Ketua Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila, Japto Soerjosoemarno (tengah), berfoto bersama para Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) se-Indonesia usai pembukaan Musyawarah Besar (Mubes) XI Pemuda Pancasila di Hotel Sultan, Jakarta, 26–28 Oktober 2025. Mubes XI kali ini mengusung tema “Memantapkan Konsolidasi Organisasi Sebagai Mitra Pemerintah dengan Semangat Perjuangan Kembali kepada UUD 1945.

JAKARTA | duta.co – Ribuan kader Pemuda Pancasila (PP) dari seluruh penjuru tanah air memadati Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, sejak 26 hingga 28 Oktober 2025. Mereka datang dengan semangat yang sama. memperkuat persatuan, meneguhkan arah perjuangan organisasi, dan menatap masa depan Indonesia Emas.

Musyawarah Besar (Mubes) XI Ormas Pemuda Pancasila kali ini mengusung tema “Memantapkan Konsolidasi Organisasi Sebagai Mitra Pemerintah dengan Semangat Perjuangan Kembali kepada UUD 1945 (Sesuai Naskah Asli 18 Agustus 1945) dalam Menuju Indonesia Emas”.

Kegiatan akbar ini diikuti 1.044 peserta yang terdiri atas utusan dan peninjau dari berbagai wilayah. Di antaranya, 90 orang dari Majelis Pimpinan Nasional (MPN), 93 orang dari Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) se-Indonesia, serta perwakilan dari luar negeri seperti Malaysia, Arab Saudi, Australia, Singapura, dan California Selatan.

Dari Jawa Timur sendiri, 38 Majelis Pimpinan Cabang (MPC) turut hadir, membawa semangat Arek Suroboyo yang dikenal militan dan solid.

Mubes XI ini menjadi momentum penting untuk mengevaluasi hasil-hasil Mubes X, menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), serta menetapkan program umum organisasi untuk lima tahun ke depan. Selain itu, forum juga akan memilih Ketua Umum MPN Pemuda Pancasila masa bakti 2025–2030 dan menyusun komposisi kepengurusan baru.

Dalam laporan pertanggungjawabannya, Ketua Umum MPN Pemuda Pancasila, H. Japto S. Soerjosoemarno, SH, menyampaikan pesan mendalam kepada seluruh kader.

“Sudah tidak zamannya lagi anggota PP rebutan kerjaan, rebutan parkir, atau hal-hal pragmatis seperti itu. Sekarang saatnya kita rebutan pintar, rebutan berinovasi. Sejahterakan anggota sebelum yang lain,” tegas Japto disambut tepuk tangan peserta.

Ia juga menekankan pentingnya restrukturisasi kepengurusan yang tidak aktif dan penguatan sektor ekonomi rakyat melalui pembentukan Badan Tani dan Nelayan (BTN PP) serta Badan Buruh dan Pekerja, khususnya di sektor pelabuhan.

Dari delegasi Jawa Timur, Sekretaris MPW Pemuda Pancasila Jatim, M.Diah Agus Muslim, menyampaikan pandangan strategis mengenai arah organisasi ke depan.Menurutnya, Jawa Timur mendukung penuh agar Japto S. Soerjosoemarno kembali memimpin Pemuda Pancasila untuk lima tahun mendatang.

“Sesuai surat yang kami serahkan ke MPN, kami memberikan mandat kembali kepada Pak Japto untuk melanjutkan kepemimpinan. Beliau figur pemersatu dan konsisten menjaga ideologi Pancasila di tengah dinamika bangsa,” ujar Agus Muslim.

Ia juga menyinggung pentingnya menghidupkan kembali Partai Patriot Pancasila sebagai wadah politik bagi kader yang belum berpartai.

“Kalau ada kader PP yang belum berpartai, kenapa tidak kita wadahi di Partai Patriot? Itu akan memperkuat kontribusi kita terhadap bangsa,” tambahnya.

Mubes XI kali ini tidak sekadar forum politik organisasi, melainkan juga ruang refleksi perjalanan panjang Pemuda Pancasila sebagai ormas yang lahir dari semangat nasionalisme.

Sejak berdiri pada 28 Oktober 1959, Pemuda Pancasila telah tumbuh menjadi wadah kader-kader muda bangsa dari berbagai latar belakang mulai dari pengusaha, akademisi, tokoh masyarakat, hingga pejabat publik.

Keterangan foto:
(Tengah) M. Diah Agus didampingi (kanan) Kabid Hankam MPW Pemuda Pancasila Jatim Noerdin L (topi) dan Kabid OK MPC Pemuda Pancasila Samsurin, di sela-sela wawancara seusai acara.

Kini, di usia 66 tahun, PP bertekad kembali pada semangat asli perjuangan bangsa sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 naskah 18 Agustus 1945.

Agus Muslim menegaskan, “PP siap menjadi mitra strategis pemerintah, menjaga stabilitas sosial, dan berperan aktif dalam pembangunan, terutama menghadapi tantangan ekonomi di daerah,” tuturnya.

Ia juga menekankan bahwa Jawa Timur akan terus memperkuat komunikasi antara tiga unsur utama: pemerintah, ormas, dan masyarakat.

Mubes XI menjadi cerminan perubahan paradigma Pemuda Pancasila: dari organisasi yang identik dengan aksi jalanan, kini bertransformasi menjadi gerakan intelektual dan sosial produktif.

Suasana akrab terlihat di sela-sela sidang pleno. Para kader dari berbagai daerah saling bertukar cerita perjuangan, berbagi strategi pemberdayaan ekonomi, hingga membahas rencana kolaborasi sosial lintas wilayah.

Di ujung forum, gema yel-yel “Hidup Pemuda Pancasila!” menggema di ruang utama Hotel Sultan. Bukan sekadar teriakan semangat, tetapi juga penegasan identitas bahwa ormas ini masih dan akan terus menjadi bagian penting dalam perjalanan bangsa.

Dengan semangat konsolidasi dan pembenahan internal yang kuat, Pemuda Pancasila menatap masa depan dengan keyakinan. Mubes XI bukan akhir, melainkan awal babak baru perjuangan kader muda bangsa menuju Indonesia Emas 2045.(gal)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry