SURABAYA | duta.co – Presiden Jokowi dipastikan tampil kembali sebagai Capres RI 2019. Sudah lima partai yang siap menjadi kendaraannya. Ada Partai Golkar, NasDem, PPP, Hanura dan terakhir PDI-P. Jika dihitung, separo lebih ‘suara rakyat’ dipegang Jokowi.

“Berarti sudah 52% suara yang mendukung Pak Jokowi sebagai Capres 2019,” kata Gun Gun Heryanto, MSi pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, dalam dialog ‘Sapa Indonesia Malam’ (kompastv) Jumat (9/3/2018) yang menghadirkan Ir HM Romahurmuziy, MT, Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Hinca Panjaitan (Partai Demokrat) melalui sambungan telepon.

Masalah berikutnya: Siapa calon wakil presiden (Cawapres) Jokowi? Isu ini tak kalah ramai. Meski sudah ada yang membalihokan diri, seperti Cak Imin (Muhaimin Iskandar Ketua Umum PKB), juga ‘kode keras’ Partai Demokrat melalui undangan Rapimnas yang diantar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kepada Presiden Jokowi, toh sampai kini belum bisa ditebak siapa yang bakal mendampingi Jokowi.

Ir HM Romahurmuziy, MT, Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) punya kisah menarik. November 2017, katanya, seluruh ketua umum partai pendukung Jokowi, berkumpul. Salah satu wacana yang dibahas adalah bagaimana kalau menduetkan Jokowi dengan Prabowo pada Pilpres 2019. Jokowi sendiri yang bertanya soal (wacana) itu.

“Saya langsung jawab singkat dan cepat, sampai-sampai Pak Jokowi terkaget,” kata Gus Romy panggilan akrab Romahurmuziy.

Demi NKRI, kata Gus Romy, mengapa tidak? Artinya (kalau sampai benar terjadi duet Jokowi-Prabowo)  ada aklamasi nasional.  Sebuah preseden (baik) yang dahsyat, bisa menjadi dokumentasi negara, calon tunggal. Kalau ini berkelindan dengan Pileg (Pemilu Legislatif), maka, pertarungan menjadi indah, flat.

“Tiba-tiba Desember 2017, Pak Jokowi bilang; nggak jadi Mas Romy, karena yang setuju cuma Mas Romy,” katanya disambut tawa lebar Gun Gun Heryanto.

Ditanya mengapa sebagai Ketua Umum PPP, Gus Romy tidak membalihokan diri menjadi Cawapres Jokowi? Cicit KH Wahab Chasbullah (Mbah Wahab) ini menjelaskan, bahwa, yang menjadi pertimbangan PPP bukan soal usulan, atau penyodoran dirinya. PPP justru lebih melihat pada kebutuhan presiden Jokowi.

“Jadi, kita (partai pendukung) belum sebut nama, siapa orangnya. Tetapi, paling tidak, Cawapres Pak Jokowi harus mampu mengatasi lima masalah penting bangsa ini,” jelasnya.

Pertama, bisa menjaga narasi besar bangsa, adalah NKRI. Indonesia dibangun di atas narasi besar nasionalime dan agama. Karenanya duet Pak Jokowi harus merepresentasikan dua narasi besar ini.

“Dan ini selalu tereflesikan sejak dulu. Bung Karno dan Bung Hatta juga demikian. Duet ini dibangun bukan karena Bung Hatta wakil dari Sumatera, tetapi karena Bung Hatta itu putra seorang mursyid tarekat di Agam, Sumatera Barat,” tambahnya.

Kedua, tentu, kebutuhan elektabilitas. Walau pun ini tidak mutlak, karena Jokowi memiliki elektabilitas paling tinggi. Ketiga, kebutuhan kopetensi, karena kita berbicara tentang tantangan ke depan. “Ini harus digawangi Cawapres yang menjadi wakil Pak Jokowi,” lanjut Gus Romy.

Keempat, sosok Cawapres harus bisa mengurangi ujaran kebencian. Diakui atau tidak, hari ini ujaran kebencian didesain sedemikian jahat. Ada Muslim Cyber Army (MCA), Saracen yang aktif memproduksi kabar-kabar hoax. Ini harus terantisipasi dengan Cawapres.

“Kondisi sekarang ini, meski Pak Jokowi dipasangkan dengan ulama paling alim sekali pun, tetap akan dilabeli jelek, tuh ulama sudah bisa dibeli. Karena ujaran kebencian ini sengaja dibuat lawan politik Pak Jokowi. Tetapi, setidaknya, kalau wakil itu dari hijau, bukan berarti PPP, kaum muda yang santri, kalangan agama, maka akan berkurang label yang disematkan seperti pro komunis, pro RRC, anti islam dan lain sebagainya,” tambahnya.

Kelima, masalah kenyamanan. Harus kimiawi antara presiden dan wakil presiden. “Karena itu, jika dalam tataran partai politik tidak ditemukan titik temu, maka, jalan keluarnya adalah menyerahkan kepada Pak Jokowi sebagai user. Kita tidak ingin presiden dan wakil presiden tidak sejalan, geger di tengah jalan. Kenyamanan Ini penting untuk proses pembangunan,” tegasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry