SURABAYA|duta.co – Jelang ulang tahun hubungan kerjasama Provinsi Jawa Timur dengan Australia Barat yang ke 30, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ingin mempererat kerjasama bidang pendidikan khususnya vocational trainning yang cukup bagus di Australia Barat.

Di Australia Barat, lanjut Khofifah para siswa kelas 11 dan 12, mereka bisa mengikuti pendidikan vokasi tertentu sesuai dengan keinginan siswa sehingga saat lulus disamping mereka mendapat ijasah juga dapat sertifikat vokasi yang mereka ikuti.

Soal siapa yang mengeluaran sertifikasi pendidikan vokasi itu, kata Khofifah apakah dari pihak perusahaan atau sekolah. Di Australia Barat ternyata sudah terkonfirmasi sehingga antara perusahaan dengan sekolah sudah saling percaya.

“Oleh karena itu saya sampaikan kepada ibu Konjen, sepertinya para kepala dinas pendidikan yang memiliki sekolah SMA dual track dan SMK yang punya peluang untuk disupport Australia Barat perlu belajar kesana, minimmal dua minggu,” harap orang nomor satu di lingkugan Pemprov Jatim.

Waktu tersebut nantinya akan digunakan untuk kunjungan ke pihak sekolah, perusahaan dan lembaga khusus yang mengeluarkan sertifikat vocational trainning serta kurikulumnya.

“Saya ingin Australia Barat support sekolah tertentu yang memiliki hubungan kuat dengan industri di Australia Barat yaitu parbrik perkapalan. Detail plannya nanti akan saya bahas lagi dengan Ibu Konjen, dan Konjen kita di Pert sama Konjen Australia Barat yang ada disini,” harap Gubernur Khofifah.

Ikuti Pesantren NU

Ia juga punya ancang-ancang sekolah SMK di Jatim yang layak diajak kerjasama dengan Australia Barat itu berada di Sidoarjo. Sedangkan sekolah maritim (perkapalan) itu akan memanfaatkan working holiday visa yang bisa digunakan selama 2 tahun.

“Working holiday visa itu yang menentukan penggunaannya adalah menteri hukum dan HAM. Pembahasan sepa sekarang lagi dibahas di parlemen dari yang semula hanya dapat 1000 visa working holiday menjadi 5000,” jelas Khofifah.

Hal ini sejalan dengan wacana SMK 4 tahun yang pernah dilontarkkan Gubernur Jatim dalam mendukung program Nawa Bhakti Satya. Bahkan sudah disampaikan kepada Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah dan Dirjen Dikti supaya sertifikat vocational trainning itu bisa disetarakan dengan Diploma 1.

“Saya meyakini konsep tersebut sejalan dengan Link and Match antara pendidikan dengan dunia industri baik dalam maupun luar negeri,” kata mantan Mensos RI ini.

Di sisi lain, pihaknya juga menawarkan konsep Colombo Plan seperti student exdance, youth student exchange. Bentuknya bisa denga cara tokoh agama atau pelajar Austraia Barat bisa mengikuti pembelajaran atau interaksi di pesantren-psantren Nahdlatul Ullama.

“Saya tadi mengatakan bahwa yang sudah melaksanakan konsep ini adalah Ponpes Tebuireng Jombang. Kalau ingiin mengenali perspektif tentang islam yang  moderat dan toleran maka mereka bisa tinggal beberapa hari di pesantren secara khusus saya tawarkan Tebuireng,” pungkas Khofifah. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry