Oleh: Suparto Wijoyo

JATIM BANGKIT. Tegas, lugas, singkat. Itulah tema yang diambil dalam HUT Ke-76 Tahun Provinsi Jawa Timur. Pada HUT ini Jatim medapatkan kado besar dengan pengawalan pembangunan smelter di Gresik oleh Presiden Joko Widodo. Proyek yang menyerap lebih dari 40 ribu tenaga kerja ini tentu sangat menggeliatkan ekonomi Jatim.

Gubernur Jatim, Bunda Khofifah Indar Parawansa pun rela menunda perayaan HUT Jatim yang 12 Oktober, bergeser ke 13 Oktober, demi gupuh-suguh-lungguh atas kerawuhan Presiden di tlatah Jatim.  Proyek yang direntang sejak kepemimpinan Pakde Karwo itu memenuhi cita Nawa Bhakti Setyayang diusung Bunda Khofifah. Sebuah keberlanjutan kepemimpinan yang menggembirakan.

Jatim pun bergerak dalam perubahan yang cepat tetapi tepat. Konstalasi birokrasi serta dunia yang terus bergerak mengatasi pandemi Covid-19 sesuai kaedah pemerintahan yang hadir memberikan pelayanan kepada rakyat. Posisi Jatim sebagai pelopor perubahan pelayanan publik yang TOP musti dapat dipertahankan serta ditingkatkan daya jangkaunya pada atmosfer abad ke-21 yang pada sisi-sisi tertentu sangat problematik.

Terhadap hal ini saya teringat pandanganJames Goldsmit melalui pidatonya, The Trapyang disampaikan dihadapan 2000 orang di Grand Amphitheatre Universitas Sorbonne, Paris bahwa:Setiap masyarakat di dunia modern sedang menghadapi problem rumit dan tidak ada solusi yang sederhana dan universal. Tetapi banyak di antara problem ini memiliki akar yang sama. Ilmu, teknologi dan ekonomi telah diperlakukan oleh masyarakat modern ini sebagai tujuan itu sendiri, bukannya sebagai sarana penting untuk meningkatkan kesejahteraan.

Pemprov Jatim terpotret tahu persis arti pidato itu sehingga mampu mambawa Jatim ke arah “jalan baru yang benar” dengan diapresiasi nasional selama ini.  Peran negara dan pemerintah untuk mensejahterakan rakyat harus ditata kembali dalam lingkup economic performanceregional maupun nasional dan lokal.

HUT ini haruslah dapat dijadikan inspirasi bagi masyarakat Jawa Timur dalam mengembangkan kreativitas yang menghasilkan produk barang dan jasa yang berkualitas dengan mengeksplore sumber daya yang dimiliki. Hasil produk barang dan jasa masyarakat Jawa Timur yang berkualitas akan memiliki nilai ekonomi tinggi. Melihat kemajuan perekonomian Jatim yang semakin membaik saya yakin dan optimis masyarakat Jawa Timur mampu menembusnya untukmewujudkan Negara Kesejahteraan sebagaimana dimanatkan oleh UUD 1945.

Tata kelola pemerintahan tidak lagi dapat dilihat secara parsial dan tradisional. Era globalisasi membawa negara pada kosmologi ekonomi yang terkontrol secara internasional melalui beragam international agreement dengan ruang Pasar Bebas.

Sektor-sektor dalam kehidupan publik yang menyangkut state (public sector – society-private sector tidak bisa lagi dilakukan menurut standard organisasi pemerintahan konvensional, tetapi dengan menerima kenyataan bahwa negara musti dibaca sebagai “korporasi” yang menggerakkan ekonomi suatu wilayah berikut penduduknya yang tergerak secara global-nasional-lokal. Pergerakan ekonomi yang saling mempengaruhi (berapapun besar-kecilnya) telah menjadi momentum yang menandakan lahirnya public-sector reformdimana kebijakan institusional negara diukur dalam kerangka “corporation” yang dapat dievaluasi oleh rakyat.

Kinerja ekonomi yang telah dicapai merupakan pijakan yang harus terus diperkokoh lahirnya Jawa Timur sebagai the emerging province yang dapat dikategorisasi untuk turut dalam the emerging and developing economies sebagaimana pernah tumbuh di Eropa.

Peran ini diambil guna menjaga agar suatu negara (apalagi NKRI) mampu menjalankan keberadaan dirinya dengan menyadari akan pentingnya sebuah negara bangsa (nation-state) yang telah diproklamasikan. Pemerintah Negara Indonesia mendapatkan amanat konstitusional dan ideologis untuk mewujudkan tujuan negara.

Terhadap hal ini secara yuridis-ekonomik saya teringat pemikiran sistematis yang telah lama disodorkan oleh W. Friedman (1971) mengenai The State and The Rule of Law in A Mixed Economy.  Dikemukaan bahwa terdapat empat fungsi negara dalam ekonomi campuran yang telah berkembang di dunia. Keempat fungsi negarabagi saya bukan untuk dibenturkan tetapi disinergiskan secara harmonis dalam melakukan penataan kehidupan perekonomian nasional suatu bangsa.

Negara dibentuk memang untuk menyediakan layanan publik (public-services) bagi rakyatnya dengan fungsi provider, sekaligus harus mengendalikan perilaku ekonomi dalam bingkai fungsicontroller, termasuk pada aktivitas badan usaha milik negara (BUMN/BUMD) – public sectors atau swasta (BUMS) – private sector, karena negara berfungsi selaku entrepreneurdengan tetap menjamin keadilan bagi seluruh pelaku ekonomi,mengingat negara memangku juga memangku fungsi umpire.

Fungsi NKRI secara ekonomi dalam pikiran W. Friedmann sebenarnya telah diformulasikan pada norma hukum Pasal 33 dan Pasal 34 UUD 1945. Norma hukum yang tercermin dalam Pasal 33 dan Pasal 34 UUD 1945 memberi pesan fundamental mengenai penyelenggaraan perekonomian nasional yang pada hakekatnya negara harus hadir dan dirasakan keberadaannya oleh rakyat di segala kebutuhannya.Rakyat harus diperlakukan sebagai pemilik sejati negara yang harus memiliki akses kepada semua sumber daya negara. Interkoneksi antar sektor ekonomi dibangun dengan komitmen  dariprovider, regulator, dan korporasi maupun wasit.

OPOP (One Pesantren One Product) adalah khazanah inovasi Jatim untuk menggelombangkan karakter pesantren yang bertransformasi secara integratif: lembaga religi sekaligus ekonomi.Ini merupakanjejakBunda Gubernur   untuk pengembangan budaya(corpora)te cultur)pesantren-santri-masyarakat. Jatimmenyodorkan Jalan Baruperwujudan Negara Kesejahteraan.

Bukankah kita semua menyadari bahwa masa depan memang menyediakan pikiran baru (new thingking), pilihan baru (new choices) dan awal baru (new beginnings), tetapi masa depan baru itu dimulai dari komitmen leader dalam mengambil keputusan yangtepat kata (perumusan), tepat pijakan dan tepat waktunya. Dirgahayu Jatim

*Wakil Direktur Bidang Riset, Pengmas, Digitalisasi dan Internasionalisasi Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry