi totalitas melayani Jemaah.

Kami yakin, kemabruran Haji terletak pada amaliah sosial kita selama di tanah suci. Bisa jadi, terkabulnya doa-doa kita bukan dari sebab banyaknya ayat-ayat Qur’an yang dibaca, atau seberapa lama pipi menempel di dinding Ka’bah dengan isakan tangisnya. Mungkin juga, bukan karena khusyu’nya doa saat di Raudhoh, taman Syurga Madinah. Allah SWT lebih tahu.

Hujjatul Islam (pembela Islam) terkenal bernama Imam Alghazali diangkat drajatnya oleh Allah SWT melalui karya-karya kitabnya yang dipelajari jutaan umat Islam sampai hari ini, setelah Imam Alghazali membiarkan lalat menghirup tintanya karena kehausan di saat beliau sedang konsentrasi penuh menulis.

Seorang pelacur terhapus dosa-dosanya dalam sekejap setelah memberi minum anjing dari sepatunya, sepulang berzina.

Uwais Alqarni menjadi orang yang diburu doanya oleh para Sahabat, setelah sabda Rasulullah SAW (sebelum wafat) yang menyatakan bahwa do’a Uwais Alqarni itu mustajabah atau cespleng, kata orang Jawa. Kemudian diketahui bahwa Uwais Alqarni adalah seorang anak muda yang menggendong ibunya pergi haji.

Mohon doanya, saat ini, seluruh Jemaah haji Indonesia full komitmen untuk menjadikan haji tahun ini adalah Haji untuk (kenyamanan) Lansia. Berharap Allah SWT menjadikan doa-doanya setara dengan doa Uwais Alqarni. Alfatihah.(*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry