SURABAYA | duta.co – Yusuf Hidayat, alumni PP Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, notabene Ketua Umum Himpunan Santri Nusantara (HISNU) menilai, bahwa, Pemilihan Gubernur (Pilgub) November 2024 adalah ‘jembatan emas’ bagi para santri Jawa Timur.

Posisi Pilgub 2024 sangat strategis. “Pilgub nanti lebih penting ketimbang 5 tahun lalu. Maka, jangan sampai retak, apalagi patah. Kemenangan Khofifah-Emil adalah harga mati demi kesinambungan pembangunan,” demikian Gus Yusuf panggilan akrabnya kepada duta.co, Sabtu (22/6/24).

Mantan Ketua LazisNU PCNU Surabaya ini, menjelaskan, mengapa Pilgub Jatim November nanti menjadi ‘jembatan emas’? Ini karena, warga Jatim – khususnya para santri – sudah berbulat tekad menjadikan pondasi pemberdayaan umat yang telah dibangun Gubernur dan Wakil Gebernur (Khofifah-Emil) lima tahun lalu, berkesinambungan, kokoh, dan tidak goyah.

“Jadikan Indonesia tangguh, Jawa Timur semakin kokoh, mandiri, inklusif  pada tahun 2045. Kondisi itu harus dibangun mulai sekarang. Kesinambungan beleid Pemprov Jatim terkait pemberdayaan warga, perlu dikuati. Jatim dalam kepemimpinan Khofifah-Emil telah membuat ‘Peta Jalan’ yang konkret, tinggal memperkuat,” terangnya.

Menurut Gus Yusuf, pemberdayaan warga Jatim merupakan salah satu alternatif atau strategi dalam meningkatkan SDM (sumber daya manusia). SDM yang handal. Ini sangat diperlukan guna menghadapi perkembangan perekonomian yang penuh daya saing sebagai tuntutan globalisasi.

“Jadi bukan tahap ecek-ecek, ini tahap serius. Sangat menentukan apakah kita sukses atau gagal dalam menjemput Indonesia Emas 2045. Saat itu, kita memiliki bonus demografi, di mana usia produktif jumlahnya mendominasi,” tegasnya.

HISNU, tambah Gus Yusuf, terus mencermati kebijakan-kebijakan pemerintah, agar terus berada dalam koridor pemberdayaan. “Peran politik dan penguatan ekonomi masyarakat di era globalisasi saat ini sangat diperlukan. Santri juga tidak boleh berpangku tangan, harus berperan aktif dalam pemberdayaan,” tegasnya.

Jawa Timur, tegasnya, dalam kepemimpinan Khofifah-Emil mampu menurunkan angka kemiskinan secara signifikan dua tahun terakhir sejak pandemi Covid 19. Pada periode Maret 2021 hingga Maret 2023, jumlah penduduk miskin tercatat berkurang 383.920 orang. Dari 34 Provinsi, jumlah penurunan penduduk miskin di Jatim tersebut tercatat paling tinggi. “Ini butuh kerja keras,” tegasnya.

Nah, kalangan santri, katanya, harus turut aktif dalam pemberdayaan ini. HISNU terus melihat ke mana arah kebijakan pemerintah. “Santri tidak hanya dituntut fokus belajar ilmu agama, namun juga belajar memiliki kemandirian ekonomi. Ketika terjun di masyarakat santri akan menjadi panutan dalam penerapan agama juga kemandirian ekonominya,” tambahnya.

Gus Yusuf juga menyebut One Pesantren One Product (OPOP) Jatim yang mendapat perhatian khusus Pemprov. Ini penting guna mendorong alumni Ponpes meningkatkan kemampuan bisnis supaya bisa mandiri secara ekonomi.

“OPOP awalnya hanya menyasar kalangan pesantren. Sekarang lebih luas lagi. Para alumni pesantren bisa meningkatkan kemampuannya dalam berbisnis. Kalau ada kesulitan, disiapkan sociopreneur (seorang yang berusaha menggunakan berbagai cara bisnis untuk mengatasi masalah bersama) untuk meningkatkan kemampuan berbisnis. Dengan begitu, ada guru, yang bisa mengajari alumni pesantren. Ini terobosan jitu, harus didukung,” urainya.

Sekarang, lanjutnya, mulai banyak alumni pesantren yang menekuni bisnis.  “Contohnya sudah banyak, alumni pesantren yang berhasil mengembangkan bisnis di berbagai sektor. Ada alumni yang memiliki bisnis kuliner, perumahan, kopi, madu, dan lain sebagainya. Karenanya, penetrasi ini tidak boleh berhenti. Dan, kemenangan Khofifah-Emil dalam Pilgub 2024 nanti, adalah harga mati,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry