Dekan FK Unair, Prof Dr dr Soetojo SpU (K) (kiri) bersama Wahyu, salah seorang pelari dari Sidoarjo yang mengikuti AIRUNĀ  Dekan Cup 2019, Minggu (17/3). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co – Kampanye untuk manjauhi narkoba memang tidak hanya melalui seminar, pamflet, spanduk dan sejenisnya. Aksi nyata diperlukan terutama untuk mengajak anak muda menjauhi barang haram itu.

Caranya dengan membuat sebuah aksi yang langsung melibatkan anak-anak muda. Aksi itu tentunya yang disukai anak muda dan mencerminkan gaya hidupĀ  kekinian.

Itu juga yang dilihat mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) khususnya para panitia Dekan Cup 2019 ini.

Mereka berkampanye tentang bahaya narkoba dengan menggelar acara yang sangat disukai anak muda julai olahraga hingga konser musik.

Dekan Cup yang akan digelar selama sebulan itu dibuka dengan acara fun run bertemaĀ  Aescular Inspire to RunĀ  (Airun) 2019.

Seribu lebih pelari baik yang profesional dan amatir ikut ambil bagian dalam ajang ini. Rute sepanjang enam kilometer ditempuh yang dilengkapi pos-pos yang berisi penyuluhan tahapan bahaya setrlah memakai narkoba.

“Kita tampilkan bahayanya hingga ke kematian,” ujar ketua panitia Dekan Cup 2019, Ihsan Fachry Arba di sela acara Airun di halaman kampus FK Unair, Minggu (17/3).

Dikatakan Ihsan, untuk mengampanyekan bahaya narkoba memang harus melalui kegiatan nyata yang disukai anak-anak muda. Diakuinya anak-anak muda saat ini sedang gandrung pada even lari, basket, badminton hingga ke musik.

ā€œItu yang kita lakukan. Kita fasilitasi semua kegiatan itu dalam Dekan Cup 2019 ini dengan banyak kegiatan positif yang disukai anak muda. Sampai di puncaknya kita datangkan Kahitna dan Isyana Sarasvati untuk mengggelar konser musik pada 3 Mei mendatang,ā€ tukasnya.

Dekan FK Unair, Prof Dr dr Soetojo SpU (K) sangat mengapresiasi apa yang dilakukan mahasiswa FK Unair ini. Di tengah kesibukan mereka menempuk pendidikan akademik masih menyempatkan diri berorganisasi.

Apalagi di pembukaan Dekan Cup 2019 ini ada seribu lebih pelari yang ikut berpartisipasi. Menurut Prof Soetojo tidak mudah mendatangkan segitu banyak pelari kalau tanpa diimbangi dengan kemampuan organisasi.

Berorganisasi ini sangat penting bagi mahasiswa FK. Karena nantinya setelah mahasiswa terjun ke masyarakat untuk mengabdi menjadi dokter, soft skill mereka sudah terlatih.

ā€œPenting dokter itu punya soft skill. Kalau tidak bahaya, nanti mereka tidak memiliki kepedulian terhadap sekitarnya. Dokter itu harus mengabdi demi menyehatkan semua lapisan masyarakat,ā€ tuturnya. end

SURABAYA | duta.co – Kampanye untuk manjauhi narkoba memang tidak hanya melalui seminar, pamflet, spanduk dan sejenisnya.