Fauziyatun Nisa – Dosen Kebidanan FKK

Setiap bayi yang dilahirkan mempunyai hak untuk hidup sehat dan mengalami fase tumbuh kembang yang optimal. Mereka adalah generasi penerus yang akan melanjutkan roda pembangunan suatu bangsa.

Namun ironisnya di lingkungan sekitar kita masih banyak kita temui anak usia toddler yaitu masa pertumbuhan emas dari siklus kehidupan yang terlihat lebih kecil dari usianya.

Pertumbuhan tinggi badan dan berat badan juga tidak sesuai dengan umur yang seharusnya. Perkembangan motoric maupun social juga mengalami  keterlambatan. Kondisi seperti ini disebut dengan stunting. Ingat, jangan anggap remeh kondisi yang seperti ini!

Stunting disebabkan karena seorang anak kekurangan nutrisi dalam jangka waktu yang lama. Mulai sejak kehamilan sampai anak berusia dua sampai tiga tahun. Stunting ini baru diketahui apabila anak berusia dua tahun.

Kekurangan nutrisi kronis sejak dalam kandungan hingga periode emas tumbuh kembang anak ini bisa berdampak panjang dan mempengaruhi kondisi anak tersebut selama kehidupannya.

Mulai dari keterlambatan berfikir, anak sulit bergaul, mudah sakit, gangguan pencernaan sampai penyakit metabolisme seperti diabetes mellitus, jantung dan ganngguan pencernaan kronis.

Hal ini bisa dicegah sejak ibu merencanakan kehamilan dengan mengkonsumsi asam folat dan pemenuhan gizi yang lengkap.

Dilanjutkan dengan pemeriksaan kehamilan yang teratur. Selama Sembilan bulan ibu mengandung terjadi proses tumbuh kembang janin intra uterin yang membutuhkan nutrisi yang optimal.

Menjadi tugas seorang ibu untuk menjaga kehamilannya agar berlangsung sehat. Diperlukan rasa nyaman yang mutlak bagi ibu hamil selama sembilan bulan mengingat banyak perubahan hormon kehamilan yang bisa mempengaruhi fisik maupun psikis ibu.

Namun masih banyak ibu yang merasa nyaman pada masa kehamilannya membuat ibu tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur karena dirasa tidak mengalami keluhan.

Pemeriksaan kehamilan yang teratur sangatlah penting untuk mendeteksi kondisi ibu dan janin. Bahkan meskipun ibu tersebut tidak mengalami keluhan apapun.

Pemeriksaan kehamilan tetaplah harus dilakukan agar ibu bisa mengetahui pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya apakah mengalami pertumbuhan yang normal. Menghindari persalinan premature, perdarahan persalinan dan komplikasi masa nifas.

Pemeriksaan kehamilan paling sedikit dilakukan sekali selama kehamilan (K1) dan minimal 4 kali dengan rincian satu kali pada trimester 1, satu kali pada trimester 2 dan dua kali pada trimester 3 (K4).

Keteraturan pemeriksaan hamil juga bisa dilakukan lebih intensif dengan melakukan control satu bulan sekali sampai usia kehamilan 28 minggu, dua minggu sekali selam kehamilan berusia 29-35 minggu dan lebih sring satu minggu sekali pada usia kehamilan 36 minggu sampai menjelang persalinan. Selama pemeriksaan kehamilan ibu akan mendapat pelayanan kesehatan baik secara fisik maupun psikis.

Ibu akan diberi pendidikan kesehatan tentang nutrisi dan gizi selama kehamilan. Normal berat badan ibu selama trimester satu naik minimal 1 kg, dan 0.5 kg pada trimester berikutnya pada tiap bulannya. Kondisi ini akan selalu mendapat pengawalan dari petugas kesehatan selam ibu melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur.

Ibu yang jarang melakukan pemeriksaan kehamilan tidak akan mengetahui adanya komplikasi yang timbul selam kehamilan.

Berat badan yang tidak meningkat, pemeriksaan lingkar lengan atas yang kurang dari 23,5 dan taksiran berat janin dalam perkembangan tiap bulannya. Hal ini  sangat penting untuk mencegah persalinan premature dan kejadian berat badan lahir rendah.

Pemeriksaan tinggi fundus uteri menggunakan midline sangat penting untuk mengetahui taksiran berat janin selama dalam kandungan. Jika salah satu parameter diatas dialami oleh ibu maka akan dilakukan konseling dan tindak lanjut agar keadaan ibu membaik.

Taksiran berat janin selama kehamilan adalah salah satu parameter penting untuk mengetahui pertumbuhan janin dalam kandungan.

Taksiran berat janin yang tidak sesuai dengan usia kehamilan baik itu lebih rendah maupun janin besar bisa menimbulkan gangguangguan tumbuh kembang janin dalam kandungan dan bahkan berlanjut setelah bayi lahir.

Ibu hamil yang jarang melakukan pemeriksaan karena tidak ada keluhan, factor ekonomi, kurangnya pengetahuan, rendahnya kesadaran tentang pemeriksaan kehamilan dan lainnya bisa menjadi start awal hilangnya pengawasan pada tumbuh kembang janin dalam kandungan.

Sehingga kondisi bayi pada saat lahir apakah itu premature , kacacatan, dan berat badan lahir rendah tidak akan bisa dicegah. Kondisi ini

Oleh karena itu menjadi tugas kita bersama antara keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat untuk memotivasi ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ke petugas kesehatan.

1000 hari masa kehidupan diawali sejak dimulainya pembuahan sampai anak berusia 2 tahun.

Apabila masa kehamilan terjadi komplikasi pada ibu maupun janin maka resiko komplikasi persalinan dan resiko gangguan tumbuh kembang bayi mungkin bisa timbul. Dan hal ini akan menetap dan berdampak selama kehidupan. Mari periksa kehamilan secara teratur! *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry