JAKARTA | duta.co – Dengan enteng Capres Jokowi menyebut tidak ada konflik agraria selama 4,5 tahun kepemimpinannya. Bahkan ia menyebut rakyat tidak lagi ganti rugi, tetapi ganti untung. Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam debat kedua pilpres 2019 yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2) malam.

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) langsung membantah pernyataan calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut dalam 4,5 tahun tidak terjadi konflik sosial terkait pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur.

KontraS melalui kicauan di akun Twitter @KontraS menuliskan bantahannya. “(Tidak ada konflik sosial yhaa). Pantauan KontraS: 702 konflik agraria, 1.6665.457 hektare lahan dikorbankan, 455 petani dikriminalisasi, 229 petani mengalami kekerasan, dan 18 orang tewas,” tulis KontraS.

KontraS menguatkan kicauan Greenpeace Indonesia yang juga membantah pernyataan Jokowi. Greenpeace Indonesia menyebut pernyataan Jokowi tidak sesuai fakta.

“Tidak ada konflik sosial? Hmm.. Faktanya konflik agraria masih jadi persoalan dalam beberapa tahun ini,” tulis @GreenpeaceID.

tirto juga menurunkan data kebakaran hutan.

Greenpeace melengkapi data aktivis lingkungan yang dikriminalisasi terkait pembangunan infrastruktur yang terjadi sepanjang tahun 2015-2018. Puncak kriminalisasi terjadi tahun 2018 dimana ada 62 aktivis yang dikriminalisasi.

“Percepatan infrastruktur seringkali mengabaikan hak-hak masyarakat lokal, seperti petani dan nelayan yang terusir dari laut dan tanahnya sendiri,” tulis Greenpeace Indonesia.

Pernyataan Jokowi ini mendapat banyak serangan, seperti menabur angin, menuai badai. Bunuh diri dengan data. Tak urung ia pun di-pret lantaran omongannya dinilai tak sesuai dengan kenyataan. (dem,rmol)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry