GRESIK | duta.co – Sejumlah wilayah Gresik selatan tergenang akibat Kali Lamong yang meluap setelah hujan deras mengguyur dalam beberapa hari terakhir.  Anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik  diterjunkan untuk terus memantau perkembangan.

“Di Dusun Ngepung Desa Morowudi Kecamatan Cerme, ada 8 rumah yang masih terendam. Ketinggian air masih 40 centimeter,” ujar Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Gresik, Dianne Hetty Widajatie usai melakukan monitoring, Minggu (3/2) kemarin.

Sedangkan pada Sabtu (2/2) kemarin, ada 5 desa yang terendam. Yakni, Desa Munggugebang dan  Sirnoboyo di Kecamatan Benjeng. Lalu,  Desa Dapet Banjaragung  dan Wotansari (Balongpanggang) di Kecamatan Balongpanggang. Juga Desa Morowudi Kecamatan Cerme juga sudah banjir.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik Firman Abdullah menambahkan, Kecamatan Menganti juga mengalami hal yang sama. Tercatat ada 10 rumah dan jalan desa tergenang.  Ini di Dusun Kajar dan Dusun Watu Kulon Desa Gadingwatu, Menganti.

BPBD Gresik terus memantau perkembangan debit air di Kali Lamong. Petugas sudah disiagakan disana. Jika sewaktu-waktu air naik, BPBD juga sudah mendistribusikan perahu karet. Kali Lamong masih aman jika intensitas hujan tidak meningkat drastis.

“Kalau hujan terus menerus debit air bisa keluar sampai di pemukiman. Untuk saat ini masih siaga kuning,” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Gresik Nur Qolib juga melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk mengetahui penyebab banjir yang mengenani Jalan Raya Boboh Kecamatan Menganti.  Sebab, jalan Nasional itu macet karena air tumpah kejalan. Setelah dicek, drainase di kanan dan kiri jalan tidak berfungi.

 “Ini sebelah timur jalan masih ada kali kecil. Hanya saja salurannya mampet oleh sampah dan jalurnya terpotong. Sementara di sebelah barat jalan, tidak ada drainase,” ujarnya.

Ditambahkan politisi PPP itu menyebut, 10 tahun yang lalu wilayah tersebut masih ada sungai. Baik di kanan maupun kiri jalan. Nyatanya sekarang, di barat jalan sudah tertutup oleh tumpukan tanah.

“Ya ini ndak tahu bagaimana, siapa yang menutup. Tapi dulu waktu masih kerja disini sungainya masih ada dan berfungsi,” katanya.

Gholib mengaku sudah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah terkait hal ini. Ia sebelumnya meminta wilayah mana saja yang seharusnya disana ada drainase tapi kenyataannya hilang.

 “Saya sudah minta datanya mana saja. Setelah Sidak ini, nanti akan kami koordinasikan lagi untuk tindak lanjutnya,” ujarnya.

Untuk itu, DPRD Gresik meminta kepada Pemerintah Daerah agar segera menindak. Yakni dengan memberikan surat peringatan terhadap perusahaan-perusahaan yang sudah menghilangkan fungsi drainase di Gresik.

“Tidak hanya wilayah Menganti. Tapi juga di semua wilayah Gresik yang drainasenya hilang,” imbuhnya.

Gholib menuntut agar pihak terkait yang sengaja menutup drainase itu wajib menggembalikan.

“Ini alirannya buntu. Tidak bisa kemana-mana. Kalau intensitas hujan makin tinggi bisa-bisa banjir,” jelasnya.

Lebih lanjut, Gholib menyayangkan jika aliran air disana tidak segera diperbaiki. Itu akan berdampak pada pertanian disana. “Kalau seperti ini terus sawah akan tergenang. Pertanian yang akan berdampak,”pungkas dia. pii

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry