TRENGGALEK | duta.co — Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1439 H, jasa penukaran uang baru hampir sepanjang jalur protokol wilayah Kabupaten Trenggalek mulai menjamur. Uang baru dengan nilai tukar pecahan Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu sangat diminati konsumen.
Salah seorang penyedia jasa Elok (30) yang sudah lebih dari satu Minggu berada di Trenggalek mengatakan, permintaan konsumen dalam penukaran uang untuk kebutuhan lebaran cukup tinggi. Bisnis jasa penukaran uang ini dijalani sudah hampir 10 tahun dan di Trenggalek sendiri baru 6 tahun berjalan.
“Dari setiap uang yang ditukarkan saya mengambil jasa Rp 15 ribu, namun nanti saat mendekati lebaran karena stok sudah berkurang biasanya di kenai jasa hingga Rp 20 ribu. Misalnya kalau yang ditukar pecahan Rp 200 ribu maka penukar menyerahkan uang Rp 215 ribu,” ucap Elok, Minggu (3/6/2018)
Menurutnya, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya yang paling banyak ditukarkan adalah pecahan Rp 5 ribu dan Rp 10 ribu. Karena biasanya masyarakat membagikan uang untuk tradisi di hari raya dalam rangka berbagi rezeki dengan saudara dan tetangga.
“Saat menjelang lebaran permintaan uang baru semakin meningkat, lima hari menjelang lebaran jasa penukaran bisa mencapai Rp 5 juta per hari. Dengan demikian keuntungan kami per harinya mencapai sekitar Rp 400 ribu,” jelasnya
Elok menambahkan, bahwa bendelan uang baru tersebut dijamin asli. Karena masih berupa bendelan asli dari bank, jadi masyarakat tidak perlu kuatir akan keasliannya. Diakui sebelum menjajakan di pinggir jalan juga sudah ada pengecekan dari pihak yang terkait.
Sementara, menurut Puput (30), salah satu pengguna jasa penukaran uang mengatakan, setiap menjelang lebaran lebih memilih jasa penukaran, karena di samping tidak repot juga tidak usah mengantri atau bisa dibilang lebih mudah dan cepat.
“Seperti biasa, setiap tahun menjelang Hari Raya Idul Fitri kami menukarkan uang pada jasa penukaran uang yang mangkal di pinggir jalan. Prosesnya lebih mudah dan cepat tidak mengantri,” pungkasnya. (sup/ham)
