TUBAN | duta.co – Enam terduga teroris yang dilumpuhkan jajaran kepolisian dibantu TNI di lahan kebun jagung di Desa Suwalan, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, diduga berasal dari jaringan Jamaah Ansarud Daulah (JAD). Dugaan itu dikuatkan dari sejumlah barang bawaan kawanan bersenjata pelaku teror penembakan pos Polisi Lalu Lintas Black Spot, Jati Peteng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.

Seperti diketahui jaringan JAD merupakan komplotan teroris yang bertanggung jawab atas aksi bom Thamrin, Jakarta, dan merupakan jaringan yang sama dengan yang ditangkap petugas di Kabupaten Lamongan tiga hari lalu.

“Enam orang pelaku yang tewas ini ada kaitannya dengan JAD, juga sama dengan kasus penangkapan terduga teroris di Kabupaten Lamongan tiga hari kemarin,” ungkap Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin di depan awak media di Mapolres Tuban, Minggu (9/4) kemarin.

Lebih lanjut Kapolda menjelaskan, motif para pelaku menyerang anggota polisi dan melakukan aksi di Tuban adalah dalam rangka balas dendam. Akibat tertangkapnya beberapa temannya di Lamongan. “Ini adalah upaya balas dendam mereka,” terangnya.

Selain melumpuhkan kawanan terduga teroris, petugas juga berhasil mengamankan sejumlah barang milik pelaku. Antara lain 6 senjata api rakitan, 53 peluru, 5 pisau cabang, buku teknis peledakan, 3 peta provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, 2 handy talky, buku jihad, buku kitab kecil, pakaian celana, dan jaket.

Selain itu, bukti lain yang diamankan adalah jam tangan, masker, sarung tangan, tali tampar, video compact disc (VCD), vitamin (suplemen), dan STNK mobil Terios putih bernopol H-9037-BZ yang merupakan mobil rental.

“Senjata rakitan dan buku peledakan dan sejumlah bukti lainnya yang ada merupakan milik teroris tersebut,” ujarnya.

 

Kronologi Penyerangan

Untuk diketahui, para pelaku terduga teroris menembaki anggota Satlantas Pores Tuban di dekat pos polisi black spot Jati Peteng, wilayah Jenu, Tuban, Sabtu (8/4) lalu, pukul 10.00 WIB.

“Datang 1 unit mobil Daihatsu Terios warna putih H 9037 BZ dan kemudian berhenti di dekat pos. Karena merasa curiga, anggota Lantas atas nama Aiptu Yudi dan Aiptu Tatag mendatangi mobil itu. Namun, orang yang duduk di bangku penumpang depan kiri dan bangku tengah menembak empat kali ke arah anggota tersebut,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar melalui keterangannya di Jakarta, Minggu (9/4).

Beruntung Aiptu Yudi dan Aiptu Tatag tidak kena tembakan pelaku. Kemudian para pelaku memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk melarikan diri.

“Anggota lantas itu lalu menghubungi Aiptu Irawan, Aiptu Sulkan, dan Bripka Budi via HT yang saat itu sedang ngepos di pos depan Mapolsek Jenu yang merupakan arah yang dilalui mobil pelaku,” imbuh Boy.

Mobil pelaku kemudian dihadang oleh polisi dari arah Mapolsek Jenu. Tetapi pelaku kemudian memutar balik di SPBU Jenu yang kemudian kembali dikejar oleh polisi.

“Pada saat dilakukan pengejaran, para pelaku kemudian melakukan penembakan terhadap mobil anggota Polsek Jenu yang melakukan pengejaran,” ujar Boyu.

Mobil pelaku kemudian berhenti di depan gudang fluid system “Andalan” di Jalan Raya Dusun Bogang, Desa Beji, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Keenam pelaku lalu turun dari mobil dan masuk kebun jagung. Polisi melakukan penyisiran di area perkebunan itu.

“Pada saat dilakukan penyisiran tersebut, terdengar suara letusan dari area tersebut dan kemudian terjadi kontak tembak dengan anggota Brimob. Kemudian, enam pelaku meninggal dunia dalam operasi penindakan tersebut,” pungkas Boy.

 

Enam Jasad Teridentifikasi

Sampai kemarin, polisi sudah selesai melakukan identifikasi forensik terhadap enam jenazah terduga teroris yang tewas ditembak di Tuban. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera menjelaskan, identifikasi forensik dilakukan di RS Bhayangkara Polda Jatim mulai Sabtu (8/4) hingga Minggu (9/4) pagi. Selain tim forensik Polri, identifikasi dibantu seorang profesor dan tim forensik Unair Surabaya.

“Kami sudah mengetahui semua data primer dan sekundernya yang diamankan dari TKP di Tuban,” sebut Barung di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu (9/4).

Kendati sudah teridentifikasi, Barung belum menyebut identitas keenam jenazah terduga teroris. Kini polisi masih menunggu data pembanding dari pihak  keluarga di Jawa Tengah.

“Kami sudah hubungi Polda Jateng supaya dilakukan pemanggilan kepada keluarga untuk diambil sampel data pembanding. Nanti dari keluarga akan dicocokkan data primer masing-masing pelaku,” jelas Barung.

Barung menegaskan, polisi tinggal menunggu keluarga para pelaku untuk dilakukan pengambilan data pembanding. “Kuncinya di data pembanding dari keluarga. Tadi jam 08.00 WIB (kemarin-red) sudah saya hubungi Polda Jateng untuk mengundang keluarganya,” terang Barung.

Salah satu dari enam pelaku yang tewas tertembak, Sabtu (8/4) lalu, atas nama Satria Aditama. Ia teridentifikasi sesuai data paspor yang tertinggal di mobil.

Jika Barung belum menyebut nama, Divisi Humas sudah menyebut empat nama teridentifikasi. Selain Satria, tiga jenazah teridentifikasi atas nama Adi Handoko, Yudhistira Rostriprayogi, dan Endar Prasetyo.

Selain mengidentifikasi enam jenazah terduga teroris di RS Bhayangkara Polda Jatim, polisi juga sudah mengantongi pemilik mobil Daihatsu Terios yang ditinggal pelaku di pinggir jalan Pantura Tuban.

Barung menjelaskan, mobil nopol H 9037 BZ itu, diketahui milik Haryanto, warga Genuk Krajan VII RT 03 RW 04 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Semarang, Jateng. Sesuai data polisi, mobil putih itu keluaran 2013, saat ini diamankan beserta barang bukti lainnya di Polres Tuban. sad, tom, hud

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry