JOMBANG | duta.co –  Menyambut  bulan suci Ramadan, berbagai cara dilakukan warga untuk menghormati bulan agung tersebut. Di Desa Wonokerto, Kecamatan Wonosalam,  Kabupaten Jombang,  misalnya. Warga yang berada di kawasan Gunung Anjasmoro tersebut, Minggu 14 Mei 2017 menggelar tradisi ritual  berupa  ruwah (ruwatan) desa.

Kegiatan yang dikemas sekaligus memperingati hari jadi Desa Wonokerto yang ke 128 tahun itu, dengan mengirab sebanyak 17 tumpeng raksasa hasil bumi. Berupa palawija, serta berbagai macam buah-buahan hasil dari petani yang ada di Desa Wonokerto.

Tumpeng dikirab sejauh dua kilometer dari lapangan SDN Wonokerto yang berada di Dusun Wonokerso menuju lapangan Polindes yang ada di Dusun
Pulerejo. Selain arak-arakan tumpeng, acara juga dimeriahkan dengan karnaval kostum dari warga desa  yang bagaikan peragawati, serta pakaian warok , yang ikut dalam karnaval tersebut.

Usai dikirap, seorang tokoh agama setempat memimpin doa di depan tumpeng. Selanjutnya, tumpeng yang sudah dipanjatkan doa tersebut,
dijadikan rebutan ratusan  warga yang hadir dalam acara itu.

Kepala Desa Wonokerto, Bambang Kuswoyo mengatakan, peringatan sedekah desa sebelum Ramadan ini juga sebagai wujud rasa syukur kepada  Sang Pencipta,  atas keberhasilan tanam warga serta sebagai bentuk merekatkan  gotong royong masyarakat.

“ Acara ini adalah sebagai perwujudan rasa syukur kepada Yang Kuasa,” ujarnya saat ditemui usai kirab tumpeng.

Bambang menambahkan, ritual ruwah desa merupakan agenda tahunan yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Pada tahun ini peringatan tersebut
berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika pada tahun sebelumnya satu dusun untuk satu tumpeng, maka pelaksanaan kali ini adalah setiap rukun tetangga yang ada di Desa Wonokerto membuat tumpeng hasil bumi sehingga total ada 17 tumpeng yang dikirab.

Menurut Bambang, animo masyarakat cukup tinggi.

“Jika dikehendaki maka acara ini bisa menjadi destinasi baru wisata di Kabupaten Jombang Jawa Timur,” pungkasnya. * rul

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry