KEDIRI|duta.co, Terkait kasus limbah belerang dikarenakan usaha penampungan pasir dari Gunung Kelud, Kepala Desa Adan – Adan Kecamatan Gurah, Masfiatul Isti’anah .SPd memberikan klarifikasi secara gamblang. Bahwa pihaknya justru memberikan kesempatan mediasi termasuk berusaha mendatangkan pengusaha tersebut.
Kasus limbah belerang yang diduga dibuang di sungai hingga berdampak sejumlah petani di Desa Sidorawuh, mengalami kerusakan pada tanamannya, mendapat respon positif dari Kades Adan – Adan.
“Bahwa istilah digruduk tersebut tidak benar, dalam pertemuan tersebut dihadiri dari pihak sekitar 8 orang Polres Kediri, 1 orang anggota Polsek Gurah dan satu orang ibu, bernama Ibu Siti beralamatkan Desa Sidorawuh,” terangnya, Rabu (14/08) sore.
Dari pertemuan tersebut, disepakati agar usaha ini untuk sementara tidak dijalankan sebelum disediakan penampungan untuk limbah. “Jadi tidak ada ganti rugi bagi petani. Akhirnya kami perintahkan pak Sekdes untuk mendatangi lokasi. Kemudian usaha sementara dihentikan. Bahkan kabarnya, dua set mesin telah diamankan di Polsek Gurah,” jelas Masfiatul Isti’anah.
Kades : Kami Juga Tidak Terima Kompensasi Apapun
Meski demikian, pengakuan dari Siti Isminah yang turut dalam pertemuan di Kantor Desa Adan – Adan menyatakan jika pihak penguasaha akan memberikan ganti rugi kepada petani jagung dan lombok, yang terkena dampak belerang.
“Nanti melalui Polres, pihak pengusaha akan memberikan ganti rugi kepada petani yang dirugikan,” jelasnya. Meski demikian, atas permasalahan ini Kades Adan – Adan berharap agar diselesaikan dengan musyawarah dan tidak menjadikan fitnah baik kepada dirinya maupun kepada para perangkat desa.
“Saya berharap masalah ini diselesaikan dengan baik dan kami juga tidak menerima kompensasi apapun atas usaha tersebut,” tegas Masfiatul Isti’anah. (nng)
