Sean Choir (kanan/dok.duta.co)

SURABAYA | duta.co – Pengamat politik dari kota santri (Jombang) Jawa Timur, Dr Sean Choir menilai hiruk pikuk politik belakangan ini masih dalam ‘teori karambol’. Dewan Pembina Ichdre (Islamic Center for Democracy and Human Rights Empowerment) ini menilai political game, yang menyoal keaslian ijazah Jokowi, hanya menjadi batu lompatan.

“Tapi ingat! Dalam rekam jejak politiknya, JKW (Jokowi) belum pernah kalah. Dengan siapa pun dan sehebat apa pun lawan-lawanya, faktanya dia tidak pernah kalah,” demikian disampaikan Sean Choir dalam catatan harian politiknya, Sabtu (26/4/25).

Pun ia menilai gerakan barisan sakit hati yang menyoal keaslian ijazah Jokowi, hanyanya permainan kecil. “Apalagi sekelas barisan sakit hati, seperti Roy Suryo dkk. Jadi, kita tahulah endingnya seperti apa nanti dari aspek hukumnya,” tegasnya.

Menurut Choir, jauh lebih penting adalah memahami di balik ‘isu ijazah JKW’ ke dalam pertarungan politik 2029 dan global. “Karena disinilah isu itu terus didaur ulang. Roy Suryo, Tifa, dkk bisa dianggap hanya sebatas proxy dari game besar itu. Mengapa? Karena agen globalis berpendirian, pemerintahan Prabowo adalah ancaman kepentingan barat di Asia Pasifik. Jadi, kepentingannya kompleks,” tegasnya.

Karena itu, lanjutnya, menumbangkan rezim ini adalah agenda besar.  Tetapi, kembali ke teori ‘karambol’. Karena untuk menumbangkan rezim Prabowo, harus dimulai dari pilar kuat utamannya. Dan itu ada di sosok JKW. Mengeluarkan JKW dari panggung politik Indonesia, agenda pertamanya.

Masih menurut Choir, setelah gagal mengusung isu korupsi, nepotisme, IKN dan inkonstitusionalisme untuk menyingkirkan JKW, maka ‘ijazah palsu’ adalah pilihan terakhirnya. “Tapi mereka lupa, bahwa JKW masih memegang gugus kendali hampir di semua pilar. Bukan matahari kembar, memang jaringannya sangat kuat,” pungkasnya. (mky)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry