Tampak Ketua PWI Jatim, Akhmad Munir memberikan potongan tumpeng Ultah 16 Tahun Koran Duta yang diberikan kepada Direktur Duta Masyarakat, Mokhammad Kaiyis. (DUTA.CO/SOVIE)

SURABAYA | duta.co – Ada banyak kado istimewa dalam acara Open House 16 Tahun Koran Duta Masyarakat, yang berlangsung Jumat (17/03/2017). Tidak bisa disebut satu persatu, dan ada satu kado yang tidak bisa ‘dibuka’ tetapi memiliki pengaruh luar biasa. Adalah sambutan, Akhmad Munir, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia  (PWI) Jawa Timur yang disampaikan sebelum prosesi potong tumpeng.

“Koran Duta harus tetap konsisten dengan gayanya sekarang, jangan berubah, jangan mengikuti koran-koran umum. Tugas Duta adalah mengawal Islam rahmatan lilalamin, Islam ahlussunnah waljamaah. Duta satu-satunya koran warga NU, dan saya sendiri Islam  ahlussunnah waljamaah,” demikian disampaikan, Akhmad Munir yang juga dikenal sebagai Kepala Biro Jawa Timur Kantor Berita ANTARA.

Masih menurut Akhmad Munir, Duta jelas tidak bisa mengikuti dan tidak perlu mengikuti model koran umum. Artinya ada fatsoen yang harus dipegang teguh. Dan arah fatsoen itu jelas, mengikuti laku kiai-kiai NU. “Duta tidak mungkin memuat iklan panti pijat, diskotik, karena itu bertentangan dengan norma agama yang diajarkan kiai,” tegasnya.

Meski kue iklan terbatas, lanjut Akhmad Munir, koran besutan kiai ini tidak akan kekurangan gizi. “Saya berterima kasih, ini luar biasa, 16 tahun lamanya Koran Duta terbit belum pernah sekalipun gagal terbit gara-gara duit,” katanya disambut tepuk tangan yang hadir.

Sebelumnya, Mokhammad Kaiyis, Direktur Duta Masyarakat menyampaikan, bahwa, mengelola Koran Duta berbeda dengan koran umum lainnya. Duta memiliki banyak rambu yang tidak boleh ditabrak. Duta harus mengikuti alur perjuangan kiai, mengerek Islam rahmatan lilalamin, memperkuat Islam ahlussunnah wal-jamaah, Islam ramah yang menjadi wajah Indonesia.

“Kalau sampai berita Duta bertentangan dengan Islam ahlussunnah wal-jamaah, bertentangan dengan norma agama, maka, tidak lama koran ini bakal disemprit kiai. Duta juga pernah ‘diadili’ kiai gara-gara menurunkan foto yang dianggap vulgar, meski dalam media lain hal itu lumrah,” demikian disampaikan Cak Kaiyis, panggilan akrabnya.

Pernah, lanjutnya, ada surat datang dari seorang doktor di Jombang, isinya meminta agar Duta bertahan dengan gaya khasnya. Ada rubrik religi, ada konsultasi kiai, ada kebijakan redaksi untuk mempertahankan hujjah ahlussunnah wal-jamaah. “Pertahankan. Duta jangan takut tidak laku, soal rejeki itu ada di tangan Allah.swt,” demikian isi surat tersebut.

Padahal, menurut Cak Kaiyis, sebagai perusahaan Duta juga harus laku, karena biaya produksi koran itu tidak kecil. “Dan Alhamdulillah, berkat doa kiai, pembaca termasuk seorang doktor di Jombang tadi, pelanggan, agen maupun kios, Koran Duta tetap eksis meski kadang harus menghadapi badai ekonomi,” tegasnya.

Sementara KH Abdurrahman Navis, Direktur Aswaja Center Jawa Timur, yang juga pengasuh rubrik tanya jawab keislaman Duta Masyarakat, hadir dalam acara open house. Kiai Navis menyampaikan terima kasih atas kerjasamanya selama ini.

“Harapan saya, dan doa para kiai, tentu, semoga Duta semakin besar dan semakin memberi manfaat kepada umat, terutama dalam menegakkan Islam ala ahlussunnah waljamaah, Islam yang damai bukan Islam yang suka kekerasan,” demikian Kiai Navis yang juga pengurus PWNI Jatim ini memberika wejangan.

Selalin Ketua Akhmad Munir, hadir pula pengurus PWI Jatim lainnya yaitu Machmud Suhermono (Wakil Ketua Bidang Organisasi), Abu Bakar Yarbo (Bendahara), Erfandi Putra (Wakil Sekretaris), Teguh LR (WaKesra), Djoko Tetuko (Ketua Dewan Kehormatan Daerah PWI), Sigit Sugiharto, Pimred Harian Surya, serta para mitra bisnis Harian Duta Masyarakat. Terima kasih, jazaakumullahu khairan katsira! (sov)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry