![Ibad](https://static.duta.co/wp-content/uploads/2024/06/Ibad.jpg)
Mursyidul Ibad, S.KM., M.Kes – Dosen S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
INDONESIA secara pemetaan masuk ke dalam negara dengan kategori berkembang menuju maju. Untuk mengembangkan salah satunya adalah melalui pembangunan dari tataran keluarga.
Salah satu Lembaga yang ditunjuk adalah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN). Program yang dibuat salah satunya adalah Kampung Keluarga Berkualitas (KB).
Dalam sejarahnya Kampung KB identic dan dibuat pertama kali dengan penyebutan Kampung Keluarga Berencana (KB). Pencanangan kampung KB pertama kali oleh Presiden Jokowi pada 14 Januari 2016 dengan target 1 RW/Dusun. Target pada tahun 2017, terdapat 1 Kampung KB di setiap kecamatan di seluruh Indonesia.
Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa
Kampung KB juga merupakan wujud dari pelaksanaan agenda prioritas pembangunan Nawacita ke 3, 5, dan 8. Nawacita ketiga yaitu yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Nawacita kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta Nawacita kedelapan yaitu melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
Pada prosesnya, pelaksanaan Kampung KB berubah pada tahun 2020 melalui Surat Edaran Kemendagri No. 843.4/2879/SJ tahun 2020. Penyebutan Kampung KB yang awalnya Keluarga Berencana berubah menjadi Keluarga Berkualitas yang awalnya ada di Tingkat RW berubah menjadi setingkat Desa/Kelurahan.
Tujuannya agar penyelenggaraan Kampung KB lebih komprehensif, dimana Pembangunan keluarga tidak hanya dilakukan oleh BKKBN akan tetapi membutuhkan peran multi sektor.
Potensi Kampung KB
Hal ini terbukti setiap tahun BKKBN mengadakan lomba Kampung KB di Jawa Timur, Kabupaten atau Kota yang terlibat menunjukkan potensi yang dapat dikembangkan pada masing-masing kampung.
Salah satu contohnya Ketika lomba kampung KB Jawa Timur tahun 2024, Kelurahan Pakunden Kota Blitar menunjukkan potensi wisata kampung mint yang meniru kampung coklat di daerah yang sama. Selain itu ada potensi batik yang telah menggerakan perekonomian Masyarakat di sekitarnya.
Selain itu, potensi keterlibatan Masyarakat di dalam Kampung KB dalam penyelesaian masalah Kesehatan terlihat pada Desa Bogoarum Kabupaten Magetan. Masyarakat yang memiliki usaha ayam peternak terlibat dalam pemberian 1 ayam Jantan dan 1 ayam betina pada keluarga yang memiliki balita masalah gizi.
Keterlibatan lainnya adalah pemberian telur pada keluarga yang memiliki anak balita dengan masalah gizi. Hal tersebut menunjukkan kampung KB memiliki keterlibatan dalam penyelesaian masalah Kesehatan di Desa tersebut.
Potensi lain yang dikembangkan dengan adanya Kampung KB terlihat pada aspek ekonomi. Pada Desa Senggreng Kabupaten Malang menunjukkan adanya pengembangan potensi dari Waduk Karangkates. Adanya potensi tersebut dapat dikelola dengan baik dan dipublikasikan dengan memanfaatkan teknologi.
Potensi wisata tersebut diantaranya Taman Hiburan Rakyat Sumber Duren, Wisata Rajut Indah, Café Apung Rowo Klampok dan Embung Sumberpucung. Berbagai potensi tersebut menjadi penggerak ekonomi pada Masyarakat sekitar yang juga memberikan sumber pendapatan desa. Hal itu ditunjukkan dengan adanya keterlibatan sumber pendapatan tersebut untuk menyelesaikan masalah di desa, salah satunya adalah balita dengan gizi buruk.
Kampung Keluarga Berkualitas (KB) juga berfokus kepada penguatan pendataan di wilayahnya. Hal ini tercermin pada website Kampung KB Kelurahan Surodinawan Kota Mojokerto. Rumah Dataku sebagai “pengepul” berbagai data di Kelurahan terasa maksimal dengan integrasi dengan aplikasi yang dimiliki oleh Kota Mojokerto. Hal ini memperkuat stakeholder di Tingkat Kota Mojokerto maupun Kelurahan Surodinawan untuk membuat berbagai rencana intervensi.
Membangun Melalui Keluarga
Berbagai Upaya yang telah dijabarkan tersebut, menunjukkan bahwa untuk menyelesaikan masalah pada Tingkat nasional dimulai intervensi pada Tingkat keluarga. Hal ini juga selaras dengan konsep dasar regulasi kelahiran, dimana dalam menyelesaikan masalah ledakan penduduk perlu menyelesaikan masalahnya pada struktur sosial pada lingkungan keluarga dan individu pada keluarga. Di mana keluarga merupakan salah satu bagian penting dari struktur sosial dan individu.
Selain itu, penguatan melalui kampung KB merubah paradigma berbagai kebijakan pemerintah yang hanya berfokus kepada pengendalian jumlah penduduk. Angka kelahiran kita pada kisaran 2,1 dimana pada posisi aman dan tidak menyebabkan terjadinya ledakan penduduk dikemudian hari. Dengan adanya kuantitas yang terkendali, maka BKKBN melakukan penguatan pada sisi kualitas. Hal ini tercermin salah satunya adalah adanya Kampung Keluarga Berkualitas (KB).
Membangun maupun menyelesaikan masalah negara yang berkelanjutan dimulai dari keluarga, karena keluarga merupakan unit terkecil dari Masyarakat. Untuk menyelesaikan perlu adanya penguatan Pendidikan dan pembentukan karakter, peningkatan kesejahteraan keluarga, keterlibatan orang tua dalam Pendidikan, pengembangan keterampilan keluargam menghormati keragaman, mendorong kemandirian dan keterlibatan dalam komunitas.
Semua Upaya tersebut terdapat pada Kampung KB melalui kelompok kerja (Pokja) maupun kelompok kegiatan (poktan) untuk penguatan ekonomi keluarga. Selain itu terdapat Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) maupun Sekolah Lansia untuk penguatan karakter keluarga dan meningkatkan harapan hidup individu serta Upaya-upaya lainnya. Harapannya program yang telah baik dapat terus dipertahankan dan diupayakan agar menjadi lebih baik. *