SURABAYA | duta.co – Jangan main-main dengan jumlah sapi? Menjelang hari raya Idul Adha 2024, stok sapi siap potong untuk qurban meningkat. Menurut data Dinas Peternakan (Disnak) Jatim, ketersediaan sapi siap potong di Jawa Timur, sudah melebihi kebutuhan, jumlahnya 597.943 ekor. Benarkah?
Muthowif, Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar Jawa Timur (PPSDS Jatim), terus mencermati data Disnak tersebut. Ini lantaran, kenaikan sapi siap potong terus meroket. Bahwa kebutuhan sapi untuk qurban naik, itu pasti. Tetapi, angkanya masih sulit dipahami.
“Langkah Disnak mengumumkan kondisi stok sapi siap potong itu sudah benar. Penting agar masyarakat tidak panik terhadap kondisi harga sapi qurban. Tetapi, menurut hemat saya, stok sapi versi Disnak Jatim itu sangat diragukan,” tegas Muthowif kepada duta.co, Jumat (14/6/24).
Mengapa? Menurut Muthowif, sampai detik ini belum ada penjelasan kongkret, Misalnya, jumlah sapi tersebut tidak hanya untuk kebutuhan sapi qurban tahun ini saja, tapi ketersediaan sapi dalam satu tahun 2024. Dan itu untuk suplai sapi nasional (DKI, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan dan Lampung). “Mestinya rigit penjelasannya,” tambahnya.
Ia kemudian memberi contoh, kalau saja pernyataan Disnak Jatim itu benar, bahwa stok sapi potong di Jawa Timur melampaui kebutuhan, pertanyaannya adalah kenapa harga sapi potong terus mengalami kenaikan yang tinggi?
“Seperti yang terjadi menjalang Idul Adha sekarang, harga sapi potong timbang hidup di Jawa Timur mengalami kenaikan luar biasa. Mencapai Rp75.000,- per kilogram, jauh disbanding harga lazimnya, Rp50.000,- per kilogram,” urainya.
Masih menurut Muthowif, sekarang, satu ekor sapi mengalami kenaikan sekitar Rp4.000.000 sampai dengan Rp4.500.000,-. Angka ini luar biasa mahal. “Jika mengikuti kondisi harga sapi siap potong sekarang, maka, harga daging sapi segar di pasar tradisional akan mengalami kenaikan sampai Rp130.000,- per kilogram,” ujarnya.
Selama ini, lanjutnya, pasokan daging sapi di pasar tradisional Surabaya tidak hanya dari RPH Surabaya. Ada daging kerbau India masuk ke Jawa Timur dijual bebas di pasar tradisional. Belum lagi daging dari Sidoarjo dan Gresik.
“Kami berharap pemerintah pusat yang diwakili Kementerian Pertanian maupun Disnak Jawa Timur mengambil langkah strategis, melibatkan semua pelaku, baik peternak, jagal, feedlooter dan RPH. Ini penting duna mengantisipasi kenaikan harga daging segar pasca Idul Adha,” pungkasnya. (mky)