GURU: Ketua AGPAII Jatim, Mohammad Ghozali saat di Jatim Expo, Rabu (29/11). Duta/Tri S

SURABAYA | duta.co – Jawa Timur tengah mengalami krisis guru pendidikan agama Islam (PAI). Terbukti hingga November 2017 ini sertidaknya Jatim membutuhkan 7.937 guru PAI. Hal itu diungkapkan Ketua Dewan PImpimnan  Wilayah  (DPW) Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Jatim, Mohammad Ghozali, menjelang persiapan Kongres AGPAII ke III yang akan digelar di Surabaya pada 1-3 Desemnber 2017 mendatang.

Sebanyak 7.937 kekurangan guru PAI itu, lanjut Ghozali, tersebar hampir di semua kabupaten/kota di Jatim. Namun terbanyak yang membutuhkan guru PAI adalah di Kabupaten Jember dan Malang.  Untuk itu mendesak adanya penambahan sumber daya manusia (SDM) karena keberadaan gurui PAI terus mengalami penurunan seiring adanya moratorium serta banyaknya guru yang pensiun.

“Bayangkan setiap tahun ada yang pensiun, namun tidak pernah ada pengangkatan guru baru, sehingga sangat-sangat tidak ideal jumlah guru mengajarnya,” ujar Ghozali ketika ditemui di JX International Expo, Rabu (29/11/2017).

Menurut guru SDN Gosari di Ujung Pangkah Gresik ini, masalah yang mendesak adalah pengangkatan guru terutama yang selama ini hanya berstatus sebagai guru tidak tetap (GTT). “Di Jatim saja ada 10 ribuan guru honorer yang hanya berstatus GTT, meski masa kerjanya sudah belasan bahkan ada yang sudah puluhan tahun,” keluhnya.

“Semakin lama jumlah guru PAI semakin menurun, mengingat tiap tahunnya  ada 1000-an guru yang masuk masa pensiun. Jadi tidak ada cara lain lagi bagi pemerintah selain mengangat guru PAI,” tambahnya.

Ghozali lantas mengingatkan, salah satu program Presiden Joko Widodo adalah revolusi mental. Karena itu, jika ingin program revolusi mental ini berjalan maka merekrut guru-guru agama Islam yang berkompeten.

“Itu jika tidak ingin generasi muda kita seperti di Afghanistan, dimana mulai dari anak-anak sudah dimasuki paham-paham radikal. Saat ini kita harus mulai waspada mengingat paham-paham radikal juga mulai menyusup ke kalangan pelajar. Sudah saatnya merekrut guru PAI yang kompeten yang bisa menanamkan Islam yang Rahmatan lil Alamin,” tandasnya.

Untuk mewujudkan cita-cita di atas, DPP AGPAII akan menggelar kongres ke III di Surabaya 1-3 Desember 2017 mendatang. Kongres ini diperkirakan akan dihadiri  sekitar 10 ribu guru PAI dari seluruh Indonesia.

Menurut Ghozali, yang juga menjadi Ketua Panitia Kongres AGPAII ke III di Surabaya ini, pembukaan kongres akan digelar di JX International Expo. Sedangkan pelaksanaan kongres di Asrama Haji Surabaya. Kongres akan mengangkat tema ‘Memantapkan Keberagaman dan Merawat Keberagamaan untuk Kejayaan NKRI”.

Selain berusaha mengkomodasi pengangkatan guru PAI, kongres ini juga akan mengevaluasi pelaksanaan program  lima  tahun lalu sekaligus menyusun program lima tahun ke depan, termasuk  program pengembangan kualitas guru agama.

Sesuai tema yang diangkat, rencananya selain mengundang ketua DPW AGPAII dari seluruh Indonesia, pihaknya juga mengundang tokoh-tokoh agama dari berbagai Ormas keagamaan baik Islam maupun non Islam yang ada di Indonesia. “Semoga nantinya Bapak Presiden Jokowi, berkenan hadir membuka kongres kali ini,” tandasnya. rum

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry