JAKARTA | duta.co – Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa kartu uang elektronik (e-money) yang disediakan di gerbang tol tidak akan dikenakan biaya alias gratis. Namun, masyarakat tetap harus membayar karena di kartu e-money itu langsung terisi saldo dalam jumlah tertentu.

Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Pungky P Wibowo mengatakan, sebelumnya BI bersama bank penyedia e-money memberi diskon 50 persen setiap pembelian di gerbang tol. Namun kini semua pihak sepakat menggratiskan setiap kartu yang dibeli masyarakat.

“Kalau dulu 17 Agustus sampai 31 September diskon 50 persen. Sampai 31 Oktober sekarang diskonnya 100 persen,” kata dia di Jakarta, Rabu (11/10/2017.

Ditambahkan, biaya untuk satu kartu e-money sebenarnya adalah Rp20 ribu. Namun untuk mendukung elektronifikasi di jalan tol, bank bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) menanggung biaya tersebut masing-masing Rp10 ribu.

“Kartunya harganya nol. Tapi itu intinya enggak dibagikan ya, itu dijual. Kenapa masyarakat harus beli isi saldonya tersebut di pintu jalan tol? Karena bisa langsung bertransaksi di sana,” jelas dia.

Lebih lanjut, berbagai pihak memang terus bersinergi untuk mensukseskan kewajiban nontunai di jalan tol. Bahkan saat ini penetrasi penggunaan e-money untuk transaksi di jalan tol terus meningkat bahkan di Jabodetabek sudah lebih dari 80 persen.

“BUJT diskon tarif di beberapa ruas untuk membantu keinginan masyarakat lewat nontunai. Dan ini menunjukan progres signifikan September 2017 sudah 62 sampai 63 persen, speed up terus (meningkat) kayak yang sekarang 84 sampai 88 persen untuk Jabodetabek,” ujarnya. hud, meo

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry