Eks Kapolsek Pasirwangi AKP Sulman Aziz (kiri) dan Direktur Lokataru Haris Azhar. (Keterangan foto detik.com)

JAKARTA | duta.co – Jika benar, ini kabar menyedihkan. Kalau selama ini hanya rumor, dugaan kuat, tetapi, kali ini bentuknya pengakuan. Adalah Kapolsek Pasirwangi Kabupaten Garut, Jawa Barat, AKP Sulman Azis menyatakan, bahwa, selama 27 tahun menjadi polisi baru kali ini dirinya diminta berpihak kepada salah satu pasangan calon di perhelatan pemilu presiden.

Saat ini Sulman sudah tak lagi menjabat sebagai Kapolsek Pasirwangi. Dia dipindahkan ke Polda Jabar seksi penanganan pelanggaran. “Saya ini sudah 27 tahun menjadi polisi, sudah bertugas di mana-mana, baru tahun 2019 ini di Pilpres 2019, ada perintah untuk berpihak kepada salah satu calon,” kata Sulman di kantor Lokataru, Jakarta, Minggu (31/3) sebagaimana dirilis cnnindonesia.

Sulman sebelumnya mengungkap mendapat arahan dari Kapolres Kabupaten Garut agar menggalang dukungan untuk Jokowi-Ma’ruf Amin. Kata Sulman, dalam rapat Februari lalu, Kapolres Kabupaten Garut memerintahkan para kapolsek menggalang dukungan dan melakukan pendataan dukungan masyarakat kepada pasangan calon 01 dan 02.

Para kapolsek itu, lanjut Sulman, diancam akan dimutasikan. Tindakan tersebut akan dilakukan terhadap kapolsek jika paslon 01 kalah di wilayahnya. “Kami diancam, kalau seandainya di wilayah kami bertugas paslon nomr 01 kalah kami akan dipindahkan,” ucap Sulman.

Sulman mengaku tidak tahu pasti asal muasal perintah itu berasal. Dia enggan menjawab apakah perintah tersebut diberikan langsung dari pucuk pimpinan Polri atau Polda Jawa Barat.

“Saya enggak tahu itu diperintah estafet dari atas atau tidak. Yang pasti saya diperintahkan oleh beliau (kapolres),” tutur Sulman.

Kini, Sulman mengaku sudah tidak menjabat sebagai Kapolsek Pasirwangi. Dia dimutasikan ke Polda Jawa Barat seksi penanganan pelanggaran.

Kebijakan itu diterapkan karena Sulman dituduh mendukung acara deklarasi Prabowo-Sandi di wilayahnya pada 15 Februari lalu. Sulman mengaku difitnah turut membiayai acara tersebut.

CNNIndonesia.com menghubungi Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko namun belum merespons hingga berita ini diturunkan. Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo juga belum memberikan respons ketika dihubungi pada hari ini.

Sulman juga dituduh mendukung paslon 02 karena sempat berfoto dengan salah satu pemuka agama NU setempat pendukung Prabowo-Sandi. Pemuka agama tersebut adalah ketua panitia acara deklarasi.

“Saya berfoto, sambil membuat laporan untuk melaporkan kepada Kapolres. Saat itu saya hanya melaksanakan tugas saya sebagai Kapolsek. Untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan di wilayah berjalan sesuai dengan ketentuan,” tutur Sulman.

Sementara Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna bersumpah dan membantah kesaksian Sulman. “Demi Allah. Sumpah saya nggak bisa berdiri kalau saya ngomong gitu,” tutur Budi saat dimintai konfirmasi detikcom melalui sambungan telepon, Minggu (31/3/2019).

Sedangkan mengenai mutasi Sulman, menurut Budi, itu merupakan mutasi biasa. Budi menyatakan mutasi Sulman sama sekali tidak berkaitan dengan foto-foto antara Sulman dan tokoh pendukung Prabowo. “Kalau mutasi, mutasi dia itu mutasi yang wajar. Nggak ada mutasi yang aneh,” tutur Budi.

Kabar dari Sulman ini sesungguhnya bukan barang baru. Sebelumnya rumor beredar, bahwa, banyak oknum polisi yang tidak netral. Sejumlah acara yang digelar pendukung 02 sering mendapat halangan. Bahkan di Pasuruan, ada sebuah acara habaib yang diawasi polisi dan dilarang pasang spanduk. (bmw, cnni,fjp,dtc)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry