Tim Kadin Jatim saat bertemu dengan tim dari Western Sidney University, Selasa (30/1/2024). DUTA/ist
SURABAYA | duta.co – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto mengajak Western Sidney University (WSU) yang bakal membuka cabang di kota Surabaya serius melakukan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) industri hilir.
Langkah ini dilakukan mengingat Jawa Timur adalah provinsi yang menjadi hub Indonesia Timur yang memiliki beragam Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Salah satu industri hilir yang cukup besar yang ada di Jatim adalah smelter Freeport yang ada di Gresik. Smelter tersebut rencananya bakal beroperasi pada tahun ini.
“Bahwa bagian Timur Indonesia yang berpusat di Jatim memiliki potensi SDA sangat besar. Sehingga pengembangan hilirisasi jauh lebih banyak dan lebih baik di banding wilayah barat, sehingga kami memberikan informasi kepada mereka, kami butuh penguatan SDM industri hilir, karena harapan pemerintah seperti itu,” ujar Adik Dwi Putranto saat menerima kunjungan Vice Chancellor and Provost Western Sydney University Indonesia, Prof. Amir Mahmood di Graha Kadin Jatim, Surabaya, Selasa (30/1/2024).
Ia menegaskan bahwa sejauh ini Kadin Jatim memiliki komitmen yang kuat dalam meningkatkan kualitas SDM dalam negeri menjadi tenaga kerja yang unggul dan berdaya saing.
“Kualitas SDM masih kurang dikarenakan ketidaksesuaian dengan kebutuhan di bidang industrk. Karena saat ini Jatim sedang gencar-gencarnya menggarap industri hilir, maka itu harus ditangkap dengan sesegera mungkin menyiapkan SDM hilir yang berkompeten, unggul dan berdaya saing melalui pelatihan, sertifikasi, dan pendidikan vokasi, khususnya untuk program digital science. Dan ini linier dengan program WSU,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional & Promosi Luar Negeri Kadin Jatim Prof. Tommy Kaihatu menambahkan bahwa Kadin Jatim menyambut baik keinginan WSU untuk bekerjasama mengembangkan SDM dalam negeri, apalagi universitas ini adalah salah satu universitas yang cukup ternama.
“Karena kita sama-sama membutuhkan link and match antara dunia usaha dan dunia industri dengan dunai pendidikan. Dan Jatim adalah hub Indonesia Timur, sehingga Kadin Jatim ingin mengembangkan SDM dalam upaya hilirisasi SDA,” terang Tommy.
Apalagi menurutnya saat ini hilirisasi di Jatim cukup bagus, sudah mencapai 30%. “Nah, itu kan butuh SDM. Ketika hilirisasi berjalan, maka proses bahan mentah menjadi turunan akan membuka banyak industri yang membutuhkan banyak tenaga terampil,” katanya.
Dalam pelaksanaannya, WSU dan Kadin Jatim akan membuat Roudmap sistem pendidikan dengan menyingkronkan kurikulum WSU dengan kebutuhan dunia industri, khususnya industri hilir.
Kadin Jatim juga mengusulkan agar WSU membuat semacam kursus singkat yang bisa ditempuh selama 6 bulan hingga 1 tahun serta membuka konsultasi industri.
“WSU juga akan kami dorong membuka semacam layanan konsultasi untuk industri, menyimpulkan dan memberi masukan tentang pasar atau lainnya. Intinya menjadi konsultan riset untuk industri, industri tersebut membutuhkan tenaga kerja seperti apa, kebutuhan industri seperti apa, tentang development produk atau riset development pasar. Itu juga bisa dilakukan karena riset biasanya yang melakukan adalah universitas,” terang Tommy.
Kadin Jatim berharap, jika kerjasama ini telah berjalan, maka Australia akan memiliki ketertarikan lebih untuk menanamkan investasi di Jatim. “Kerjasama ini kan bisa berlanjut untuk menarik mereka berinvestasi di sini. Kalau mereka sudah mendidik, maka pasti mereka lebih mudah tertarik berinvestasi,” ujarnya.
Sementara itu, Vice Chancellor and Provost Western Sydney University Indonesia, Prof. Amir Mahmood mengungkapkan bahwa WSU memilih Surabaya dikarenakan posisinya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah populasi yang sangat besar.
“Western Sydney University sangat tertarik berkolaborasi dengan Kadin Jawa Timur, terutama dalam bidang Pendidikan dan pengembangan SDM kedepannya agar lebih berkualitas dan dapat menyesuaikan sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan di dunia industri,” ujar Prof. Amir Mahmood.
Ia mengaku ingin memunculkan perubahan di kedua aspek tersebut, aspek pendidikan dan aspek industri dan usaha. Beliau juga menyampaikan kalau soft skill lebih susah dipelajari, tetapi disisi lain dibutuhkan pola pikir yang terus berkembang, kematangan emosional dan kesadaran sosial untuk menjadi SDM yang berkualitas dan dapat membawa perubahan.
“Western Sydney University Indonesia sudah memiliki lima program yang sudah disetujui dan rencananya akan mulai berjalan di bulan September 2024, salah satu program yang dijalankan nantinya adalah program khusus di masa liburan untuk siswa SMA atau sederajat yang ingin mengenal dunia industri lebih dalam,” terangnya.
Sebagai informasi, Kampus WSU di Surabaya ini terletak di Pakuwon Tower. Dalam fase pertama, kampus ini dapat memfasilitasi 1.000 mahasiswa, dan dalam fase kedua dapat memfasilitasi 1.700 hingga 2.000 mahasiswa.
Pada fase pertama, kampus WSU di Surabaya akan menawarkan live program sarjana di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM), yaitu Bachelor of Computer Science, Bachelor of Information and Communication Technology, Bachelor of Data Science, Bachelor of Engineering (Electrical), dan Bachelor of Business (Applied Finance). ril/end