SURABAYA | duta.co – Ratusan jamaah dzikir, yasin dan tahlil — dalam rangka haul 1 tahun wafatnya Cak Anam (Drs H Choirul Anam) — Kamis (26/9/24) dengan khidmat menyimak taushiyah Prof Dr Moh Ali Aziz, MAg, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya.

Selain masyarakat sekitar, hadir dalam haul 1 tahun Cak Anam adalah KH Wahid Harun bersama keluarga besar Ponpes Manbaul Hikam, Tanggulangin Sidoarjo. Kiai Abdul Karim Elmuna, pengasuh Ponpes Ribath Darul Manshur, Jombang. KH Mas’ud dan Pengurus Yayasan Taswirul Afkar, Kebondalem, Surabaya, serta sejumlah politisi Nahdlatul Ulama.

Tampak pula KH Achmad Muhammad, tokoh NU Sidoarjo. “Tadi juga ada Bu Risma (Dr (HC) Ir Hj Tri Rismaharini, MT) mantan Mensos RI yang kini menjadi Calon Gubernur Jatim berpasangan dengan Gus Hans dari Rejoso, Jombang,” demikian disampaikan Ahmad Nahidlul Umam kepada duta.co.

Taushiyah Prof Ali, memang, bukan barang baru. Tetapi model taushiyah dengan mengabarkan kebaikan bagi jamaah dzikir ini, membuat yang hadir lebih serius mendengarkan. “Kabar baik. Saya yakin Cak Anam masuk surga. Dan yakin umat Islam mudah sekali masuk surga Allah swt,” tegasnya.

Prof Ali kemudian menyuguhkan tips khusus, bagaimana mudah masuk surga?  Tetapi, sebelumnya, dosen pasca sarjana UIN ini mengabarkan, bahwa, bagi penggemar dzikir berjamaah akan mendapatkan ridho Allah swt, dijamin mendapat ampunan Allah swt.

Besan Cak Anam ini kemudian mengutip kitab Riyadhus Shalihin, perihal  keutamaan berkumpul untuk berdzikir. Kisah ini memperkuat firman Allah ta’ala dalam surat al-Kahf . “Dan sabarkanlah dirimu berkumpul bersama orang-orang yang menyeru kepada Tuhan di waktu pagi dan petang. Mereka mengharapkan keridhaanNya dan janganlah engkau menghindarkan pandanganmu dari mereka itu.”

Masih menurut Prof Ali, Allah ta’ala itu mempunyai beberapa malaikat yang tugasnya patroli. Keliling mencari para ahli dzikir. Jikalau mereka menemukan sesuatu kaum yang berdzikir kepada Allah, lalu mereka mengajak kawan-kawannya (untuk berdzikir), maka, malaikat itu akan melapor kepada Allah dan Allah swt akan mengampuni mereka.

Lalu, Prof Ali mengisahkan dialog Allah swt dengan para malaikatNya sebagaimana isi hadits yang terpatri dalam kitab Riyadhus Shalihin. “Apa hajatmu? Apa yang engkau cari?,” tegasnya serius.

Sesungguhnya, tambahnya, Allah swt itu Maha Mengetahui. Tetapi, Allah berfirman: “Apakah yang diucapkan hamba-hambaKu itu?”

Para malaikat menjawab: “Mereka itu sama memahasucikan Engkau, memahabesarkan, memuji, serta memahaagungkanMu. Bertasbih, bertakbir, bertahmid dan bertamjid,” jawab malaikat.

Allah berfirman lagi: “Adakah mereka itu dapat melihat Aku?”

Malaikat menjawab: “Tidak, demi Allah, mereka itu tidak melihat Engkau.”

Kaat Allah swt:  “Bagaimanakah sekiranya mereka dapat melihat Aku?”

Dijawab: “Andaikata mereka melihat Engkau, tentulah mereka akan lebih giat ibadahnya padaMu, lebih sangat memahaagungkanMu, juga lebih banyak pula bertasbih padaMu.”

Lalu, Allah swt berfirman: “Apakah yang mereka minta?”

Dijawab malaikat: “Mereka meminta surga.”

Allah pun berfirman: “Adakah mereka pernah melihat surga?”

Dijawab: “Tidak, demi Allah, ya Tuhan, mereka tidak pernah melihat surga itu.”

Lalu, Allah swt bertanya: “Bagaimanakah andaikata mereka dapat melihatnya?”

Dijawab oleh malaikat: “Andaikata mereka pernah melihatnya, tentulah mereka akan lebih suka pada surga itu, lebih sangat mencarinya dan lebih besar keinginan mereka pada surga tadi.”

Allah pun bertanya: “Apakah mereka mohon perlindungan?”

Dijawab malaikat: “Mereka mohon perlindungan daripada neraka.”

“Adakah mereka pernah melihat neraka itu?” tanya Allah sebagaimana dikisahkan Prof Ali.

Dijawab malaikat: “Tidak, demi Allah mereka tidak pernah melihatnya.”

FirmanNya: “Bagaimanakah andaikata mereka pernah melihatnya?”

Dijawab malaikat: “Andaikata mereka pernah melihatnya, tentulah mereka akan sangat larinya dan lebih takut pada neraka itu.”

Maka, Allah swt mengabarkan: “Kini Aku hendak mempersaksikan kepadamu semua bahwasanya Aku telah mengampunkan mereka itu.”

Tapi, tegas Prof Ali, ada salah satu diantara para malaikat itu nyeletuk: “Di kalangan orang-orang yang berdzikir itu ada seorang yang sebenarnya tidak termasuk golongan mereka, sesungguhnya ia datang karena ada sesuatu hajat belaka, mereka menunggu berkat,” tegasnya mengisahkan.

Kata Allah: “Tidak peduli, sepanjang mereka sekawanan sekedudukan, maka, tidak akan celakalah orang yang suka (berdzikir) berjamaah. Orang itu pun memperoleh pengampunan yang sama,” kisahnya.

Tips Mudah masuk Surga

Tak kalah menarik, Prof Ali juga memberikan tips mudah masuk surga. Menurutnya, kita harus pandai melipatgandakan niat dalam segala amal baik. “Saya ke sini, di antara undangan juga bersilaturrahim, berbagi ilmu, berdzikir kepada Allah swt. Niat yang banyak akan mendapatkan pahala berlipat,” tegasnya.

Lalu, ia mengisahkan lafadz istighfar yang bakal diganjar 10 kali lipat kebaikan. Ini menjadi pintu lebar bagi umat Islam untuk mudah masuk surga. “Kalau berbuat jelek, hanya dicatat sekali kejelekan. Tetapi, kalau berbuat baik dicatat 10 kali lipat dari kebaikan,” tegasnya sambil menyebut lafadz istighfar: Astagfirullahaladzim alladzi lailaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaih.

Dengan begitu, tegasnya, umat Islam semua masuk surga. “Kalkulasinya demikian. Kalau jeleknya 50, kebaikannya juga 50, masuk surga apa tidak? Masuk surga, karena kebaikannya dikalikan 10 kali lipat,” tegasnya.

Begitu juga kalau amal kejelekan 70, lalu kebaikannya 30. Kalau kebaikan itu dikalikan 10 kali lipat, hasilnya masuk surga. “Paling ekstrem saja, amal kejekannya 90. Hanya 10 amal baiknya, tetapi kalau kebaikan itu dilipatgandakan sampai 10 kali lipat, maka, secara kalkulator tetap masuk surga,” tegasnya disambut riuh hadirin. (nzm)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry