PROYEK : Theresia Rustandi  Corporate  Secretary  PT Intiland Development Tbk dan Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk Archied Noto Pradono memberikan penjelasan sejumlah project Intiland di Jakarta. (duta.co/wiwik)

JAKARTA | duta.co-Tahun ini pertumbuhan pasar properti tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya dampak ekonomi global dan domestik. Karena itu pengembang harus jeli melihat kebutuhan pasar, baik itu konsumen end user maupun kalangan investor untuk bisa mempertahankan kinerja.

Seperti dikatakan Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono, ekonomi Indonesia memang tumbuh lima persen. Tapi pertumbuhan yang bagus tersebut tidak diikuti dengan pertumbuhan sektor properti secara signifikan.

“Ini tantangan bag bagi pengembang. Ditengah kondisi demikian, pengembang properti dituntut untuk jeli membaca kebutuhan pasar, sehingga produk yang dipasarkan bisa terserap. ‘Intiland fokus ke proyek yang sudah ada. Kami mendalami kebutuhan konsumen dengan mayoritas proyek yang digarap membidik kelas middle up. Karena landbank yang siap di kelas itu,” ujarnya di sela kegiatan Media Project Visit, kemarin (10/8).

Archied Noto Pradono menambahkan pada tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 10 persen atau senilai Rp 3,3 triliun. Hingga semester pertama sudah tercapai Rp 1,3 triliun.

”Kami akan dorong melalui proyek-proyek baru, salah satunya proyek South Quarter di Jakarta Selatan, ” katanya.

South Quarter merupakan proyek kawasan terpadu yang terdiri dari perkantoran, ritel dan residensial. Selain itu, dua proyek lain yang mendongkrak penjualan ialah Praxis dan Graha Golf yang berada di Surabaya. Konstruksi Praxis akan selesai pada tahun ini, sedangkan Graha Golf yang terdiri dari dua tower akan selesai tahun depan.

”Khusus di Graha Golf, sambil melihat kondisi pasar kami berencana menambah satu tower pada tahun depan,” terang Archied.

Tahun ini, belanja modal perseroan sebesar Rp 2 triliun yang didapat dari internal maupun financing. ”Semua untuk konstruksi, tidak ada belanja landbank,” lanjutnya.

Alokasi terbanyak untuk proyek-proyek di Jakarta. Seperti Fifty Seven Promenade yang merupakan pengembangan mixed use dan high rise di atas lahan seluas 3,2 hektare.

Meski tidak menambah landbank pada tahun ini, total landbank yang dimiliki sudah mencapai 2.000 hektare. Sebanyak 1.000 hektare di antaranya di Maja, Banten. Kemudian 30 persen di Surabaya dan sisanya 20 persen di Jakarta dan Jawa Barat.

”Kalau ada yang mau kerjasama kami welcome, tapi untuk sekarang ini kami kembangkan landbank milik sendiri,” jelasnya.

Intiland memiliki beberapa proyek yang tersebar di Jakarta dan Surabaya. Khususnya di Jakarta, proyek yang sudah berjalan maupun baru dikembangkan mulai dari perkantoran, high rise hingga landed house. Meliputi, Intiland Tower, Regatta, Serenia Hills, 1Park Avenue, South Quarter dan Fifty Seven Promenade. (imm)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry