Tampak Pakde Karwo dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi, tepuk tangan untuk peserta terbaik. (DUTA.CO/HUDA SABILI)

KEPULAUAN SERIBU | duta.co – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak personel Taruna Siaga Bencana (TAGANA) untuk meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap upaya pencegahan bencana dengan menerapkan manajemen hulu dan hilir.

Hal tersebut disampaikan Mensos dalam sambutan pada Peringatan HUT TAGANA ke-13 yang berlangsung di Lapangan Bola Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Tahun ini peringatan HUT TAGANA mengangkat tema “Meningkatkan Kesadaran Bencana Kepada Masyarakat”.

“Artinya begini, TAGANA sudah sangat terlatih dalam penanggulangan bencana, sekarang kita perkuat kepedulian dalam pencegahan bencana. Jadi dari hulu mereka sudah terlibat, misalnya dalam hal kepedulian terhadap lingkungan. Untuk pencegahan, kita bisa tanam mangrove, tanam terumbu karang, tanam pohon sebanyak-banyaknya sehingga hutan tidak gundul dan laut tidak abrasi,” katanya.

Dikatakan Mensos, sebelum bencana terjadi, ada upaya-upaya pencegahan yang dapat dilakukan. Salah satunya seperti Bhakti Sosial TAGANA dalam rangka HUT TAGANA yang berlangsung di Kepulauan Seribu kali ini.

“Saya ajak TAGANA menanam bibit pohon mangrove, penanaman rumput laut, penanaman terumbu karang, pembersihan lingkungan, serta pelepasan induk penyu sisik dan induk penyu hijau. Ini semata-mata agar kita juga mengambil langkah preventif di hulunya. Hulunya adalah rusaknya lingkungan dan daya dukung alam,” terang Mensos yang menekankan setiap kegiatan Apel dan HUT TAGANA diisi dengan kegiatan tanam pohon dan bersih lingkungan.

TAGANA merupakan relawan sosial terlatih yang berasal dari masyarakat, memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial. Jumlah personel di seluruh Indonesia pada 2016 mencapai 29.734 orang dan Sahabat TAGANA sebanyak 600.000 orang.

Kampung Siaga Bencana

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Mensos juga mengajak masyarakat meningkatkan kesadaran terhadap bencana melalui Kampung Siaga Bencana (KSB) dan penguatan pengetahuan kebencanaan pada berbagai unsur masyarakat.

“Keberadaan Kampung Siaga Bencana di lokasi rawan bencana di mana TAGANA sebagai fasilitatornya sangat penting dan terbukti mampu menambah jangkauan Kementerian Sosial dalam mengembangkan pendekatan Manajemen Kebencanaan Berbasis Masyarakat,” kata Mensos.

Dikatakan, jumlah Kampung Siaga Bencana di Indonesia saat ini mencapai 456 dan akan terus ditambah jumlahnya. Pada tahun 2017 ditargetkan akan ada 100 KSB lagi yang berdiri di berbagai wilayah rawan bencana.

Mensos mengungkapkan Indeks Resiko Bencana Indonesia mencatat ada 323 kabupaten/kota yang berpotensi tinggi atau rawan bencana alam. Sepanjang 2016 setidaknya ada 2.171 kejadian bencana di Indonesia dan berdasarkan data serta informasi bencana Indonesia jumlah korban meninggal mencapai 567 jiwa, 489 jiwa luka-luka, 2.770.814 mengungsi dan 23.628 unit rumah rusak ringan dan 5.750 unit rusak berat.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pada 2017 ini TAGANA merangkul kalangan jurnalis dari media cetak, online, televisi dan radio untuk dilatih menjadi Jurnalis Sahabat TAGANA. Total terdapat 40 jurnalis dari 27 media nasional. Jumlah tersebut akan terus ditingkatkan dengan memberikan penguatan kepada jurnalis di berbagai wilayah di Indonesia.

Jawa Timur Juara Lagi

Konsistensi dan kerja cepat Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) di bawah kepemimpinan Gubernur Dr H Soekarwo dalam menanggulangi setiap bencana serta upaya membina Taruna Siaga Bencana (TAGANA) di Jatim mendapat apresiasi dari pemerintah pusat.

Apresiasi ditandai dengan pemberian penghargaan kepada Gubernur Jatim sebagai Pembina TAGANA Berprestasi Tingkat Provinsi Tahun 2017 oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

Diterimanya penghargaan ini melengkapi penghargaan di bidang yang sama oleh Pakde Karwo. Jatim sebelumnya menjadi juara umum pada Lomba Simulasi tingkat Nasional pada Tahun 2010 dan 2016.

Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim mengatakan, penghargaan ini berkat keseriusan Pemprov Jatim bersama instansi/lembaga terkait menangani bencana, baik saat pra, saat berlangsung, maupun usai bencana, serta upaya dalam membina TAGANA, yang dituangkan dalam Pergub No 71/2016. Secara teknis, penanganan bencana dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim bersama lembaga terkait seperti TNI, Polri, swasta, dan masyarakat.

Menurut Pakde Karwo, TAGANA adalah garda terdepan bila terjadi bencana, dengan tugas sangat berat. Saat pra bencana memberikan sosialisasi tanggap bencana kepada masyarakat dan mendirikan KSB. Pada saat bencana terjadi, mereka membantu BPBD dan SAR untuk evakuasi korban, mendirikan dapur umum, menyalurkan bantuan logistik. Sementara, pasca bencana melakukan psikososial dan pendampingan korban. “Itulah sebabnya kami mengapresiasi dan sangat memperhatikan TAGANA,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Mensos Khofifah mengatakan, pihaknya memberikan penghargaan terbaik kepada Pakde Karwo karena mampu menanggulangi bencana dengan baik dan cepat, mempedulikan TAGANA, baik lewat Pergub maupun memberikan anggaran untuk kesejahteraan TAGANA.

“Kami memberikan penghargaan ini karena prestasi Pakde Karwo yang mendukung TAGANA dengan luar biasa, seperti membentuk sembilan titik KSB sejak 2010, menyiapkan lumbung sosial, pemberian lauk pauk, honor, setiap tahun memberi 300 stel seragam PDH dan PDL kepada TAGANA, dan memberikan bantuan stimulan pada eks korban bencana,” katanya.

“Konsistensi dan kepedulian Pakde Karwo membina TAGANA juga dibuktikan saat Jambore TAGANA di Balikpapan, Kalimantan Timur pada September 2016 lalu, saat itu kontingen TAGANA Jatim berhasil menyabet Juara Umum. Semoga prestasi Jawa Timur ini menginspirasi provinsi dan kabupaten/kota lain untuk serius membina TAGANA,” ujarnya. (hud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry