
Kegiatan yang dikemas sekaligus memperingati hari jadi Desa Wonokerto yang ke 128 tahun itu, dengan mengirab sebanyak 17 tumpeng raksasa hasil bumi. Berupa palawija, serta berbagai macam buah-buahan hasil dari petani yang ada di Desa Wonokerto.
Tumpeng dikirab sejauh dua kilometer dari lapangan SDN Wonokerto yang berada di Dusun Wonokerso menuju lapangan Polindes yang ada di Dusun
Pulerejo. Selain arak-arakan tumpeng, acara juga dimeriahkan dengan karnaval kostum dari warga desa yang bagaikan peragawati, serta pakaian warok , yang ikut dalam karnaval tersebut.
Usai dikirap, seorang tokoh agama setempat memimpin doa di depan tumpeng. Selanjutnya, tumpeng yang sudah dipanjatkan doa tersebut,
dijadikan rebutan ratusan warga yang hadir dalam acara itu.
Kepala Desa Wonokerto, Bambang Kuswoyo mengatakan, peringatan sedekah desa sebelum Ramadan ini juga sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta, atas keberhasilan tanam warga serta sebagai bentuk merekatkan gotong royong masyarakat.
Bambang menambahkan, ritual ruwah desa merupakan agenda tahunan yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Pada tahun ini peringatan tersebut
berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika pada tahun sebelumnya satu dusun untuk satu tumpeng, maka pelaksanaan kali ini adalah setiap rukun tetangga yang ada di Desa Wonokerto membuat tumpeng hasil bumi sehingga total ada 17 tumpeng yang dikirab.
Menurut Bambang, animo masyarakat cukup tinggi.