KEDIRI | duta.co – Hingga bangunan Poltek Kediri diresmikan, namun terkait permohonan izin berstatus negeri tak kunjung selesai. Padahal sudah ditunggu sejak Tahun 2008 silam dan pihak Pemerintah Kota Kediri telah menyediakan lahan sesuai persyaratan diberikan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristek Dikti RI).
Ditemui usai meresmikan Gedung Kampus II Poltek Kediri, Dirjen Iptek Dikti, Dr. Ir. Patdono Suwignjo, Sabtu (14/10) menjelaskan bahwa secara infrastruktur, mahasiswa dan tenaga dosen telah mencukupi. “Namun karena aturan baru sekarang, status karyawan dan tenaga dosen yang bekerja di perguruan tinggi negeri harus dinegerikan,” jelasnya.
Dengan status masih swasta ini, pihak Kemenristek menyarankan kepada penggelola kampus untuk melakukan afiliasi dengan perguruan tinggi yang berkualitas.
Keberadaan kampus yang representatif dan diharapkan mampu mencetak tenaga trampil berkualitas, diharapkan mampu dicetak melalui Poltek Kediri. Keberadaan kampus di bawah Yayasan Pendidikan Tinggi Jayabaya, selain mendapatkan kompensasi lahan juga mendapat suntikan dana melalui APBD Kota Kediri tidak kurang dari Rp 2 miliar.
“Kami prioritaskan warga Kota Kediri dan untuk di luar kota, tentunya juga merasakan namun jumlah cukup sedikit yang berkuliah di sini,” jelas Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, saat memberikan sambutan menjelang peresmian gedung. Mas Abu, sebutan Wali Kota Kediri ini mengaku komitmen setelah dirinya dilantik menjadi orang nomor satu di Kota Kediri.
“Saya kemudian melakukan sejumlah diskusi dan berusaha menjadikan kota kediri sebagai kota jasa, perdagangan dan pendidikan. Kami berharap dengan keberadaan Poltek ini tidak menjadi persaingan bagi kampus lain, namun semua akan kami dorong untuk mencetak tenaga handal sesuai tema kota ini, Harmony The Service City,” jelas Mas Abu.
Sementara Dirjen Iptek Dikti mengungkapkan bahwa pemerintah memberikan apresiasi kepada Kota Kediri atas berdirinya Kampus II Poltek.
“Bahwa pada akhir Tahun 2016, Bapak Presiden meminta seluruh lulusan Poltek tidak boleh nganggur. Setidaknya paling lama 3 bulan harus bekerja,” jelas Dr. Ir. Patdono Suwignjo.
Demi meningkatkan kompetensi, pihak pemerintah kini memberikan bantuan bea siswa kepada mahasiswa berprestasi terutama dari keluarga tidak mampu.
“Mahasiswa Poltek, jangan hanya diwisuda. Minggu depan kita serahkan 1400 bea siswa bagi mahasiswa Poltek dalam program bidik misi. Program ini diutamakan bagi mahasiswa kurang mampu,” jelas pejabat tinggi negara kelahiran Kediri ini.
Terkait status Poltek sekarang, Dr. Ir. Patdono Suwignjo menyarankan pihak kampus segera melakukan afiliasi dengan perguruan negeri. Selain mempersiapkan kualitas tenaga dosen dan perusahaan industri yang mau bekerjasama dengan Poltek. Menyikapi permintaan itu, Rektor Poltek Kediri, Bambang Sukodiono ST mengaku telah bekerjasama dengan pemerinta kota dan pemerintah daerah lain.
“Bahkan kami telah bekerjasama dengan PT. Gudang Garam terkait IT di Surya Air, kemudian membuatkan alat pemintal tenun ikat, alat pemeras madu dan sejumlah peralatan tepat guna lainnya,” jelas Bambang.
Dengan jumlah 1001 mahasiswa dengan juruan Akutansi, Perawatan Perbaikan Mesin dan Tekhnologi Informasi, Rektor Poltek ini berharap ingin membantu pemerintah kota mewujudkan Kampung tehknologi seperti yang digagas Mas Abu. (nng)